Tio Ciu Pan di Pantai Labu

Sejumlah laki-laki dan perempuan menggunakan busana sutra dari Tiongkok tampak begitu elegan

zoom-inlihat foto Tio Ciu Pan di Pantai Labu
Tribun Medan / Fahrizal
TRIBUN-MEDAN.com - DELISERDANG - Sejumlah laki-laki dan perempuan menggunakan busana sutra dari Tiongkok tampak begitu elegan memainkan drama. Pakaian mereka dibordir dengan manik-manik yang terlihat indah dipadukan kain beludu yang biasa digunakan oleh orang-orang kerajaan dinasti China. Jumat (22/04/2011)


Wajah mereka dirias dengan bedak yang terliat tebal, namun dilukis dengan cat yang begitu elok dan sesuai dengan karakter wajah. Sesekali mereka memperagakan keahlian berpedang dan memainkan tongkat. Para pemain drama itu sedang memerankan opera dikenal dengan Tio Ciu Pan.

 

Even itu menyambut ulang tahun Dewa Go Ya Kong (Dewa yang dipuja penganut Go Ya Kong), di Klenteng Go Ya Kong, Kecamatan Pantai Labu, Deli Serdang, Kamis (22/4) malam.

 

Opera Cina yang usianya sudah berabad-abad tersebut menghibur warga di kawasan itu hingga 3 Mei 2011. Opera Tio Ciu Pan disaksikan banyak pengunjung, namun di dominasi oleh golongan tua suku Tionghoa. Sudah selama tujuh hari ini mereka manggung di klenteng yang juga dirancang sebagai panggung teater tersebut.

 

Mereka menyaksikan opera itu untuk melihat budaya yang telah lama lenyap di Sumatera Utara namun baru empat tahun ini digelar secara regular, “ini sudah keempat kalinya digelar di Pantai Labu,” kataYusrin seorang budayawan dari Lubuk Pakam.

 

Yusrin yang ditemui di Kota Lubuk Pakam mengatakan bahwa opera ini telah lama hilang sejak masa orde baru, “pada masa orde baru opera ini tidak diperbolehkan untuk ditampilkan,” katanya. Jadi sudah satu generasi Tio Ciu Pan ini hilang.

 

Ia mengatakan sulit sekali untuk membangkitkan kecintaan generasi muda untuk menyukai opera yang dipopulerkan dan aslinya berasal dari propinsi Guangdong, Cina.

 

Oleh sebab itu ujar Yusrin, berdasarkan fakta inilah opera Tio Ciu Pan itu digelar kembali khususnya di Sumatera Utara. Namun memakai pemain yang berasal dari Cina. Ia menyebutkan bahwa opera ini tadinya banyak dimasayarakatkan di Sumatera Utara dan Kalimantan. Sebab di wilayah ini banyak orang Tionghoa yang berasal dari suku Hokkien.

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved