Kolam Camplong Tidak Terawat
Kolam Oenaek di yang berada di kawasan wisata alam, Camplong, Kabupaten Kupang
TRIBUN-MEDAN.com, KUPANG - Kolam Oenaek di yang berada di kawasan
wisata alam, Camplong, Kabupaten Kupang kini terkesan diabaikan. Kawasan
yang menjadi salah satu tujuan wisata masyarakat Kota Kupang, Kabupaten
Kupang dan TTS ini kini terkesan tidak terawat.
Pantauan, Pos-Kupang.Com, Rabu (4/5/2011), beberapa warga setempat nampak bebas mencuci di mata air tersebut. Beberapa lagi di antaranya dengan leluasa bereneng di dalamnya. Meski volume air dalam kolam nampak masih banyak, namun terlihat kotor dan berlumpur.
Nampak jelas di dasar kolam terlihat tumpukan sampah maupun dedaunan kering yang sudah mengendap. Kondisi ini menimbulkan air langsung berwarna kecoklatan bila ada benda yang menyentuhnya.
Tiga unit kamar mandi yang berada di bagian bawah pun nampak sudah tidak digunakan. Sementara loket di pintu masuk pun nampak penuh coretan dan kotor. Bangku yang biasanya ditempatkan di bawah pohon untuk pengunjung pun sudah tidak kelihatan.
Beberapa warga yang ditemui mengaku kondisi ini sudah lama terjadi. Meski demikian, warga mengaku bahwa petugas setempat selalu menarik retribusi bagi pengunjung terutama di hari libur dan hari minggu.
Di kawasan kolam renang itu terdapat satu ekor buaya dan ular sanca Timor. Dua ekor binatang ini masing berada dalam kerangkeng besi. Sampai saat ini kolam Oenaek dikelola Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
Riki Loe warga RT 1 RW 1, Kelurahan Camplong, mengatakan, sebaiknya pengelolan kolam Oenaek di serahkan ke Dinas Pariwisata Kabupaten Kupang. Sebab selama dikelola BKSDA kolam Oenaek sangat tidak terawat. "Saya tidak tahu uang retribusi yang ditagih kepada pengunjung apakah juga masuk dalam PAD Kabupaten atau tidak," katanya.
Pantauan, Pos-Kupang.Com, Rabu (4/5/2011), beberapa warga setempat nampak bebas mencuci di mata air tersebut. Beberapa lagi di antaranya dengan leluasa bereneng di dalamnya. Meski volume air dalam kolam nampak masih banyak, namun terlihat kotor dan berlumpur.
Nampak jelas di dasar kolam terlihat tumpukan sampah maupun dedaunan kering yang sudah mengendap. Kondisi ini menimbulkan air langsung berwarna kecoklatan bila ada benda yang menyentuhnya.
Tiga unit kamar mandi yang berada di bagian bawah pun nampak sudah tidak digunakan. Sementara loket di pintu masuk pun nampak penuh coretan dan kotor. Bangku yang biasanya ditempatkan di bawah pohon untuk pengunjung pun sudah tidak kelihatan.
Beberapa warga yang ditemui mengaku kondisi ini sudah lama terjadi. Meski demikian, warga mengaku bahwa petugas setempat selalu menarik retribusi bagi pengunjung terutama di hari libur dan hari minggu.
Di kawasan kolam renang itu terdapat satu ekor buaya dan ular sanca Timor. Dua ekor binatang ini masing berada dalam kerangkeng besi. Sampai saat ini kolam Oenaek dikelola Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
Riki Loe warga RT 1 RW 1, Kelurahan Camplong, mengatakan, sebaiknya pengelolan kolam Oenaek di serahkan ke Dinas Pariwisata Kabupaten Kupang. Sebab selama dikelola BKSDA kolam Oenaek sangat tidak terawat. "Saya tidak tahu uang retribusi yang ditagih kepada pengunjung apakah juga masuk dalam PAD Kabupaten atau tidak," katanya.