Kebebasan Pers
Kebebasan Pers Ada Batasan Sama di Dunia
Sementara itu, narasumber lain dalam seminar yang dilaksanakan dengan kerjasama Pusham Unimed, PWI, dan Asian Agri ini adalah War Djamil SH
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Sementara itu, narasumber lain dalam seminar yang dilaksanakan dengan kerjasama Pusham Unimed, PWI, dan Asian Agri ini adalah War Djamil SH, Senior Editor Harian Analisa. Dengan membawakan topik antara kebebasan, kesadaran dan etika bermedia.
Djamil mengamini perkataan Syahrir yang mengatakan kebebasan pers bukan tanpa batasan. Bukan saja di Indonesia, namun juga di seluruh negara di dunia keterbatasan itu ada.
Masyarakat atau publik harusnya tahu batasan itu dimana. Sehingga bisa memberikan koreksi atau semacam respek akan hasil produk dari media. Dengan kondisi seperti ini diharapkan akan mampu menciptakan siklus yang sehat.
Hingga saat ini, kebebasan mendirikan perusahaan pers masih dijamin undang-undang. Kondisi ini yang justru dimanfaatkan kelompok-kelompok yang sesungguhnya tidak professional dibidangnya.
Meski belum memiliki sebuah kompetensi, namun sebuah media tetap terbentuk dan berjalan sebagaimana layaknya media yang layak menurut undang-undang.
Sehingga sering sebuah berita yang disajikan di media tidak sesuai dengan UU Pers dan KEJ. (afr/www.tribun-medan.com)