Tolak Kenaikan BBM

Martono Masih Alami Sesak Nafas Pasca Tertembak

Berdasarakan data dari Tim Advokasi KRSU, ada dua korban tembakan peluru karet dan gas air mata

Laporan wartawan Tribun Medan/M Azhari Tanjung

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Berdasarakan data dari Tim Advokasi KRSU, ada dua korban tembakan peluru karet dan gas air mata pada aksi Kongres Rakyat Sumatera Utara dibandara Polonia yang berujung bentrok degan ribuan Brimob dan PHH poldasu dan diback up oleh ratusan TNI AU dan TNI AD pada senin (26/3/2012).

"Korban pertama Mantono (30) dari  organisasi FRB luka pd bagian dada dirawat inap di RS Elisabet, Suwito 32 tahun dari organisasi SBSI 92 PK PT indo kencana Tamora luka pada bahu kanan dirawat di Klinik Mitra Sehat," ucap kordinator Kontras Sumut Muhrizal Syahputra yang tergabung dengan TIM Advokasi KRSU.

Ia sendiri menyesalkan adanya jatuh korban dari masa KRSU. Ia juga mengatakan, kedua korban tersebut sebenarnya tidak berada dibarisan depan dimana pada saat itu massa sedang terlibat baku hantam dengan pihak keamanan.

"Keduanya saat itu sedang duduk memantau rekan mereka yang bentrok dengan keamanan seperti Martono yang saat itu sedang duduk di marka jalan dekat Petronas," jelasnya

Sedangkan,  Jumaida Hutahuruk (26)dari organisasi  Perempuan Mahardika mendapatkan luka seperti lemparan pada lengan kanan. Dan eris Mahasiswa HMI fisip USU luka lebam akibat pengeroyokan.

Senada juga disampaikan ketua SPSI 1992 Pahala Napitupulu, ia mengatakan anggotanya yang terkena tembakan suwito saat itu tidak ikut dengan aksi massa yang sedang bersitegang dengan polisi.

"Suwito saat itu hanya berdiri-diri melihat masa dengan polisi saling baku hantam dekat petronas, namun dirinya juga terkena peluru karet," terangnya.

Saat ini sambungnya suwito sudah pulang dan tidak di rawat lagi di rumah sakit. Namun sampai sekarang, kondisinya sesak nafas.

Ia menilai aksi polisi dengan melakukan penembakkan melukai perasaan para buruh. "Saat ini para buruh sudah marah karena rekannya terkena tembakan, kalau demo lagi kita belum tahu lagi kapan, tapi sekarang yang kami lakukan, menenangkan massa yang saat ini sedang marah," terangnya

Sementara itu Mantono (30) Warga Desa Kwala Begumit Kecamatan Binjai Kabupaten Langka dari  organisasi FRB luka pd bagian dada, saat ini masih mendapatkan perawatan intensif di rumahsakit elisabeth. Ia sendiri, saat ini juga mengalami sesak nafas akibat tembakan itu.

Pantauan tribun-medan.com, luka Martono juga membesar pada bagian dada. Saat kejadian tersebut dirinya membantah saat itu dia juga ikut dalam konfrontasi masa dengan pihak kepolisian.

"Aku sedang duduk-duduk di marka jalan melihat kawan-kawan yang sedang terlibat baku hantam dengan polisi, dekat petronas, tiba-tiba saja, dada aku seperti terkena lemparan benda keras, ku lihat didada ternyata sudah berdarah," sebutnya yang masih berada di ruang ICU.

Ia menjelaskan, peluru yang mengenai dadanya tersebut, bentuknya besar. Namun sejak tertembak, dirinya kesulitan untuk bernafas.

"Besar pelurunya, langsung sesak nafas ku, aku dibawa kesini sama kawan-kawan," terangnya.

Sementara itu, pihak Elisabeth masih juga belum memberikan komentar terkait aksi tersebut. Alfred, Humas RS Elisabeth ketika di hubungi juga tidak mau memberikan  komentar.

"Saat ini dia masih di ICU, sudah ya," ucapnya singkat sambil mematikan telepon.

Terpisah, pantauan tribun 500an buruh yang tergabung dalam KSBSI dan SBSI  siang tadi berkumpul di lapangan merdeka. Kumpulnya para buruh tersebut untuk menggelar unjuk rasa di halaman gubernur sumut, dan DPRD Sumut untuk menolak kenaikan  ВВМ.

Sebelum masa berkumpul di lapangan merdeka, para buruh sempat terlibat pertikaian dengan pihak perusahaan di tempat mereka bekerja seperti di PT growth jln Yos sudarso. Masa sempat melakukan sweeping kepada buruh yang saat itu bekerja.

Bahkan, sempat terjadi lemparan batu kearah pabrik-pabrik di kawasan JL Yos Sudarso. Lemparan batu tersebut, karena buruh kecewa, perusahaan tidak memberikan ijin kepada buruh untuk berunjuk rasa.

Aksi lemparan batu tersebut mereda ketika, para buruh akhirnya bergabung dengan buruh lainnya untuk melakukan aksi demonstrasi.

"Ya tadi buruh lempar-lemparan batu, karena tadi ada perusahaan tidak mengijinkan buruh lainnya untuk ikut demonstrasi," sebut jono buruh PT growth yang ikut dalam aksi demonstrasi tersebut.(ari/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved