PLTU Pangkalansusu Stop, PLTA Asahan dan Inalum Diminta Beroperasi
PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Utara akan meminta PLTA Asahan I dan PLTA Inalum yang sedang dalam perawatan untuk beroperasi.
Laporan Wartawan Tribun Medan/Liston Damanik
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Utara akan meminta PLTA Asahan I dan PLTA Inalum yang sedang dalam perawatan untuk beroperasi.
Usaha ini dilakukan untuk menutupi kekurangan pasokan listrik akibat tidak beroperasinya PLTU Pangkalan Susu setelah tiga tower transmisi di daerah itu roboh akibat pencurian member tower.
“Kami juga akan mencoba menaikkan produksi PLTU Nagan Raya. Saat ini kan produksinya 70 MW. Nanti akan dinaikkan sampai 100 MW,” kata General Manager PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Utara Bernadus Sudarmanta, Kamis (19/2/2015).
Menurutnya, tidak beroperasinya PLTU Pangkalan Susu kemungkinan akan menyebabkan pemadaman. Kondisi stabil selama dua hari sejak tidak beroperasi PLTU Pangkalan Susu diduga karena saat ini masih dalam momen liburan Tahun Baru Imlek.
“Untuk pekan depan saya belum yakin apakah akan ada pemadaman atau tidak. Tapi kalau pun ada, tidak akan terlalu mengkhawatirkan. Akan kami upayakan meningkatkan produksi pembangkit yang lain,” ujarnya.
Menurut Bernadus, kondisi seperti ini menunjukkan pentingnya cadangan pasokan listrik yang sampai sekarang belum dapat dicapai di Sumut. “Beginilah kalau kondisi operasi tanpa cadangan,” katanya. Tiga tower di Desa Tanjung Sari, Pangkalan Susu roboh, Selasa malam (19/2/2015).
Dari penelusuran petugas Polsek Pangkalan Susu dan Koramil Pangkalan Susu bersama petugas PLN, ditemukan banyaknya member tower (main bracing) yang hilang dicuri orang tak dikenal yang menyebabkan kekuatan struktur tower menjadi labil dan akhirnya roboh yang juga dipengaruhi oleh hujan dan angin yang terjadi Selasa malam.
Langkah awal yang akanditempuh oleh PLN adalah memasang tower darurat sementara sebanyak lima tower agar dapat segera mengalirkan energy listrik ke subsistem kelistrikan Sumatera Bagian Utara. Pemasangan kelima tower emergency ini membutuhkan waktu sekitar 6-7 hari, mengingat medan yang cukup berat di lapangan, misalnya untuk mencapai lokasi tower nomor 216, harus menggunakan perahu karena berada di tengah-tengah areal tambak dan payau.
Diperkirakan, untuk pembongkaran dan pemasangan 3 tower pengganti ini, membutuhkan waktu 2 bulan dengan bekerja secara paralel pada ketiga lokasi tower robohdimaksud. Dengandemikian, maka transmisi 275 kV Pangkalan Susu – Binjai akan beroperasi sementara dengan tower darurat (diperkirakanoperasi 25 Februari 2015) danakanberoperasi seperti sedia kala pada tanggal 18 April 2015 yang akandatang.
(ton/tribun-medan.com)