Baca Selengkapnya di Tribun Medan

Prospek Emas Makin Suram Tahun Depan

Harga emas tertekan setelah posisi dolar AS perkasa pasca keputusan The Fed. Investor emas saat ini tengah memprediksi terjadinya prospek

shutterstock
Emas 

- Pelaku Pasar Cermati Peluang The Fed Naikkan Suku Bunga

TRIBUN-MEDAN.com, JAKARTA - Harga emas tertekan setelah posisi dolar AS perkasa pasca keputusan The Fed. Investor emas saat ini tengah memprediksi terjadinya prospek pengetatan kebijakan AS hingga tahun depan.

Apalagi, Pimpinan The Fed Janet Yellen mengatakan suku bunga acuan akan naik secara bertahap tergantung data tenaga kerja dan inflasi.

"Jika The Fed akan menaikkan suku bunga sebanyak empat kali pada tahun depan, hal ini akan berdampak negatif bagi emas. Saya bearish terhadap emas,"kata Bob Takai, Chief Executive Officer and President Sumitomo Corp Global Research, seperti dikutip dari Kontan, Kamis (17/12).

Meski demikian, 17 dari 28 trader dan analis yang disurvei Bloomberg meramal, harga emas akan melaju pada 2016. Estimasi rata-rata dari 17 analis itu adalah 1.200 dolar As per troy ounce hingga akhir tahun. Artinya, kenaikannya sekitar 12 persen dari posisi saat ini.

Kemerosotan harga emas diprediksi tidak akan berakhir hingga pengujung tahun ini. Di tahun 2016, tekanan harga emas masih akan berlanjut. Faisyal, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures mengatakan, pelaku pasar akan kembali mengamati seberapa besar peluang The Fed untuk menaikkan suku bunga lagi.

Jika dilihat dari berbagai data ekonomi, termasuk tingkat pekerja dan inflasi AS saat ini sudah memenuhi target The Fed.

"Saya melihat kenaikan suku bunga akan terjadi lagi tahun depan mengingat saat ini ekonomi global pun berangsur-angsur pulih," kata Faisyal.

Memang pertumbuhan ekonomi China saat ini masih melambat. Di kuartal III-2015 pertumbuhan ekonomi China berada di angka 6,9 persen.

Bahkan di tahun depan pertumbuhan ekonomi negeri Tiongkok diprediksi lebih lambat dari tahun ini. Namun, perlu diingat bahwa Bank Sentral China (PBoC) terus menggelontorkan stimulus moneter.

Kebijakan tersebut dapat membantu ekonomi China. Faisyal melihat harga emas tahun depan berpotensi lebih suram dari tahun ini. "Harga emas tahun 2016 mungkin akan bergerak di area 800 dolar AS- 1.200 dolar As per ons troi," lanjutnya.

Dalam jangka pendek, outlook emas pun belum terlihat positif. Jika data pertumbuhan ekonomi AS kuartal III-2015 yang dirilis pekan depan positif, Faisyal menduga emas akan turun di kisaran 1.000 dolar As per ons troi.

Mengutip Bloomberg, Kamis (17/12) pukul 14.28 WIB, harga emas kontrak pengiriman Februari 2016 di Commodity Exchange tergerus 0,86 persen ke level 1.067,5 dolar AS per ons troi.

Harga emas sendiri telah merosot hampir mencapai 10 persen tahun ini, sebagian besar diakibatkan karena adanya ketidakpastian kapan kenaikan suku bunga AS dan menimbulkan ketajutan tinggi untuk berinvestasi.

Meski saat ini The Fed telah mengambil keputusan, fokus bergeser ke bank sentral terkait cara meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Di sisi lain, dilansir dari situs Logammulia, Kamis (17/12) harga jual emas Antam masih berada pada level Rp547.000/gram dan buyback emas Antam masih berada pada posisi Rp478.000/gram tidak bergerak dari sebelumnya. Emas 5 gram dijual Rp2.590 juta dengan harga per gram Rp518 ribu. (*) Baca Selengkapnya di Harian Tribun Medan Edisi Jumat (18/12/2015)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved