Camping di Pinggir Sungai Kawasan TNGL, Lebih Dekat dengan Alam

Pecinta alam biasanya jenuh dengan fasilitas penginapan dan ingin lebih bersatu dengan alam.

Tribun Medan/Silfa Humairah
Tenda kemping wisata Batu Kapal Family. 

Laporan Wartawan Tribun Medan/Silfa Humairah

TRIBUN-MEDAN.com, BAHOROK - Wisata Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) seperti tidak ada habisnya. Mulai jelajah hutan, melihat orang utan, arung jeram, hingga kini telah ada wisata kemping di pinggiran sungai tengah hutan TNGL tepatnya di Batu Kapal Family, Desa Imbang Jaya, Bahorok.

Pengelola penginapan di sekitar kawasan TNGL kini semakin melihat peluang wisata bagi traveler dan pecinta alam. Banyak wisatawan dari kalangan anak muda atau komunitas yang lebih suka menikmati suasana alam dengan kemping di tengah hutan, mengingat kawasan TNGL dijaga, maka pengelola melihat keuntungan dengan menawarkan sewa tenda kepada wisatawan yang ingin kemping.

Kini wisatawan yang ingin merasakan kemping di hutan TNGL perbatasan Desa Imbang Jaya yang masih alami dan jauh dari keramaian wisatawan lain, bisa memilih kemping di wisata Batu Kapal Family.

Ada penyewaan tenda untuk 2-3 orang, 4-5 orang hingga tenda besar untuk 10 orang. Kelebihannya, selain bisa memilih tempat kemping di pinggiran Sungai Landak yang jernih, penyewaan tenda juga disertakan penjaga.

Syahri Wijaya, owner penginapan dan wisata kemping, menuturkan pecinta alam biasanya jenuh dengan fasilitas penginapan dan ingin lebih bersatu dengan alam. Jadi selain menawarkan penginapan dan pondok, dirinya juga menawarkan wisata kemping.

"Kalau di Bukit Lawang banyak sekali penginapan mewah dan ramai. Kalau wisatawan yang suka menginap di penginapan dengan fasilitas lengkap, ramai dan dekat dengan kota atau pasar cenderamata pasti memilih Bukit Lawang," katanya.

Tapi, katanya, tentu tidak semua wisatawan berbudget besar atau menginginkan wisata mewah, bagi wisatawan yang tertarik wisata camping di kawasan TNGL yang masih alami dan jauh dari pemukiman, wisata Batu Kapal Family jawabannya.

"Batu Kapal Family menawarkan camping di pinggiran sungai dengan 1 penjaga yang menemani wisatawan jika terjadi apa-apa, misalnya didatangi orang utan atau binatang lain. Biaya wisata campingnya sudah termasuk 1 penjaga atau pemandu, karena kawasan hutan TNGL masih rawan binatang buas, jadi pengawasan penjaga atau pemandu penting," katanya.

Sedangkan wisata mandi di pemandian Sungai Landak yang berada di kawasan wisata camping Batu Kapal Family tidak dipungut biaya.

"Penginapan kemping di dalam hutan, harga pertendanya Rp 100 ribu, ada juga penginapan berupa pemondokan dan kamar dengan fasilitas lengkap di pinggir sungai Rp 150 ribu- Rp 500 ribu tergantung fasilitas," katanya.

Irin, wisatawan, menuturkan, wisata camping di pinggir sungai kawasan TNGL Batu Kapal Family sangat seru karena alamnya masih alami. Suara orang utan dan monyet nyaring terdengar khususnya di malam hari.

"Camping di hutan alami yang rimbun pepohonan dan semak belukar, belum lagi monyet dan orang utan yang bergelantungan di sekitar kawasan camping. Tempatnya masih eksclusif alias belum ramai, jadi lebih tenang," katanya.

Untuk mencapai lokasi objek wisata trsebut wisatawan harus menempuh perjalanan sekitar 4 jam dari Medan atau Bandara Internasional Kuala Namu dengan menggunakan Bus Damri sampai Terminal Pinang Baris. Lalu, dilanjutkan dengan Bus Pembangunan Semesta yang ukuran kecil dengan membayar Rp 25.000 untuk sampai di Bukit Lawang. Atau sekitar 3-4 jam mengendarai sepeda motor.

Kini akses menuju Bukit Lawang sudah tidak sesulit beberapa tahun lalu. Belakangan, jalan sepanjang 50 kilometer menuju TNGL yang sebelumnya banyal jalan rusak berlubang kini sudah diaspal.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved