Ramadan 2016
NEWSVIDEO: Toge Panyabungan Wak Dollah, Sudah Berjualan Lebih dari 50 Tahun
Takzil yang satu ini cukup digandrungi masyarakat Kota Medan untuk santapan berbuka puasa. Toge Panyabungan namanya, merupakan takzil
Laporan Wartawan Tribun Medan / Ryan Achdiral Juskal
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Takzil yang satu ini cukup digandrungi masyarakat Kota Medan untuk santapan berbuka puasa. Toge Panyabungan namanya, merupakan takzil khas dari Kabupaten Mandailing Natal.
Sekilas jika dilihat, Toge panyabungan mirip dengan Es cendol. Namun, bedanya Toge Panyabungan terdiri dari lupis, tape ketan putih, ketan hitam, candil, cendol, santan dan gula aren.
Toge Panyabungan yang cukup terkenal di Medan yakni, Toge Panyabungan Wak Dollah. Pasalnya, sudah lebih dari 50 tahun Toge Panyabungan Wak Dollah hadir di Medan.
"Udah lama kali jualan ini, dari zaman nenek buyut. Sudah tiga generasi," kata Sumiati, Penjual Toge Panyabungan, Senin (13/6/2016).
Usaha keluarga ini pun tidak pernah pibdah dari lokasi awal. Sejak pertama dibuka Toge Panyabungan ini berjualan di depan Masjid 45, Jalan HM Yamin, Medan.
Setiap Bulan Ramadan, Toge Panyabungan ini selalu di cari. Jika bertanya kepada seseorang yang suka menyantap Toge Panyabungan, maka mereka akan menyarankan untuk beli Toge Panyabungan Wak Dollah.
"Memang banyak yang cari, pasti kalau keluarganya ada yang suruh beli pasti ke sini. Kadang ada yang bilang beli yang ikatannya pakai tali selisir. Karena yang pertama kali jualan Toge Panyabungan di Medan ya nenek buyut Wak Dollah," jelas Sumiati.
Ia mengatakan, sampai saat ini mengikat bungkus dengan taki selisir masih diterapkannya. Hal itu menjadi ciri khas Toge Panyabungan Wak Dolah.
Untuk satu porsi Toge Panyabungan Wak Dola, dikenai harga Rp 12 ribu. Sejak pukul 14.00 WIB, Sumiati telah mulai menyiapkan dagangannya. Dalam satu hari, di Bulan Ramadan sedikitny 250 bungkus Toge Panyabungan terjual olehnya.
"Hari biasa kami juga jualan, tapi lebih banyak di Bulan Ramadan pembelinya," tandasnya.
Dibulan Ramadan kali ini, Sumiati berjualan di dua tempat. Letaknya pun tak berjauhan. Lapak lainnya dijaga oleh kedua anaknya.
(raj/tribun-medan.com)