Unjuk Rasa

10 Provokator Kericuhan Berasal dari Luar Jakarta, Berikut Rincian Korban Luka dari Dua Pihak

"Latar belakang dari daerah. Ada dari NTB, luar Jakarta, pendatang yang bersama-sama hadir di tempat unjuk rasa,"

Kompas TV
Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Boy Rafli Amar memperlihatkan foto seorang yang diduga provokator aksi unjuk rasa di depan Istana Merdeka Jakarta, Jumat (5/11/2016) yang berakhir rusuh. (Kompas TV) 

TRIBUN-MEDAN.com - JAKARTA - Mabes Polri memastikan melakukan penyelidikan mendalam untuk mengungkap siapa aktor politik di balik kericuhan demo, Jumat (4/1/2016) yang berlangsung hingga Sabtu dini hari (5/11/2016) kemarin.

Hal ini diungkakan oleh Kadiv Humas Mabes Polri, Boy Rafli Amar.

"Itu (menjadi) bagian deteksi dini dan intelijen. Aparat dapat mencermati itu melalui kegiatan intelijen. Ini masih kami cermati, selidiki. Termasuk latar belakang, apakah berdampak ke keamanan atau tidak," ujar Boy.

Baca: Mengejutkan, Ahok: Saya Lebih Ikhlas Ditangkap dan Dipenjara

Ditanya soal apakah kedepan pihaknya akan memeriksa politisi untuk mengetahui aktor politik seperti yang dinyatakan Jokowi, Boy Rafli Amar menjawab hal itu belum akan dilakukan.

"Belum akan mengarah ke memeriksa politisi, kami masih penyelidikan?," katanya.

Sayangnya Boy Rafli Amar enggan membeberkan lebih rinci soal proses penyelidikan yang dimaksud. Dia meminta publik bersabar menunggu hasil penyelidikan.

100 aparat terluka saat mengawal aksi unjuk rasa yang diikuti ribuan demonstran itu. Selain aparat, masyarakat umum juga ada yang menjadi korban gas air mata yakni 15 orang.

"100 aparat kami terluka berkaitan dengan gas air mata dan kericuhan saat demo kemarin. Sebanyak 79 polisi rawat jalan, 11 di antaranya harus rawat inap. Selain itu ada juga lima anggota TNI, dan satu anggota Damkar yang juga dirawat di RSPAD," Irjen Boy Rafli Amar memastikan kembali.

RIcuh

Ada 10 orang yang diduga provokator kerusuhan yang mayoritas diketahui merupakan warga dari luar DKI Jakarta.

"Ada yang masih diperiksa dan diduga sebagai provokator, jumlahnya 10 yang masih diperiksa," ungkap Boy.

"Usia ada 16 tahun, 38 tahun, 20 tahun, 21 tahun, 17 tahun, 25 tahun, 24 tahun. Latar belakang dari daerah. Ada dari NTB, luar Jakarta, pendatang yang bersama-sama hadir di tempat unjuk rasa," kata Boy lagi.

Boy Rafli Amar_Demo Ahok
Polri Beberkan Foto Pelaku Kericuhan Aksi 4 November

Sementara itu, dari kubu pendemo juga ada yang menjadi korban dari gas air mata, sebanyak 160 dirawat di RS Kemuliaan, sisanya sebanyak 90 dirawat di rumah sakit lain. Soal adanya informasi pendemo yang meninggal dunia, hal itu dibenarkan oleh Boy Rafli Amar.

Pendemo itu meninggal dunia karena memiliki riwayat asma bukan karena tertembak seperti isu yang beredar.

"Ada pendemo meninggal, bukan ditembak. Itu karena dia berkaitan penyakit sebelumnya, punya riwayat asma," imbuhnya.

Pengamat Politik Pangi Syarwi Chaniago menilai pernyataan Presiden Joko Widodo terkait adanya aktor politik yang menunggangi aksi damai 4 November yang berujung anarkis akan memunculkan polemik baru.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved