Kicauan SBY
Menyasar SBY, Yenny Wahid: Orang Biasa Saja Mudah Bertemu Jokowi, Apalagi Mantan Presiden
"Sepengetahuan saya, Pak Jokowi sangat terbuka, accessible. Orang biasa saja sangat mudah ketemu Pak Jokowi kalau waktunya memungkinkan,"
TRIBUN-MEDAN.com - Direktur Eksekutif The Wahid Institute, Yenny Wahid mengatakan, Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memiliki banyak kesempatan bertemu dengan Presiden Joko Widodo.
Menurut Yenny, Presiden Jokowi merupakan orang yang terbuka.
"Sepengetahuan saya, Pak Jokowi sangat terbuka, accessible. Orang biasa saja sangat mudah ketemu Pak Jokowi kalau waktunya memungkinkan. Apalagi mantan presiden," kata Yenny, saat dihubungi, Selasa (7/2/2017).
Baca: Mengulik Kisah di Balik Sosok Wanita Berhijab Bendera Amerika nan Menggegerkan Dunia
Baca: Ya Ampun, Sering Dituduh Perebut Suami Orang, Artis Cantik Ini Beber Alasan Kenapa Lakukan Itu
Baca: Usai Berkicau Rumahnya Digeruduk Pendemo, Akun SBY Diserbu Netizen: Sabar Pak Coba Minum Dulu
Baca: Inilah Pernyataan Anies Baswedan terkait Rencana Aksi 11 Februari
Ia mengatakan, ada sejumlah kesempatan yang bisa dijadikan ajang pertemuan SBY dengan Jokowi.
Salah satunya adalah saat peringatan HUT RI yang digelar di Istana Negara.
Saat itu, lanjut Yenny, seluruh keluarga mantan Presiden RI diundang menghadiri perayaan kemerdekaan Indonesia.
Sebagai anak Presiden ke-4, Abdurrahman Wahid, Yenni pernah memenuhi undangan itu.
Baca: Foto Mesum Balada Cinta Firza dan Rizieq Dikupas 4 Jam, Pakar Telematimatika Menguak Tabir
Baca: Kisah Kakek Penjual Donat Ditipu Uang Mainan Bikin Banyak Orang Menangis
Baca: Ogah Melirik USU, Inilah Alasan Mendasar Para Siswa Berprestasi Menghindar Masuk USU
Selain itu, seusai upacara penurunan bendera, ada jamuan kenegaraan pada malam hari.
"Itu kalau Pak SBY hadir. Sayangnya dua tahun belakangan ini Pak SBY selalu absen. Kalau saja Beliau hadir, Beliau bisa duduk semeja sama Pak Jokowi, bisa ngobrol panjang itu. Kalau ada unek-unek bisa disampaikan," kata Yenny.
Ia menilai, jika keinginan bertemu tersebut disampaikan kepada publik, hal itu dapat menimbulkan berbagai macam tafsir, apalagi menjelang momentum politik seperti Pilkada.
"Karena ini momen Pilkada. Situasinya bisa lebih panas dan seolah kok dikaitkan dengan Presiden Jokowi. Padahal Presiden Jokowi sikapnya netral dalam Pilkada DKI. Kalau Presiden Jokowi ingin terima setelah Pilkada, saya bisa mengerti. Karena ini tidak ada urusannya sama Pilkada," ujar Yenny.
Baca: Keluarga Heboh saat Tahu Artis Atiqah Hasiholan Hamil
Baca: Simak Penuturan Saksi Pertama di Sidang Kesembilan Ahok, Jaenudin Bilang . . .
Baca: Gempar, Istri Vokalis Band Zivilia Bongkar Aib Suami: Si Perempuan Kenal Saya Hampir 6 Tahun

Yenny berharap, SBY lebih bijak menuangkan segala sesuai melalui akun media sosialnya karena berpotensi diinterpretasikan beragam.
Pekan lalu, dalam keterangan persnya, SBY menyatakan keinginannya bertemu Presiden Jokowi. SBY mengaku ingin mengklarifikasi sejumlah hal yang dianggap Ketua Umum DPP Partai Demokrat itu telah mendiskreditkan dirinya.
"Oleh karena itu, bagus kalau saya bisa bertemu, sekali lagi blakblakan apa yang terjadi, apa yang beliau dengar supaya ada dialog, mana yang benar, mana yang tidak benar," kata SBY.
Menurut dia, ada sejumlah pihak yang melarang Jokowi bertemu dengan dirinya. Namun, SBY tak menyebutkan siapa pihak tersebut.
Kasihan Pak SBY Dibully
Sementara itu, merespons situasi terbaru kicauan Twitter SBY, Yenny Wahid, menyayangkan pernyataan Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), di akun Twitter.
Kicauan SBY itu dibuat saat terjadi aksi unjuk rasa di depan rumah baru SBY di Kuningan, Jakarta.
"Kita semua kan sayang Pak SBY. Kita wajib mengingatkan beliau bahwa dunia media sosial itu kejam. Kasihan kalau beliau nanti di-bully oleh orang-orang di medsos," kata Yenny saat dihubungi, Senin (6/2/2017).
Baca: Titip Bayinya pada Keponakan, Sang Bunda Kaget Lihat Buah Hatinya Dimasukkan ke Dalam Ini
Baca: Choel Mallarangeng: Dari Tahun Lalu Saya Bilang Siap Ditahan, Saya Sudah Bawa Koper
Baca: Viral, Remaja 17 Tahun Mengamuk dan Lempar Pria yang sedang Salat di Masjid
Yenny menilai pernyataan di media sosial seharusnya tidak dikeluarkan secara langsung oleh SBY karena bisa dimaknai berbagai tafsir oleh publik.
Menurut Yenny, pernyataan politik lebih baik dilontarkan oleh kader Partai Demokrat.
"Ini kan persoalan sensitif menjelang Pilkada. Saya berharap kalau ada kegundahan apa pun, Pak SBY lebih memilih untuk bisa berkomunikasi langsung dengan Pak Jokowi di ruang privat, bukan di ruang publik," ucap Yenny.
"Sebenarnya kalau Pak SBY mau bertanya kepada Pak Presiden dan Kapolri, bisa langsung saja, tidak perlu lewat dunia sosial," ujar Yenny yang mengaku tersenyum membaca tanggapan netizen terhadap kicauan SBY.
Yenny menyebutkan bahwa aksi unjuk rasa merupakan bagian dari alam demokrasi. Untuk itu, lanjut dia, SBY tidak perlu merasa khawatir terhadap keselamatannya.
Baca: Kangen Kelucuan Olga Syahputra? Komedian yang Satu Ini Punya Gaya Sangat Mirip

Terlebih lagi, rumah tersebut dijaga oleh Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).
"Saya rasa tidak perlu dikhawatirkan. Sikapi dengan sikap cool saja sehingga tidak memantik terlalu banyak persoalan," ujar Yenny.
Meski demikian, Yenny menyayangkan aksi unjuk rasa tersebut digelar di kompleks perumahan. Ia juga mengaku tidak mengetahui adanya wacana arahan terhadap aksi tersebut
Melalui akun Twitter pribadinya, SBY mengungkapkan adanya unjuk rasa tersebut.
"Saudara-saudaraku yg mencintai hukum & keadilan, saat ini rumah saya di Kuningan "digrudug" ratusan orang. Mereka berteriak-teriak. *SBY*," ucap SBY melalui akun @SBYudhoyono.
Baca: Hati-hati, Merokok Sembarangan di Kota Ini Bisa Kena Denda Rp 7,5 Juta
SBY menegaskan bahwa dalam undang-undang, tak dibolehkan unjuk rasa di rumah pribadi. Polisi juga tidak pernah memberitahunya mengenai unjuk rasa ini.
"Kemarin yg saya dengar, di Kompleks Pramuka Cibubur ada provokasi & agitasi thd mahasiswa utk "Tangkap SBY". *SBY*," tulisnya.
SBY pun bertanya kepada Presiden Joko Widodo dan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian apakah ia tidak memiliki hak untuk tinggal di negeri sendiri.
"Saya hanya meminta keadilan. Soal keselamatan jiwa saya, sepenuhnya saya serahkan kpd Allah Swt. *SBY*".
Aksi demonstrasi di depan rumah SBY itu sendiri berakhir setelah dibubarkan oleh kepolisian.