Kicauan SBY

Senandung Panjang Anas Urbaningrum dalam Bahasa Jawa di Twitter, Adakah Kicauan Menyasar SBY?

Kicauan akun Twitter mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, @anasurbaningrum, mendadak ramai ditanggapi netizen.

TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum menjalani persidangan dengan agenda mendengarkan keterangan saksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi di Jakarta, Senin (18/8/2014). Anas diduga terkait korupsi dalam proyek Hambalang, yang juga melibatkan mantan Menpora Andi Mallarangeng. 

Dewasa ini, menurut Dadang, masyarakat dapat dengan mudah tersulut kemarahan akibat kicauan di media sosial.Untuk itu, kata Sekretaris Fraksi Partai Hanura di DPR ini, lebih baik bila semua tokoh bangsa berhati-hati dalam melontarkan pernyataan.

Ia menambahkan, negara saat ini membutuhkan banyak tokoh dan kelompok yang mampu menjaga kekompakkan dan stabilitas situasi keamanan.Tentunya, upaya untuk saling memanaskan situasi harus diredam.

"Kalau disebut tukang fitnah dan penyebar hoax berkuasa kan ini bisa ditafsirkan lain-lain dan melebar. Jadi semua harus bisa jaga lisan," tandasnya.

Anggota Komisi II DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Arteria Dahlan mempertanyakan maksud kicauan Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono di akun Twitter pribadinya, @SBYudhoyono, beberapa waktu lalu.
Menurut dia, sebagai bekas presiden, Ketua Umum Partai Demokrat, sekaligus tokoh bangsa, SBY seharusnya turut menjaga persatuan dan kesatuan NKRI."Jadi semakin membingunkan apa maksud dan tujuannya, serta ditujukan kepada siapa. Lebih baik semua pihak menahan diri," kata Arteria.

Arteria beranggapan, jauh lebih baik bila SBY menyerukan semangat persatuan dan kesatuan. Pasalnya, seluruh massa dan simpatisanya akan mendukung hal tersebut.

"Sebaliknya, kalau membuat cuitan seperti itu, paling tidak massa pendukungnya menanyakan arah dan tujuannya ke siapa. Belum lagi kita bicara rakyat secara keseluruhan yang persepsinya macam-macam," ujarnya.

Ia menambahkan, masyarakat sudah cukup lelah melihat akrobat politik yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir yang cenderung kurang terkontrol.

Untuk itu, ia mengatakan, jauh lebih baik bila semua tokoh dapat bersatu padu untuk membangun bangsa, meninggalkan perbedaan dan menghilangkan kepentingan yang ada.

"Karena saya melihat kondisi saat ini bukan hanya efek dari kompetisi lokal untuk merebut kekuasaan secara konstitusional, tetapi ada ancaman besar terkait disintegrasi bangsa," kata dia.

Bentuk Perhatian

Wakil Ketua Umum Demokrat Agus Hermanto menilai twitter Susilo Bambang Yudhoyono sebagai bentuk perhatian seorang negarawan.Terlebih, SBY telah menjabat sebagai Presiden RI dua periode.

"Sehingga rasa empati mendalam pada bangsa dan negara itu pastilah tentu timbul, sehingga ini diaktualisasikan lewat tweet, sehingga memberi sinyal positif kepada pemerintah, supaya mempunyai perhatian yang lebih khusus lagi terkait masalah tweet daripada Pak SBY," kata Agus. Demokrat, kata

Agus, mendukung isi twitter serta memberi sinyal positif ke pemerintah.Dimana, persoalan hoax harus segera ditangani pemerintah.

Baca: Menilik Tingkah Nelayan yang Jadi Saksi Ini Bikin Sidang Ahok Penuh Gelak Tawa

Baca: Panglima TNI Merasa Kewenangannya Dikebiri imbas Tak Dilibatkan dalam Rencana Anggaran Alutsista

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved