Puteri Indonesia
Puteri Indonesia Beber Perlakuan Tak Menyenangkan, Ini Bagian Tubuhnya yang Dijamah
Kezia mengaku saat sedang duduk di panggung utama, dia merasa ada yang memegang bagian tubuhnya dari belakang.
TRIBUN-MEDAN.com - Puteri Indonesia 2016, Kezia Warouw, mengaku mendapat perlakuan kurang menyenangkan saat menghadiri puncak perayaan ke-72 Hari Pers Nasional di Kota Ambon, Kamis (9/2/2017).
Kezia mengaku saat sedang duduk di panggung utama, dia merasa ada yang memegang bagian tubuhnya dari belakang.
Baca: Lima Pasangan Artis yang Kepergok Selingkuh di Kamar Hotel, lalu Akhirnya Memilih untuk Menikah

Baca: Beginilah Nasib Pria 56 Tahun yang Anianya Mahasiswi Cantik UMSU yang Juga Kekasihnya
Baca: Damprat dan Pukul Anggota DPR, Presdir PT Freeport Indonesia Chappy Hakim Dianggap Arogan
Kejadian itu, kata Kezia, terjadi beberapa saat sebelum Presiden Joko Widodo datang ke arena HPN.
"Kejadiannya itu sebelum acara pembukaan dimulai. Jadi, ada yang memegang saya dari belakang," kata Kezia kepada wartawan di Ambon, Kamis siang.
Dia mengatakan, saat itu, dia tidak langsung menengok ke belakang untuk melihat siapa yang memegang tubuhnya karena pakaian yang dikenakannya tidak memungkinkan dia untuk melakukan itu.
"Saat itu, saya juga kan sedang pakai mahkota, jadi susah untuk menengok ke belakang," ujarnya.
Baca: Kesal dan Tak Terima Burungnya Makin Pendek, Pria Ini Tuntut Dokter yang Mengoperasinya
Baca: Celana Dalam Bule Cantik 21 Tahun Ini Dipaksa Lepas lalu Digilir 3 Pria, Bikin Malu Indonesia

Baca: Gempa 4,5 SR Guncang Deliserdang, Medan hingga Berastagi Terasa Guncangan Hebat
Baca: Pelukan Mesra Afgan di Tubuh Rosa Berbuah Sindiran Syahrini dan Melly Goeslaw
Baca: Menikah Imbas Telanjur Hamil, Begini Kini Nasib Pasangan Selebriti Ini

Meski tidak tahu siapa yang melakukan perbuatan itu, dia memastikan bahwa kursi yang berada di belakangnya saat itu diduduki oleh sejumlah periwira TNI dan Polri. Namun, dia tidak mau menuduh bahwa para perwira yang ada di belakangnya itu pelakunya.
"Di belakang saya itu aparat negara yang mengenakan seragam, tetapi saya tidak mau menuduh mereka, dan mungkin saja bukan mereka yang melakukan itu. Cuma saya mau katakan itu tidak sopan sekali," ujarnya.
Dia mengaku, beberapa saat setelah kejadian itu, ada seorang oknum TNI yang mengangkat kipas angin dan menyimpannya di depan tempat duduk Kezia.
"Tetapi, saking kesalnya, saya tidak mau lagi kipas diarahkan ke saya," ujarnya.
Baca: 10 Ribu Laskar FPI Mengawal Aksi 112
Baca: Inilah Rangkaian Aksi 112 Besok yang Dipusatkan di Dua Lokasi
Menangapi masalah tersebut, Kepala Penerangan Kodam XVI Pattimura, Kolonel Muhamad Hasyim Lalhakim, mengaku sangat menyayangkan peristiwa itu. Namun, terkait siapa pelakunya, Hasyim mengatakan, perlu ada bukti dan kejelasan agar tidak menimbulkan fitnah.
"Apalagi Puteri Indonesia tidak mengetahui siapa pelakunya. Masalah itu harus jelas, siapa pelakunya, seragamnya apa, biar jangan menimbulkan fitnah," katanya.
Merasa Ditelantarkan
Putri Indonesia 2016 Kezia Warouw mengaku kecewa karena ditelantarkan saat menghadiri Hari Pers Nasional (HPN) 2017 di Kota Ambon.
Kezia mengaku dia datang ke acara ini karena diundang oleh Panitia HPN. Namun, dia malah ditelantarkan setelah tiba di Ambon sehingga harus menginap di rumah Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Maluku.
“Saya datang ke sini untuk HPN karena diundang oleh panitia, tapi saya malah tidur di rumah warga, di rumah Ketua KNPI Maluku,” kata Kezia, Kamis (9/2/2017).
Baca: Woow Raksasa Hollywood Garap Pembuatan Film Wiro Sableng 212
Baca: Warga Nekat Adang Konvoi, Paspampres Berlarian, Jokowi pun Turun dari Mobil

Dia mengaku, saat tiba di Bandara Internasional Pattimura Ambon, dia tidak dijemput oleh panitia melainkan oleh pengurus KNPI Maluku.
”Mungkin karena Yayasan Putri Indonesia selama ini sudah bekerjasama dengan teman-teman KNPI, jadi kita sudah seperti saudara. Yang jemput juga mereka bukan panitia,” ungkapnya.
Terkait masalah yang dihadapinya itu Kezia mengaku kecewa dengan pelayanan yang diberikan pihak panitia sebab kedatangannya ke Ambon diundang langsung oleh pihak panitia.
“Saya kecewa juga sih, saya ini kan diundang oleh panitia. Saya berharap kedepan kejadian seperti itu tidak lagi terjadi pada Putri Indonesia lainnya,” harapnya.
Terkait persoalan itu, Kepala Dinas Pariwisata Prilovinsi Maluku Habiba Saimima mengatakan, panitia daerah hanya bertanggung jawab untuk memberikan akomodasi terhadap lima perwakilan dari setiap provinsi.
Kelima perwakilan itu adalah Ketua PWI provinsi, Sekretaris PWI Provinsi, Ketua Dewan Kehormatan PWI, Ketua IKWI dan Ketua Siwo se-Indonesia.
"Tanggung jawab kita, panitia daerah, hanya untuk 5 orang setiap provinsi. Kalau tamu dari pusat dan pejabat, itu kewenangan panitia nasional," tutur Habiba.(*)