Inilah Kesalahan KPU DKI yang Tak Mau Dimaafkan Ahok

"Maksud kami, kalau (KPU) minta kami datang jam 7 (19.00), ya harus ditepati. Rundown acara kan jam 19.30, kami kan juga punya kegiatan banyak"

KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG
Gubernur dan Wakil Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, saat memberikan keterangan di Rumah Lembang, Jakarta, Rabu, (15/2/2017). Pendukung paslon nomor 2 memadati posko pemenangan Rumah Lembang Basuki Tjahaja Purnama - Djarot Saiful Hidayat. 

TRIBUN-MEDAN.com, JAKARTA - Aksi ‘walk out’ calon gubernur nomor pemilihan dua DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama saat rapat pleno Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta rupanya berbuntut panjung.

Ahok disebut tak bersedia memaafkan KPU DKI.

Ketua KPU DKI Jakarta Sumarno mengaku telah meminta maaf kepada Ahok-Djarot.

Baca: Data Nasabah Bank akan Bisa Dibuka, Ini Tanggapan Bankir

Meskipun sudah meminta maaf, menurut Sumarno, Ahokmasih belum menerima adanya kesalahpahaman tersebut. "Pak Ahok sedang kurang berkenan kan, biasalah," kata Sumarno seperti dikutip dari Kompas.com.

Sebelumnya, Ahok-Djarot meninggalkan lokasi rapat pleno lantaran acara tak kunjung dimulai meskipun sudah melewati waktu yang telah dijadwalkan.

Berdasarkan undangan yang dirilis KPU DKI, rapat pleno sedianya dilangsungkan mulai pukul 19.30 WIB. Namun, sampai dengan pukul 20.00 WIB tak ada tanda-tanda acara akan dimulai.

"Maksud kami, kalau (KPU) minta kami datang jam 7 (19.00), ya harus ditepati. Rundown acara kan jam 19.30, kami kan juga punya kegiatan banyak, itu mendadak," kata AhokMinggu (5/3/2017).

Pada Sabtu malam, Ahok mengaku sudah tiba di lokasi sebelum pukul 19.00.

"Terus, (KPU DKI) bilangnya, seolah-olah kami (Basuki-Djarot) tidak masuk ke ruang VIP. (KPU DKI) bilangnya, kami tidak tahu masuk lewat mana, kami lewat lobi utama lho," kataAhok.

Baca: Lihat Potensi Pariwisata, Perwakilan Raja Salman ke Tanjung Lesung

Menurut dia, Djarot tiba terlebih dahulu di lokasi. Bahkan, kata Ahok, Djarot juga sempat menyambangi ruang VIP yang disediakan KPU DKI Jakarta. Ahok yang akan menyusul Djarot, diberitahu bahwa tidak ada siapapun di dalam ruang VIP tersebut. 

"Lalu teman-teman bilang, 'ngapain ke (ruang) VIP?' Pak Djarot lagi nunggu sendiri. Jadi saya temuin dulu teman-teman di lantai 2," kata Ahok.

Kemudian pada pukul 19.30, Basuki bertanya ke Djarot, apakah acara sudah akan dimulai. Namun, kata Djarot, belum ada tanda-tanda acara akan dimulai. Akhirnya, Basuki mengajak Djarot untuk bergabung bersamanya di lantai 2.

Pada pukul 19.45, Basuki mengirim orang untuk bertanya kepada KPU DKI Jakarta. Ternyata masih belum ada tanda-tanda acara dimulai. Akhirnya pukul 20.00, Basuki dan Djarot turun ke lokasi acara.

Begitu mereka turun, kata Basuki, pasangan calon gubernur-wakil gubernur nomor pemilihan tiga DKI Jakarta Anies Baswedan-Sandiaga Uno tidak ada di ruang VIP. Sedangkan Komisioner KPU DKI Jakarta tengah makan malam.

"Kata saya, kapan acaranya dimulai? Enggak jelas jawabnya lagi. Saya bilang, kalau enggak mau mulai acara, kami pulang ini. Ya terus, dia (Komisioner KPU DKI) enggak jawab, ya sudah kami pulang aja," kata Ahok.

Menurut Sumarno, meskipun sudah tiba Hotel Borobudur, pihak Ahok-Djarot tidak berada di ruangan yang menjadi lokasi acara.

Baca: Mengulik Resor Mewah Tempat Menginap Raja Salman di Bali

Mereka, kata dia, menunggu di ruangan lain yang bukan disediakan KPU. "Padahal sudah ada ruang tunggu untuk pasangan calon. Disiapkan ruang VIP. Kan kita awali dengan makan malam, disiapkan makan malamnya," kata Sumarno.

Menurut Sumarno, seandainya pihaknya mengetahui bahwaAhok-Djarot ada di ruangan lain tersebut, maka rapat akan dimulai sesuai jadwal.

"Kalau memang tadi seandainya sudah tahu, dan karena memang yang tadi juga sudah hadir, kita bisa mulai lebih awal," kata Sumarno. (*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved