Viral di Medsos
Wow, Pemulung Ini Rela Kelaparan Asal 47 Kucing Jalanan yang Ia Pelihara Kenyang. Ini Alasannya
Sambil menangis sesenggukan Ahmad menuturkan pada Anton, dirinya rela lapar asalkan kucing-kucingnya kenyang.
TRIBUN-MEDAN.com, JAKARTA - Berbuat baik terhadap sesama makhluk hidup tak harus menunggu kaya raya. Hal inilah yang dilakukan seorang pemulung di Jakarta, yang videonya beredar viral di jagat maya.
Ahmad nama pemulung itu, rela kelaparan asalkan 47 kucing jalanan yang ia rawat kenyang.
Kisah Ahmad yang mengharu biru dibagikan pemilik akun Facebook Anton Agustomo pada Kamis (2/3/2017).
Keberadaan Ahmad yang tinggal di bawah kolong jembatan Kampung Melayu, Jakarta, diketahui ketika Anton hendak memberikan sedekah makanan untuk kaum dhuafa.
Ketika Anton berjalan menyusuri kolong yang mendekati arah Sungai Ciliwung, ia melihat puluhan kucing sedang asyik bermain. Di antara kucing-kucing liar itu, terlihat seorang pria sedang duduk seolah merenungkan sesuatu.
Anton pun menghampirinya dan ngobrol dengan lelaki yang mengaku bernama Ahmad itu. Usut punya usut, ternyata Ahmad yang memelihara dan memberi makan kucing-kucing tersebut.
Baca: Video Polisi Gagal Saat Lakukan Ujian Praktik SIM Jadi Viral, Ini Penjelasan Pengunggahnya

Ia mengaku tak tega dengan kucing jalanan, yang kemungkinan lebih kelaparan dari dirinya. Tak hanya memberi makan, Ahmad bahkan rela membawa kucing yang sakit ke dokter hewan.
Pernah suatu ketika, pria itu pergi-pulang ke salah satu petshop hingga lima kali, untuk memeriksakan kucing yang ia temukan dalam kondisi buta sebelah.
Setelah berulang kali memohon, akhirnya dokter hewan di petshop tersebut bersedia memeriksa kucing yang sakit itu dengan biaya Rp 600.000.
Uang itu juga tak diperoleh dengan mudah karena Ahmad harus mengumpulkannya sedikit demi sedikit.
Di video yang diunggah Anton diketahui, penghasilan Ahmad dari memulung Rp 60.000 sampai Rp 70.000 sehari.
Sambil menangis sesenggukan Ahmad menuturkan pada Anton, dirinya rela lapar asalkan kucing-kucingnya kenyang.
Postingan yang telah beredar viral ini membuat ribuan netizen merasa sangat salut dengan Ahmad.
Meskipun hanya menjadi pemulung, tetapi kepeduliannya pada hewan telantar sangat luar biasa.
Baca: Mengharukan, Usai Pulang Jalan-jalan Bersama Pacar, Gadis Cantik Ini Meregang Nyawa

Sejauh ini, TribunJogja.com masih mencoba mengkonfirmasi Anton untuk bertanya soal pemulung baik hati itu.
Berikut postingan lengkapnya.
"Please, cari Pak Ahmad di kolong jembatan Kp. Melayu. Cari Pak Ahmad Please
'Sang Penyelamat di Kolong Jembatan'
Hari ini, Rabu pagi. Seperti biasa kami bagi-bagi tugas untuk Program Hasanah Box, Food for Dhuafa, amanah dari teman-teman kantor, kali ini berbeda, saya naik angkot sambil menenteng beberapa nasi box.
Tepat jam 7 pagi, saya sampai di terminal Kampung Melayu. Begitu turun dari angkot, tangan kanan dan kiri saya menenteng kantong plastik berisi nasi kotak menuju kolong jembatan fly over Kampung Melayu. Saya terus menyusuri kolong yang sedikit gelap. Hanya cahaya pagi dari luar kolong jembatan yang sedikit menerangi. Semakin saya masuk ke dalam, semakin miris hati saya melihatnya.
Satu kantong plastik besar yang berisi 10 nasi box, kami bagikan untuk pemulung yang tinggal di kolong dan kegiatan ini juga atas inisiasi Dirut kami BNI Syariah, kemudian saya jumpai ibu-ibu dan anaknya yang sedang sibuk merapikan botol dan kardus hasil mereka memulung. Ternyata suami mereka dari subuh sudah jalan untuk memulung, tak lupa saya titipkan nasi box untuk mereka yang sudah pergi terlebih dahulu untuk mengais rezeki.
Sambil menuju ke luar, saya menyusuri kolong yang mendekati arah ke Kali Ciliwung. Di bawah kolong yang mulai terang, saya menyaksikan banyak kucing berkeliaran dan bermain-main dengan sangat asyik. Lalu tampak seseorang dengan pandangan kosong sedang duduk di antara kucing-kucing itu. Saya hampiri beliau, namanya Pak Ahmad. Ternyata beliau adalah 'perawat' kucing-kucing itu. Dada saya tiba-tiba terasa sesak. Bukan karena bau aroma kolong ataupun kotornya tempat itu. Namun karena obrolan saya dengan lelaki di depan saya ini. Cerita terus berlanjut, Pak Ahmad yang pekerjaan sehariannya hanya memulung, selalu memikirkan makan 47 ekor kucing yang telah dia selamatkan dari jalanan. Kucing yang sakit, kelaparan dan bahkan dibuang majikan, dia selamatkan seorang diri.
Bayangkan! Pak Ahmad, setiap sebelum subuh, jalan untuk mengais-ngais barang bekas yang dia kumpulkan guna membeli lauk dan beras untuk kucing-kucingnya, tanpa memperdulikan kondisinya sendiri yang sebenarnya juga perlu diperhatikan. Ya Rabb.
Semakin saya hanyut akan cerita Pak Ahmad. Ternyata beliau orang yang lebih mengerti bagaimana untuk bersyukur akan keberkahan dibandingkan diri kami yang masih banyak dosa yang kurang padai bersyukur ini. Bahkan, dia harus mengumpulkanuang berbulan-bulan untuk pengobatan kucing kecil yang ditemukan di jalan dalam kondisi kurus kering, karena sakit dan kelaparan.
Pernah Pak Ahmad membawa seekor kucing yang matanya sakit sampai buta sebelah ke pet shop di daerah Tebet. Namun apa yang terjadi? Dokter hewan yang ada di pet shop itu selalu menolaknya. Tak mengenal lelah, dia terus memohon berkali-kali. Saya membayangkan Pak Ahmad dengan tampang yang lusuh dan dengan tentengan karung di tangan dan uang seadanya, bolak-balik sampai 5 kali ke pet shop itu.
Saya mulai nggak kuat mendengar cerita Pak Ahmad. Saya rogoh kantong belakang celana saya mengambil sapu tangan. Tapi saya urungkan. Saya harus kuat menahan agar Pak Ahmad terus bisa melanjutkan kisahnya. Alhasil, di kunjungan ke-6, kucingnya bisa diobati dengan uang sebesar 600 ribu yang dia kumpulkan dengan susah payah demi sembuhnya si kucing kecil yang mungil.
Ya Allah. Maafkan dan ampuni hamba yang kurang bersyukur. Bahkan terkadang kucing yang tidur di depan rumah saya usir tanpa memperdulikan nasibnya.
Baca: Ungkapan Miris Sang Kurir Sabu Saat Ketangkul di Bandara Kualanamu

Kucing kecil itu sekarang tumbuh sehat. Waktu terus berjalan dan saya harus segera bergegas ke kantor karena pagi ini ada kegiatan donor darah kantor kami di BNI Syariah Kantor Pusat.
Tak lupa saya pamit dan mendoakan Pak Ahmad agar tetap sehat dan terus semangat. Tak lupa saya selipkan rezeki yang saya dapat dari kantor untuk Pak Ahmad untuk sekedar tambahan membantu makan 47 kucing-kucing yang dirawat Pak Ahmad. Sambil jalan terburu-buru, Pak Ahmad memanggil saya. Namun terus saya berjalan lebih cepat menuju atas kolong jembatan. Dia terus berlari mengejar saya sambil menenteng kotak Hasanah Box, yang saya bagikan tadi. Hingga akhirnya langkah ini pun harus terhenti. Tiba-tiba dia menangis tersedu-sedu yang membuat saya heran dan kaget. Kemudian saya tanya beliau,
'Ada apa, Pak Ahmad?'
Ternyata dia hanya ingin mengucapkan terima kasih. 'Sudah Pak Ahmad, yang sabar dan tetap semangat' jawabku menenangkan Pak Ahmad. Tapi dari mulutnya terucap kata-kata berpisahan. Kerongkongan ini serasa kering. Bibir kaku dan bergemetar, mata saya mulai berkaca-kaca. Dada saya terasa semakin sesak. Ingin rasanya memeluk Pak Ahmad sambil mengelus punggungnya untuk menguatkan dirinya. Ternyata Pak Ahmad beberapa hari ini belum makan. Semuanya diberikan ke kucing-kucingnya.
Ya Allah. Ya Rabb. Jadikanlah hamba ahli bersyukur dengan segala nikmat yang Kau berikan. Ampuni kami ya Rabb, sayangi kami ya Rabb.
Saya harus meninggalkan Pak Ahmad karena ojek yang saya pesan sudah menunggu lama di atas kolong jembatan. Di atas motor, dengan dada terasa sesak air mata ini tumpah sejadi-jadinya tanpa bisa menahan di sepanjang perjalanan.
Carilah Pak Ahmad. Carilah Pak Ahmad dan carilah Pak Ahmad di kolong jembatan fly over Kampung Melayu. Dialah sang penyelamat dan perawat puluhan kucing-kucing jalanan yang sakit, kurus, dan kelaparan.
Anton Agustomo 01 Maret 2017." (*)