Cerita Seleb

Kisah Lara Mbah Kadiyem Ditelantarkan Anak 10 Tahun Lalu, Kini Sebatang Kara

Semenjak hidup sebatang kara, Kadiyem hanya mengandalkan belas kasihan dari tetangga dan orang lain untuk hidup.

Muhlis Al Alawi
TAK BERDAYA -Nenek Kadiyem ( 85) ,warga Dusun Ngulubang, Desa Mlilir, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun tergolek lemas tak berdaya tidur sebatangkara di rumahnya, Senin ( 6 / 3 / 2017) . Untuk makan dan minum, tetangganya Sulami (duduk) menyuapi setiap hari. (Kompas.com/Muhlis Al Alawi) 

"Dulu sebelum kondisi Mbah Kadiyem tak berdaya, dia masih bisa menghidupi dirinya sendiri. Tapi setelah badannya lemas empat tahun terakhir, saya yang memberi makan, minum, memandikan hingga membersihkan kotoran hajatnya karena mbah Kadiyem tidak bisa berdiri dan berjalan lagi," kata Sulami di rumah Kadiyem, Senin (6/3/2017) siang.

Siang itu, karena ada tamu yang datang, Sulami mencoba membangunkan Kadiyem yang sedang tertidur pulas. Kadiyem yang dibangunkan tidak menyahut. Sesekali Kadiyem melenguh dan tidur kembali.

Menurut Sulami, sebelum hidup sebatang kara, Kadiyem tinggal dengan kakak kandungnya yang sama-sama menjanda bernama Darmilah.

Namun semenjak Darmilah meninggal, kondisi kesehatan Kadiyem menurun drastis. Kadiyem tergolek lemas tak berdaya dan hanya bisa terbaring di tempat tidurnya.

"Hari ini dia tidak mau makan dan minum. Tadi saya sudah coba suap untuk makan dan minum tapi Mbah Kadiyem tidak mau. Padahal kemarin masih mau makan dan minum," kata Sulami.

Sejak Kadiyem tergolek tak berdaya di kasur, lanjut Sulami, dia jarang berbicara. Sesekali Nenek Kadiyem mengigau minta pulang. Tetapi ketika ditanya mau pulang kemana, Kadiyem tak menyahut.

"Pernah Mbah Kadiyem mengigau 'ayo muleh' (ayo pulang)," tutur Sulami.

Menurut dia, sejatinya Kadiyem memiliki anak semata wayang yang saat ini tinggal di Lampung. Namun, dalam sepuluh tahun terakhir, anaknya yang bernama Gunari tak kunjung datang menengok ibundanya.

Padahal sebelumnya, Gunari rajin menengok Kadiyem dan mengirim uang untuk membiayai hidupnya lewat saudaranya yang tinggal di Ponorogo.

Bahkan Kadiyem pernah diajak ke Lampung oleh anaknya, tetapi karena tidak kerasan, dia akhirnya pulang kembali ke kampung halamannya. Semenjak memiliki dua istri, Gunari tak lagi menengok ibundanya. Tak hanya itu, putra semata wayangnya itu pun jarang mengirimi uang kepada Kadiyem.

"Anaknya sudah tidak pulang sepuluh tahun. Suaminya pun sudah meninggal lama. Mbah Kadiyem kini jatuh sakit dan tidak bisa jalan lagi. Padahal dulu bisa berjalan dan memasak sendiri," ujar Sulami.

Warikun, tetangga lainnya, juga menyatakan, sebelum memiliki dua istri, sang anak sering menengok Kadiyem.

"Setelah memiliki dua istri, anaknya tak lagi mengunjungi ibunya," kata dia.

Warikun menuturkan, sebelumnya, anak Kadiyem sosok yang berhasil. Tetapi dia menduga, pengaruh menikah lagi menjadi penyebab Gunari jarang menengok ibundanya.

Sementara itu, Harsih, tetangga Kadiyem menyebutkan bahwa nenek lansia itu mulai mendapatkan perhatian dari warga lain semenjak ada orang yang memberikan bantuan.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved