Siswa Taruna Dibunuh

Ada yang Aneh dalam Pembunuhan Siswa SMA Taruna Nusantara, Misteri Tiga Selimut, Kenapa?

Krisna Wahyu Nurachmad (15), siswa SMA Taruna Nusantara, diketahui bahwa korban meninggal akibat luka serius pada bagian leher.

Instagram
Kresna Wahyu Nurachmad (kanan) 

TRIBUN-MEDAN.com - Dari proses autopsi yang dilakukan terhadap jenazah Kresna Wahyu Nurachmad (15), siswa SMA Taruna Nusantara, diketahui bahwa korban meninggal akibat luka serius pada bagian leher.

Luka tersebut menganga selebar 5 sentimeter dengan kedalaman 15 sentimeter.

Baca: 4 Fakta Mengejutkan di Balik Pembunuhan Krisna Siswa SMA Taruna

Baca: Banjir Ucapan Belasungkawa di Akun Krisna Siswa SMA Taruna Nusantara yang Tewas Dibunuh

Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Condro Kirono mengatakan, luka tusukan tersebut juga tembus hingga ke bagian belakang.

Korban ditusuk dari bagian samping dan tembus ke bagian sisi satunya.

Saat ditemukan, kaki korban tertutup selimut.

Baca: Ngeri, Pembantu Ini Terekam CCTV Bikin Merinding, Berubah Seperti Zombie Lalu Pingsan

Baca: Menteri Sri Mulyani Curhat Tax Amnesty di Buku Harian Netizen Malah Gagal Fokus Kenapa?

Di kamar tersebut juga ditemukan tiga selimut, padahal hanya ada dua penghuni tiap kamar yang tersekat oleh lemari tersebut.

"Kemungkinan meninggal di antara pukul 03.00-04.00 pagi," kata Kapolda.

Acara Pembaretan di SMA Taruna Nusantara Magelang
Acara Pembaretan di SMA Taruna Nusantara Magelang (Facebook Official SMA Taruna Nusantara)

Untuk menindaklanjuti kasus ini, 17 saksi yang terdiri dari 14 siswa SMA Taruna Nusantara dan 3 pamong diperiksa polisi.

"Polisi juga sudah mengamankan sebilah pisau yang dipakai untuk membunuh. Juga baju dan celana dengan bercak darah," imbuh mantan Kapoltabes Yogyakarta ini.

Baca: Prabowo Diteriaki Makar saat Berpidato di Kantor DPP Partai Gerindra, Sindir Siapa?

Baca: Digugat Cerai Istri, Ibnu Jamil Masih Tinggal Satu Rumah, Ini Penjelasan Manajernya

Kapolres Magelang, AKBP Hindarsono membenarkan jika pihaknya telah memeriksa 17 saksi dalam kasus pembunuhan di SMA Taruna Nusantara tersebut.

"Siswa yang diperiksa 14 dan 3 pamong, ini masih proses berlanjut masih proses pemeriksaan," kata Kapolres.

"Dugaannya memang dilakukan temannya sendiri, tapi bagaimana kepastiannya masih dalam proses. Seluruh siswa yang diperiksa semuanya masih berstatus sebagai saksi," kata Hindarsono.

Wagub Akmil

Perihal luka yang mengakibatkan Krisna meninggal ini juga dikatakan oleh Brigjen Dudung Abdurachman, mantan Wakil Gubernur Akmil Magelang yang juga paman korban.

Dudung mengaku belum mendapat keterangan banyak soal tewasnya Krisna.

Baca: OMG! Perut Buncit PM Najib Razak Menjadi Obrolan Netizen Kok Bisa?

Baca: Dulu Siti Nurhaliza Pernah Keguguran, Sekarang Bahagia Timang Bayi dari Anak Tiri

Dia baru mendapat informasi tewasnya keponakannya itu dari anggotanya di Magelang.

"Baru dapat info dari anggota, katanya jenazah masih di TKP, masih diselidiki polisi. Saya dapat informasi seperti itu (ada luka)," kata Dudung.

Informasi dari sumber terpercaya yang diperoleh Tribun Jogja menyebutkan kasus pembunuhan terhadap siswa SMA Taruna Nusantara Magelang tersebut terungkap pada Jumat (31/3) pukul 04.00.

Korban ditemukan meninggal dunia di ranjangnya yang ada di Barak Graha 17 kamar 2B komplek SMA TN Mertoyudan, Magelang.

Baca: Kendati Banyak Dibully, Sandiaga Tetap Ngotot Program Rumah DP 0 Persen Bisa Sukses

Baca: Prabowo Diteriaki Makar saat Berpidato di Kantor DPP Partai Gerindra, Sindir Siapa?

Yang menjadi saksi awal dalam kejadian tersebut adalah Kodiat (59) dan Riyanto (54) merupakan Pamong Graha di SMA Taruna Nusantara.

Sekitar pukul 04.00, seperti biasanya Riyanto selaku Pamong graha 17 membangunkan siswa graha 17 untuk melaksanakan salat subuh.

"Saksi kembali mengulangi membangunkan dengan melihat setiap lorong kamar. Saat itulah ia melihat asa siswa berselimut di kamar 2B dan tidak beranjak bangun. Saat dibuka, ternyata siswa tersebut dalam keadaan bersimbah darah," kata saksi tersebut.

Melihat kondisi itu, awalnya Riyanto menduga siswa yang biasa dipanggil Eno tersebut mengalami muntah darah.

Saksi Riyanto kemudian melaporkan kejadian ini ke piket jaga. Bersamaan dengan itu, saksi Kodiyat memeriksa denyut nadi siswa tersebut dan sudah tidak berdenyut.

Barang bukti

Saat ditemukan, posisi korban ada di atas ranjang membujur ke arah selatan dengan kepala menghadap ke timur. Tangan korban melintang di dada dengan kaki kanan menekuk dan sebagian kaki tertutup selimut.

Penyidik juga menemukan pisau di kamar mandi barak graha 17 berikut sarung pisau di dalam tas yang ada di lemari milik siswa lain. Sarung pisau tersebut identik dengan pisau yang ditemukan di kamar mandi.

Selain pisau, penyidik juga menemukan baju yang terkena bercak darah milik siswa lain. Baju tersebut ditemukan di depan gudang barak graha 17.

Fakta lain yang ditemukan adalah, di dalam kamar korban ada tiga selimut, meski penghuni kamar hanya dua orang.

Sementara itu penyidik juga memperoleh catatan ada enam siswa yang diketahui keluar dari kompleks sekolah pada Kamis (30/3).

(dnh/rid/mim/dtc/tribunnews)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved