Pembunuhan Sadis

Roni Si Pembunuh Keji Bayaran Kaget Target Pembunuhan Ternyata Masih Saudara tapi Tetap Melakukannya

Bahkan dia sempat mengaku terkejut rumah yang dijadikan sasaran perampokan adalah rumah keluarganya sendiri.

TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI
Petugas kepolisian mengiring seorang tersangka bernama Roni (21) yang berhasil ditangkap terkait kasus pembunuhan sekeluarga saat tiba di Mapolda Sumatera Utara, Medan, Rabu (12/4/2017). Roni yang merupakan komplotan Andi Lala itu diduga berperan sebagai eksekutor anak korban saat pembunuhan sekeluarga di Mabar. TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI 

TRIBUN-MEDAN.com - Pengakuan nan mengejutkan bersuar dari pelakon pembunuhan keluarga Riyanto di Mabar, Medan Deli, Minggu (9/4/2017) lalu.

Roni, satu dari dua pelaku yang ditangkap polisi pada Rabu (13/4/2017) bilang pada polisi kalau ia sama sekali tidak tahu menahu bahwa target pembunuhan masih memiliki tali persaudaraan.

Pria 21 tahun yang berdomisili di Lubukpakam, Deliserdang ini juga membeberkan bahwa keluarga Riyanto mengenal baik dirinya.

Baca: BREAKING NEWS: Ledakan Kecil di Gereja Jago Ambarawa, Pelaku Ditangkap

Baca: Memilukan, Pengakuan Bayi Selamat Korban Pembunuhan Sekeluarga: Teman Ayah yang Terakhir Datang

Baca: Dalang Pembantaian Satu Keluarga Tega Melibatkan Keponakannya, Dijemput sebelum Tragedi Berdarah

Saat ditawari bayaran untuk merampok, Roni sudah terkejut.

Keterkejutannya kian pekat tatkala ditunjukkan rumah korban.

Memang, kata Roni, Andi Lala tak memberitahu dari awal siapa dan di mana target perampokan.

"Mereka merencanakan aksi perampokan itu dari Lubuk Pakam. Lalu, para pelaku menyiapkan perlengkapan untuk itu, di antaranya menyediakan lima buah parang yang disimpan di dalam tasnya," kata Direktur Direktorat Reserse dan Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sumut Kombes Pol Nurfallah, Rabu (12/4/2017).

Setelah parang itu tersedia, pelaku kemudian menyewa mobil rental di kawasan itu.

Tetapi, kedua pelaku ini tidak menyadari kalau ternyata sasarannya adalah rumah korban.

Roni yang kesehariannya menjual kerupuk, beberapa kali mengambil kerupuk dari rumah korban untuk dijual.

 Sehingga, antara korban dengan tersangka Roni juga sudah saling mengenal.

"Tersangka Roni ini juga sempat kaget, ternyata sasarannya adalah rumah saudaranya sendiri," ujarnya.

Tetapi, karena sudah telanjur, mau tidak mau dia (Roni) juga melakukan pembunuhan itu.

"Kalau tersangka Andi Saputra memang tidak memiliki hubungan kekeluargaan dengan korban," katanya.

Dalam melakukan aksinya Andi Lala (34) bersama komplotannya mengincar harta bagi hasil yang lebih besar lagi dari keluarga Riyanto saat menyambangi kediamannya dini hari hingga tega membantai satu keluarga.

Tak tanggung-tanggung, Andi Lala si pembunuh keji yang kini ditetapkan sebagai tersangka mengincar uang Rp 500 juta milik Riyanto dari hasil penjualan tanah.

Dari keterangan Andi Saputra, motif di balik perampokan dan pembunuhan itu lantaran korban diduga baru menjual tanah senilai Rp 500 juta.

Perilaku Buruk Andi Lala Mulai Dari Perusuh dalam Keluarga Hingga Narkoba

Motif pembagian harta warisan semakin menguatkan latarbelakang kenapa tersangka Andi Lala begitu tega menghabisi keluaga Riyanto.

Namun berapa nilai jual tanah yang menjadi bagi hasil harta warisan dari hasil penjualan untuk pembangunan jalan tol Medan-Kualanamu di Serdangbedagai yang jadi rebutan belum jelas benar.

Saripon (50) salah satu kerabat korban mengatakan kalau Andi Lala dalam keluarga sering menjadi biang masalah. "Andi Lala dikenal sebagai perusuh di keluarga," ungkap Saripon kepada Tribun-Medan.com Selasa (11/4/2017).

Menurutnya, terkait dengan uang ganti rugi tanah, keluarga dari istri Andi Lala mendapat bagian ganti rugi sebesar Rp 270 juta.

Namun uang tersebut disebut-sebut telah habis.

Istri Andi Lala, Reni dan istri Riyanto, Sri adalah saudara sepupu dan kedua wanita tersebut yang sebenarnya memiliki hak atas ganti rugi tanah tersebut.

"Keluarga kan dapat ganti rugi tanah sekitar Rp 270 juta. Ya, uangnya itu habis gara‑gara si Andi itu," ungkap Saripon.

Bapak beranak dua ini menyebut, setelah mendapat ganti rugi tanah untuk pembangunan tol di Seirampah, Andi kerap meminta yang aneh‑aneh kepada keluarga perempuan.

"Begitu dapat uang, disuruhnya beli mobil, beli inilah, beli itulah. Terakhir, semuanya habis entah ke mana," kata Saripon.

Ia mengatakan, sikap buruk Andi ini diduga ada kaitannya dengan narkoba.

"Kalau ada kabar Andi itu terlibat pembunuhan dan kalaulah dia yang bunuh, berarti itu karena narkobanya. Kelewatan betul Andi itu. Buat malu keluarga saja," ungkap Saripon.

Ia mengaku, pihak keluarga perempuan jadi serba salah karena ulah Andi.

"Kami, ya bingung betul ini. Andi itu kan kalau dibilang, ya masih keluarga. Tapi, kok ya dia bunuh keluarganya sendiri. Kurang ajar sekali dia itu," ungkap Saripon dengan raut wajah masam dan nada yang makin meninggi.

Namun, kata Saripon, pascapembunuhan, Andi Lala sempat muncul di lokasi kejadian pada Minggu sore, selepas rombongan Kapolda Sumut pulang.

Kala itu, Andi Lala tampak buru‑buru pamit untuk pulang ke rumahnya di Lubukpakam, Deliserdang.

"Saya waktu itu enggak ngeh kalau dia terlibat. Tetapi, gelagatnya waktu itu aneh sekali. Ketika datang Minggu sore itu, dia buru‑buru mau pulang," kata Saripon.

Saat datang ke lokasi kejadian, Andi Lala ditemani isterinya, Reni, menumpangi mobil pikap.

Saat itu, katanya, Andi buru‑buru pamit.

"Pengakuan dia sama saya, katanya mau ngantar sepeda. Pas pemakaman semalam pun sudah enggak nampak dia. Rupanya dia pelakunya," ungkap Saripon.

Rumah duka korban pembunuhan lima orang satu keluarga di Jalan Kayu Putih, Gang Banteng, Lingkungan XI, Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli dijaga pihak keluarga dan kepolisian.

Meski dijaga ketat, tetap saja warga datang ke lokasi, terlebih setelah mendengar kabar beberapa pelaku pembunuhan ditangkap petugas gabungan Polda Sumut.

(tim/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved