Seperti Ini Kata Kunci untuk Ziarah dan 'Ritual Seks' di Gunung Kemukus

"Kalau sudah dua-tiga kali ke sini, baru kita tahu mana peziarah asli, mana wanita pelat kuning yang memang mangkal di Kemukus,"

TRIBUN JATENG/SUHARNO
Pemkab Sragen larang wisata Gunung Kemukus. (TRIBUN JATENG/SUHARNO) 

Dengan gaya lugu mereka selalu mengaku pada siapa saja bahwa mereka juga peziarah dari jauh dan baru pertama kali datang ke Kemukus.

Peziarah baru yang belum kenal medan Kemukus banyak yang tertipu.

Maksud hati mencari teman ngalap berkah, tahunya malah jatuh ke pelukan kupu-kupu malam atau laki-laki hidung belang yang cuma mau ngalap birahi.

"Kalau sudah dua-tiga kali ke sini, baru kita tahu mana peziarah asli, mana wanita pelat kuning yang memang mangkal di Kemukus," kata Suhandi, peziarah yang mengaku rajin ke Kemukus setelah usaha dagangnya hancur gara-gara diguna-gunai orang.

Umumnya, peziarah menghindari hubungan dengan wanita sewaan.

Bukan hanya karena ini berarti harus dikeluarkannya biaya ekstra, tapi juga karena dengan wanita begituan kelanggengan hubungan sulit dipertahankan.

"Bisa saja, malam ini, dia tidur dengan kita, tapi bulan depan main dengan orang lain," cerita seorang peziarah.

"Maklum, namanya juga wanita bayaran."

Namun, aturan main para juru kunci makam rupanya kurang jelas mengatur soal teman kencan ini.

Soal hubungan dengan wanita pelat kuning tak pernah disebut bagaimana hukumnya.

Karenanya, tak aneh kalau ada sementara peziarah mencari jalan yang gampang saja.

Pokoknya, asal tetap mematuhi prinsip tak berganti-ganti pasangan selama tujuh kali berturut-turut.

(Intisari)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved