Demi Ahok, WNI di Swiss Bayar Rp 2,1 Juta untuk Izin Berunjuk Rasa
Sekitar 300-an pendukung Basuki Tjahaja Purnama, atau Ahok, yang sebagian besar berpakaian merah putih, menggelar demonstrasi damai.
"Kalau lapar ya cari makan sendiri, kalau mau sampai di Zurich, ya harus naik kereta atau bawa mobil sendiri," tuturnya.
Ratusan warga Indonesia yang ikut aksi ini datang dari berbagai kota misalnya Thurgau, Saint Gallen, Lucerne, Basel, Bern, hingga Jenewa dan Tessin.
Kota-kota ini termasuk kota yang letaknya agak jauh dari Zurich. Warga Indonesia di Jenewa, misalnya, memerlukan waktu tiga jam naik kereta api menuju Zurich.
Baca: Wanita Ini Demo saat Wapres Jusuf Kalla Angkat Vonis Ahok di Universitas Oxford
Seperti di Jenewa dan Bern, aksi di Zurich ini juga diisi dengan menyanyikan lagu-lagu nasional, membaca doa lintas agama, dan penyulutan lilin.
Ni Nyoman Hartini, warga Indonesia yang menetap di Kloten, pinggiran Zurich, terlihat terisak-isak ketika menyanyikan lagu kebangsaan, Indonesia Raya.
Terharu, sedih, campur aduk,“ kata Hartini.
Demonstrasi yang berlangsung satu jam itu berakhir pukul 22.30 waktu setempat, ketika Zurich mulai menjadi gelap.
Usai berunjuk rasa, beberapa peserta menggosok bekas lilin yang menempel di lantai jembatan.
"Syaratnya memang begitu, harus dibersihkan seperti sedia kala. Kalau tidak (dibersihkan), Pemkot Zurich akan membersihkannya," ujar Denny.
Baca: Sedih Ahok Dipenjara, Young Lex Bikin Tato di Tangannya
Namun biaya pembersihan akan ditagihkan ke panitia aksi. Sementara, biaya pembersihan cukup mahal yaitu 200-400 franc Swiss (CHF) atau setara Rp 2,3 juta hingga Rp 4,4 juta.
Selain harus membersihkan lokasi, kata Denny, mereka juga harus membayar biaya unjuk rasa yang berlangsung satu jam itu sebesar 190 CHF atau sekitar Rp 2,1 juta.
"Kami juga dilarang minta sumbangan di jalanan, dan mengucapkan hate speech," katanya.
Biaya sejumlah itu, kata Denny, dikumpulkan dari patungan dengan teman-temannya.