Putra Sulung Ipda Anumerta Martua Sigalingging Fokus Sekolahkan Enam Adiknya

"Saya tidak pacaran dulu dan menikah dulu. Fokus bantu sekolahkan adik-adik hingga tamat. Kasihan Mamak (Mianna Manalu menanggung beban sendiri)"

Tribun Medan/jefri Susetio
Kapolres Batubara AKBP Dedy Indriyanto menyampaikan belasungkawa kepada keluarga Inda (Anumerta) Martua Sigalingging, Selasa (27/6/2017). Martua merupakan anggota Polda Sumut yang meninggal dunia diserang simpatisan ISIS. 

Laporan Wartawan Tribun Medan / Jefri Susetio

TRIBUN-MEDAN.com, LIMAPULUH - Rony Sigalingging (23) anak pertama almarhum Inspektur Polisi Dua (Ipda) Anumerta Martua Sigalingging tidak henti meneteskan air mata. Bahkan, ia tidak beranjak dari depan peti jenazah.

Rony Sigalingging yang mengenakan kaos hitam setia di samping Mianna Manalu, ibunya. Berulangkali, ia memeluk sekaligus menyeka air mata Mianna Manalu yang meratap.

Tribun Medan/Tribun-Medan.com yang mengikuti prosesi pemakaman dari awal hingga akhir menyempatkan untuk berbincang. Rony memegang Rosanta Sigalingging, adik bungsunya berkomitmen fokus bantu orangtua.

"Saya tidak pacaran dulu dan menikah dulu. Fokus bantu sekolahkan adik-adik hingga tamat. Kasihan Mamak (Mianna Manalu menanggung beban sendiri)" ujarnya kepada Tribun Medan.

Baca: Lulus Cum Laude, Norman Nyaris Baguil Hadiri Upacara Wisuda

Ia menyadari meninggal dunianya Ipda (Anumerta) Martua Sigalingging berdampak pada ekonomi keluarga. Karena itu, dia akan kerja keras demi membantu orangtua penuhi kebutuhan delapan adiknya.

Selain itu, katanya, sebagai anak tertua enggak mungkin membiarkan Mianna Manalu, ibudanya besarkan delapan adiknya sendirian. Apalagi biaya pendidikan cukup mahal.

"Istilahnya saya harus berkorban dulu untuk keluarga. Kalau saya cepat menikah atau pacaran bagaimana kehidupan mereka?" katanya.

Tidak hanya itu, dia akan berupaya menahan diri untuk membeli barang ataupun keinginan tertentu. Sehingga, berupaya memperioritaskan pendidikan adik-adiknya terlebih dahulu.

Apakah orangtua ada cerita mengapa banyak anak? Tanya Tribun Medan/Tribun-Medan.com. Ia menjawab, Mianna Manalu, ibudanya tidak diperbolehkan KB oleh dokter karena punya penyakit.

"Mamak enggak bisa KB terkendala kesehatan. Daripada kondisi fisiknya terganggu," ujarnya.

Pada saat acara prosesi pemakaman berlangsung, Rosanta Sigalingging, anak bungsunya tertidur digendongan Mila Sigalingging (15), putri ke-empat Ipda Martua Sigalingging.

Mila yang duduk tepat di samping Rony, hanya menunduk, sembari meneteskan air mata. Berulangkali, ia menyeka air matanya dengan tisu. Bahkan, ia peluk erat adiknya yang sedang tidur.

Sepanjang acara pemakaman berlangsung Rosanta Sigalingging tidak meneteskan air mata. Bocah perempuan itu hanya diam, melihat ratusan orang yang datang sembari memeluknya.

"Empat orang adik masih SD dan dua orang SMP. Satu adikku SMA. Kami sangat bermohon kepada Pak Kapolri dan Kapolda bisa diluluskan Polisi, adikku James," katanya.

Menurutnya, bila James lulus jadi Polisi beban Mianna Manalu sekolahkan anak-anaknya makin berkurang. Apalagi selama ini keluarga menghadapi masalah ekonomi yang serius.

Ia menceritakan, Ferdy Sigalingging, adeknya sempat kuliah di UNIKA, namun terpaksa cuti. Ipda Anumerta Martua Sigalingging terpaksa menyarankan Ferdy untuk cuti sementara karena tak sanggup membiayai kebutuhan anak-anaknya.

"Ferdy kuliah di Unika tapi cuti karena orangtua tidak sanggup biaya kuliah.
Jadi kemarin dua orang yang kuliah dan Bapak tugas di Polda. Jadi tiga dapur, jadi banyak kali biaya," ujarnya.

Dia mengungkapkan, Ipda (Anumerta) Martua Sigalingging cerita tidak sanggup memenuhi biaya kuliah dua anaknya. Sehingga, meminta Ferdy untuk cuti dan kembali melanjutkan kuliah bila Rony selesai.

"Rencananya memang stop dulu kuliahnya tunggu saya selesai dan dapat kerja. Seharusnya kembali lanjut, namun Bapak sudah tiada," katanya.

Adapun permintaan keluarga pengin James, anak ketiga pasangan Ipda Martua Sigalingging dan Mianna Manalu lulus polisi. Agar dapat meringankan beban keluarga.

"Ibu saya enggak kerja kalau adik saya jadi Polisi dapat bantu beban orangtua untuk sekolahkan adik-adik. Kemudian beban yang dipikul orangtua berkurang," ujarnya.

Ia menyampaikan, tidak akan meminta bantuan dari kepolisian. Tapi, dia bermohon Kapolri Jenderal Tito Karnavian dapat meluluskan James, adiknya tes masuk Polisi.

Sebelumnya, James pernah mengikuti tes Polisi di Polres Tapanuli Selatan. Namun, gagal pada seleksi administrasi karena tidak punya sertifikat komputer. Padahal, James sudah dua tahun persiapkan fisik.

Selama dua tahun terakhir, lanjutnya, James sudah latihan fisik. Saban hari, berlari, dan berenang agar memenuhi standar yang ditentukan panitia seleksi.

"James sudah dua tahun latihan fisik selama dua tahun. Mulai dari lari hingga berenang. Semua dilakukan untuk penuhi keinginannya bukan keinginan orangtua," katanya.

(tio/tribun-medan.com) 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved