Togu Simorangkir Berhenti Urusi Orangutan dan Memilih Bantu Pendidikan Anak-anak, Ini Alasannya

Kali ini dirinya menjadi pembicara bersama tokoh lokal lainnya dalam acara bertajuk Diskusi Publik bersama Tokoh Muda Inspiratif, Minggu (16/7/2017).

Penulis: Dedy Kurniawan |
Tribunnews
Togu Simorangkir saat menghadiri peluncuran Gerakan Literasi Nusantara #AyoBaca yang digelar Kompas Gramedia di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, Rabu (17/5/2017). 

Laporan Wartawan Tribun Medan / Dedy Kurniawan

TRIBUN-MEDAN.COM, SIANTAR - Togu Simorangkir pria yang memilih balik kampung mendedikasikan waktunya untuk pengembangan literasi, minat baca di daerah pesisir Danau Toba. 

Tahun 2010, lelaki tamatan MSc in Primate Conservation, Oxford Brookes University, Inggris ini kembali ke Pematangsiantar menjadi petani organik dan mendirikan Yayasan Alusi Tao Toba.

Katanya, dia terpanggil untuk memilih balik ke Siantar-Simalungun karena kecintaannya terhadap kampung halamannya. Padahal ia sudah bekerja di yayasan internasional penyelamatan Orang Utan sebagai peneliti di Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan.

Sebagai anak bangsa dirinya merasa punya tugas utama mencerdaskan bangsa dengan membagi diri mulai sebagai putra daerah.

Baca: Hadiri Acara Gerakan Literasi Nusantara #AyoBaca Kompas Gramedia, Ini Harapan Togu Simorangkir

Kali ini dirinya menjadi pembicara bersama tokoh lokal lainnya dalam acara bertajuk Diskusi Publik bersama Tokoh Muda Inspiratif di Patarias Coffee Shop Jalan Asahan Pematangsiantar, Minggu (16/7/2017). Dihadiri lebih 500 ratusan orang, yang didominasi orang Batak. 

Di antara masyarakat umum dan dari organisasi mahasiswa HMI, GMKI, GMNI, Taruna Merah Putih, komunitas lokal dan politikus Maruara Sirait.

Dirinya juga menceritakan sejumlah gerakan inspiratifnya seperti membuat aksi menggalang dana dengan cara berjalan kaki sejauh 25 kilometer yang dimulainya dari rumahnya di Sei Serapuh (Kabupaten Simalungun) ke Kota Pematangsiantar yang dilanjutkan dengan berkeliling di Kota Pematangsiantar

Baca: Togu Simorangkir Buat Presiden Jokowi Ngakak di Istana Negara

Katanya mimpinya ingin mendekatkan buku-buku kepada anak-anak di desa-desa di sekitar Danu Toba.

Pendekatannya adalah lingkungan hidup, pendidikan, dan penguatan masyarakat yang pada akhirnya muaranya adalah pada pelestarian lingkungan hidup. Ia pun melestarikan Danau Toba lewat kesadaran lingkungan dari masyarakat.

"Saat ini kita terus berjalan membangun kapal untuk pengembangan literasi minat baca anak-anak Danau Toba. Kemarin kita sudah kasih kunci ke anak-anak biar bisa akses bacaannya. Sampai didemo saya karena mereka sempat tidak bisa masuk," katanya. 

Pendekatan yang dilakukan Togu adalah membuat sopo belajar dan kapal belajar bertujuan perubahan pola pikir untuk orang lebih mencintai lingkungan, dengan fokus anak-anak. 

Togu memulai mimpinya tersebut dengan mendirikan sopo belajar (rumah belajar) di desa-desa di sekitar Danau Toba. Sopo belajar pertama yang dikelola oleh Yayasan Alusi Tao Toba adalah Sopo Belajar Lontung, berada di Desa Lontung, Pulau Samosir. Desa Lontung merupakan desa dengan akses jalur darat yang sangat sulit.

"Kita harus memilih dan merasa cukup dengan fesyen kita. Dan saya merasa fesyen saya di bidang filantropi masyarakat," katanya. 

Diketahui Togu sudah mendirikan banyak sopo belajar di ratusan desa di seputaran Danau Toba yang sangat sulit (tidak bisa) dijangkau melalui jalur darat. Tahun 2016 bersama Yayasan Alusi Tao Toba ia berencana mendirikan 5 sopo belajar lagi dan launching Kapal Belajar Alusi Tao Toba jilid 2.

Sejak awal berdiri di tahun 2010 hingga 2016, Alusi Tao Toba sudah berhasil mengelola 3 sopo belajar. Sopo Belajar Lontung di Desa Lontung, Sopo Belajar Janji Maria di Pangururan, dan Sopo Belajar Bahalbahal di Kecamatan Simanindo Samosir.

Untuk pendanaannya Togu melakukan dari menjual merchandise, ngamen bersama para relawan Baling (Bersama Alusi Luaskan Impian Nan Gemilang), menjual kalender Tao Toba penuh cinta berisi foto-foto alam dan budaya di sekitar Danau Toba sumbangan para fotografer profesional Sumatera Utara, Bersepeda Berbagi, dan banyak aksi  lainnya.

Sekedar informasi, Togu pernah berenang sejauh 18 Kilometer di Danau Toba untuk menggalang dana bagi pengadaan kapal belajar. Pada tahun 2015 lalu, 2 Mei 2015, bersamaan dengan Hari Pendidikan Nasional, dalam EventBerenang Berbagi 2015, Togu berenang dari Onanrunggu ke Balige dengan waktu tempuh 8 jam. Togu berhasil mengumpulkan dana sebesar 120 jutaan. Aksi baling ini bukan yang pertama kali dia lakukan.

Sebelumnya Togu sudah pernah berenang sejauh 9 kilometer dengan waktu tempuh 5 jam dalam Event Berenang Berbagi 2012 pada 21 Juli 2012. Saat pertama kali berenang di Danau Toba ia mengalami lima kali kram dan berhasil mengumpulkan dana 64 juta rupiah.(*)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved