Pilpres 2019
Pilpres 17 April 2019 Masih Jauh, Fahri Hamzah Mendadak Puji Jokowi, Kritik Prabowo Subianto
Pemilihan legislatif dan pemilihan presiden 2019 akan dilaksanakan serentak pada 17 April 2019. Walau masih jauh, Fahri Hamzah mendadak puji Jokowi
TRIBUN-MEDAN.COM - Pemilihan legislatif dan pemilihan presiden 2019 akan dilaksanakan serentak pada 17 April 2019. Masih ada waktu 20 bulan dihitung mundur dari Agustus 2017.
Walau masih relatif lama, sejumlah partai politik sudah jauh-jauh menetapkan calon presiden yang akan diusung, yakni presiden petahana, Joko Widodo alias Jokowi.
Sejauh ini sudah ada empat parpol yang sudah mewacanakan mengusung Jokowi, yaitu Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hanura, dan Perindo. Partai pendukung pemerintah lainnya belum menentukan pilihan yakni PDIP, Partai Nasdem, dan PKB.
Sementara empat partai lain, yakni Partai Gerindra, PKS dan PAN terkesan berada di luar pemerintahan, diduga mengusung Prabowo Subianto. Partai Demokrat yang diketuai mantan presiden Susilo Bambang Yudhyono berpeluang berkoalisi dengan parpol pengusung Prabowo.
Terkait peta politik demikian, politisi yang diberhentikan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) kini msih menjabat Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fahri Hamzah mengeluarkan pernyataan agak mencengangkan.

Baca: Gelak Tawa Jokowi Dengar Guyonan Prabowo saat Naik Kuda dan Topi Koboi
Baca: Apa Salah Jokowi Pakai Dana Haji untuk Pembiayaan Infrastruktur? Fahri Hamzah: Dilaknat Allah
Baca: Mengejutkan, Fahri Hamzah Serukan Blokir Akun Jokowi, tapi Gini yang Terjadi
Laki-laki asal Nusa Tenggara Barat ini, kerap memberi pernyataan kritis yang menyudutkan Presiden Jokowi, namun kali ini agak berbeda. Fahri merupakah mantan elite PKS, parpol anggota Koalisi Merah-Putih pengusung Prabowo Subianto - Hatta Radjasa yang kalah dari Jokowi - M Jusuf Kalla, pada Pilpres 2014.
Perolehan suara pada Pilpres 2014, Joko Widodo - Jusuf Kalla 70.997.833 atau setara 53,15% suara, sedangkan Prabowo - Hatta sebanyak 62.576.444 (46,85%).
Fahri menilai wajar semakin banyak partai politik yang mendukung Presiden Joko Widodo untuk maju kembali dalam Pemilu 2019 mendatang.
Sebab, Fahri menilai, Jokowi sebagai petahana (incumbent) memang merupakan calon yang paling berpeluang untuk kembali terpilih menjadi presiden.
"Sepertinya sejak awal, Pak Jokowi, di antara semua calon yang menonjol dan paling dominan," kata Fahri Hamzah di Cibubur, Jakarta Timur, Minggu (6/8/2017), dikutip www.Tribun-Medan.com dari KOMPAS.com .
Pemilihan Umum yang mencakup DPR RI, DPRD, DPD akan dilaksanakan serentak dengan Pemilihan Presiden 2019. Pemilihan Umum legislatid dan Pilpres pertama serentak.
Partai Perindo yang selama ini kerap mengkritik pemerintah, juga berencana membei dukungan ke Jokowi pada 2019.
Hingga saat ini, empat partai politik yang sudah mewacanakan akan mengusung Jokowi, yaitu Partai Persatuan Pembangunan, Partai Hanura, Partai Golkar, dan Perindo.
Partai Hanura mengukuhkan dukungan ke Jokowi dalam rapat pimpinan nasional Jumat (4/8/2017) lalu. Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan telah terlebih dulu menyatakan dukungannya.
"Tantanganya untuk parpol lain, relevan enggak jadi pesaing Pak Jokowi? Bawa ide baru apa? Pak Jokowi sudah kelihatan bangun sana, bangun sini. Sekarang mau datang, apa idenya?" kata Fahri.
"Kalau tidak kuat, ya mendingan Pak Jokowi," ucap dia.
Fahri menilai, elite politik yang saat ini hendak menantang Jokowi pada 2019 harus mulai kritis terhadap pemerintah. Dengan begitu, publik bisa membuka mata untuk mereka.
"Saya ingin elite berdebat menunjukkan pandangan yang berbeda, parpol yang tidak suka dengan Pak Jokowi berbicara tajam, tunjukkan perbedaan dan falsafah pandangan dalam menyelesaikan persoalan," kata dia.
Fahri pun mengkritik Prabowo Subianto yang hendak diusung Partai Gerindra pada 2019 mendatang, juga belum cukup kritis terhadap pemerintah. Ia menyarankan agar Prabowo mulai vokal menyuarakan kritik dan masukannya.
"Biar publik bisa lihat bedanya. Sebab kalau Pak Prabowo banyak diam, publik akan melihat sama saja. Ini Pak Prabowo harus lebih kritis, konstruksi pemikiran harus dibangun. Enggak boleh Senin-Kamis, harus rutin," kata dia.
PIDATO 2 CARA JATUHKAN PRESIDEN JOKOWI
Baca: Mahasiswi Cantik Ini Tak Berhenti Mencecar Fahri Hamzah, Kenapa?
Sikap Fahri ini terkesan mendadak sontak. Sebab sebelumnya dia kerap mengkritik Jokowi.
Pada 23 Juli lalu, Fahri menyebut Jokowi bisa ditinggalkan banyak partai. Alsannya, Fahri melihat jabatan Jokowi di PDI-P hanya sebagai kader, sehingga tidak memiliki kekuatan politik mengajak partai lain.
"Dia (Jokowi) bisa ditinggalkan oleh banyak partai," ujar Fahri di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Jumat (21/7/2017).
Bahkan saat berpidato di depan ribuan peserta demonstrasi 4 November 2016 di Jakarta untuk meyakinkan bahwa "ada dua cara" untuk menjatuhkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Dalam pidato tersebut, yang rekamannya banyak beredar di media sosial termasuk di laman audio soundcloud.com serta diliput berbagai media cetak dan televisi, Fahri menuduh Presiden telah melakukan pelanggaran berkali-kali, antara lain "menghina ulama" dan "mencaci maki simbol-simbol Islam".
"Saudara Presiden Jokowi telah melanggar berkali-kali. Setidak-tidaknya dia telah tidak memberikan rasa nyaman, rasa nyaman kepada hati Umat Islam, menghina ulama, mencaci maki simbol-simbol Islam, membiarkan orang yang non-Muslim menghina simbol-simbol agama kita," kata Fahri dalam petikan pidato tersebut.
Menjelang akhir pidatonya di hadapan masa peserta aksi 411, Fahri mengatakan ada dua cara untuk menjatuhkan Presiden Jokowi.
"Kita kalau mau memutuskan bagaimana cara menjatuhkan presiden, ada dua caranya. Sebagai pimpinan dewan saya akan memberitahu cara yang legal, ini bukan jalan revolusi," kata Fahri.
"Seorang presiden ketika terbukti melanggar konstitusi dia langsung bisa kita galang hak menyatakan pendapat bahwa presiden telah melakukan tindakan tercela melanggar konstitusi. Maka dengan tanggapan hak menyatakan pendapat itu seorang presiden bisa dijatuhkan melalui sidang impeachment di Mahkamah Konstitusi."
"Itu jalur parlemen ruangan. Tapi kalau di jalur parlemen jalanan, Habib Rizieq yang lebih banyak tahu," ujarnya, merujuk kepada ketua atau imam besar organisasi massa Front Pembela Islam (FPI).
GERINDRA OPTIMIS USUNG PRABOWO
Baca: Fadli Zon Menebar Pujian kepada Agus Harimurti Yudhoyono, Ada Apa Ya?
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan, Gerindra tetap optimistis mengusung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto pada Pemilihan Presiden 2019, meski saat ini belum ada partai yang menyatakan dukungan.
Mengalirnya dukungan sejumlah partai untuk mengusung Joko Widodo pada Pilpres 2019 tak membuat Gerindra pesimistis.
Pemilihan Umum serentak DPR RI, DPRD, DPD dan Presiden empat partai politik yang sudah mewacanakan akan mengusung Jokowi, yaitu Partai Persatuan Pembangunan, Partai Hanura, Partai Golkar, dan Perindo.
"Tahun 2014, waktu menyusun koalisi itu pendek. Kita ingat 9 April 2014 itu pemilu legislatif, baru kemudian kita susun koalisi. Saya waktu itu yang termasuk mengatakan koalisi besar, dan akhirnya dalam waktu sebulan kurang lebih, kami bisa membuat Koalisi Merah Putih," kata Fadli, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (3/8/2017).
Ia yakin, Prabowo merupakan sosok yang memiliki elektabilitas tinggi dan tetap dinanti masyarakat untuk menjadi Presiden RI.
Fadli mengatakan, Gerindra telah menjalin komunikasi politik dengan sejumlah partai seperti PKS dan Demokrat.
"Harapan masyarakat cukup tinggi kepada Pak Prabowo untuk memimpin karena pasti banyak perbaikan ketimbang yang sekarang gitu ya. Ke mana-mana datang saya tanya ke masyarakat, hidup di era sekarang makin susah kok," lanjut dia.
Wakil Ketua DPP Partai Gerindra Ferry Juliantono menegaskan bahwa Prabowo Subianto belum mendeklarasikan diri untuk maju sebagai calon presiden pada Pemilu 2019.
"Pak Prabowo sendiri belum menyatakan kesediaannya untuk maju loh, ingat," ujar Ferry seusai acara diskusi di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (5/8/2017).
Ia menyatakan dorongan agar Prabowo Subianto maju di Pilpres 2019 berasal kader Gerindra sendiri.
Bagi partai berlambang kepala garuda itu, Pemilu 2019 masih terlalu jauh untuk dibicarakan saat ini.
Masih ada momen politik yang tidak kalah penting daripada Pilpres 2019, yakni Pilkada Serentak 2018.
Oleh sebab itu, Gerindra akan fokus meraih kemenangan pada Pilkada 2018 terlebih dahulu ketimbang berbicara Pilpres 2019.
"Gerindra beranggapan penting memenangkan pilkada, khusus di Jawa, karena jumlah penduduknya terbesar dan punya korelasi langsung terhadap pendulangan suara," kata dia.
PERINDO TIDAK CALONKA HARY TANOE
Baca: Wacana Dukungan dari Perindo, Apa Untungnya bagi Jokowi?
Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Indonesia ( Perindo) Ahmad Rofiq menyatakan, sejak awal Ketua Umum Perindo Hary Tanoesudibjo tidak pernah menyatakan secara resmi akan maju sebagai calon presiden pada Pemilu 2019.
Hal itu disampaikan Rofiq menyikapi pernyataan Hary Tanoe yang akan mencalonkan Presiden Jokowi pada Pemilu 2019.
"Tapi bahwa Pak Hary statement terbuka untuk menjadi capres kan enggak pernah. Tidak pernah terjadi," ujar Rofiq saat dihubungi, Rabu (2/8/2017).
Ia mengatakan, wacana pencapresan Hary Tanoe justru muncul dari kader-kader Perindo. Menurut dia, hal itu wajar karena merupakan bentuk militansi kader partai.
Sebab, sangat wajar bila kader partai menginginkan ketua umumnya menjadi Presiden RI. Hanya, kata Rofiq, partai juga harus tetap realistis dalam mewujudkan cita-cita politiknya.
Menurut Rofiq, sangat mungkin cita-cita politik partainya dapat tersalurkan melalui tokoh lain.
"Dukungan kepada Jokowi menjadi agenda utama yang akan dibahas dalam Rapimnas Perindo akhir tahun ini. Akan banyak nama yang dibahas," ujar Rofiq.
TAHAPAN PILAG DAN PILPRES 2019
Baca: Nyatakan Dukungan pada Pilpres 2019, Hanura Serahkan Penentuan Calon Wakil Presiden pada Jokowi
Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 digelar serentak pada 17 April 2019. Rangkaian tahapan sudah akan dilakukan sejak tahun ini, tepatnya pada Oktober 2017.
Ketua Panja RUU Penyelenggaraan Pemilu Lukman Edy mengatakan ada beberapa hal penting tentang tahapan pemilu. Di antaranya masa kampanye yang dipersingkat selama 6 bulan.
"Masa kampanye dipersingkat hanya 6 bulan. Pemilu yang lalu masa kampanye selama 1 tahun. Masa kampanye direncanakan mulai tanggal 13 Oktober 2018 sampai dengan 13 April 2019," katanya.
Pahapan pelaksanaan Pemilu 2014 dilaksanakan 22 bulan sebelumnya, Pemilu mendatang akan dipersingkat menjadi 18 bulan. Tahapan itu akan dimulai pada 1 Oktober 2017.
Inilah tahapan lengkap Pemilihan Umum Legislatif dan Pemilihan Presiden serentak tahun 2019:
1. Verifikasi partai politik pada 1 Oktober 2017
2. Penetapan parpol peserta pemilu akan dilaksanakan pada 1 Maret 2018
3. Pengajuan bakal caleg DPR, DPD, dan DPRD pada Mei 2018
4. Pengajuan bakal calon presiden dan wapres pada Agustus 2018
5. Penetapan daftar calon sementera (DCS) DPR, DPD, dan DPRD pada Agustus 2018
6. Penetapan calon presiden dan wapres serta Daftar Calon Tetap (DCT) pada September 2018
7. Masa kampanye direncanakan mulai 13 Oktober 2018 sampai 13 April 2019
8. Pelantikan DPRD kab/kota dan provinsi pada Agustus sampai September 2019
9. Pelantikan DPR dan DPD pada 1 Oktober 2019
10. Pelantikan presiden dan wapres pada 20 Oktober 2019 (Berbagai sumber)
Sebagian artikel ini sudah muat di Kompas.com berjudul "Fahri Hamzah: Kalau Calon Lain Tak Kuat, Ya Mendingan Pak Jokowi" (Kompas.com/IHSANUDDIN)
*******
KLIK BERITA TERPOPULER LAINNYA
Baca: Polisi Tangkap Pelaku Pembakar Hidup-hidup Lelaki Amplifier Setelah Investigasi 6 Hari
Baca: Warga Galang Dana untuk Istri Lelaki Amplifier Korban Salah Tangkap yang Dibakar di Bekasi
Baca: TRAGIS Pria Ini Dibakar Hidup-hidup karena Bawa Ampli ke Masjid, Fakta Sebenarnya Bikin Pilu
Baca: Foto Berciuman dengan Sesama Jenis Kembali Beredar, Hesty Klepek Klepek Dinyinyiri Warganet
Baca: Kembali Berulah, Anya Geraldine Unggah Foto Tak Senonoh Bareng Sang Kekasih
Baca: Postingan Mbah Mijan Cinta Segitiga Ambar, Benarkah Tentang Ayu Ting-ting Raffi dan Nagita?
Baca: Cinta Segitiga Pengusaha Butik Deasy Berujung Teror, Terungkap Fakta-fakta Mengejutkan
Baca: Gak Nyangka, Gadis Jelita Ini Ternyata Calon Istri Aktor Tampan 36 Tahun, Warganet Kaget
Baca: Alamak, Anggota Provost Polri Dikeroyok Orang Tak Dikenal hingga Babak Belur
Baca: Senjata Api Organik Milik Anggota Provost yang Dikeroyok Raib, Diduga Diambil Pelaku
Baca: Anggota TNI Gerebek Istrinya Lagi Ngamar Bareng Manajer di Rumah Selingkuhan
Baca: Dadanya Tampak Menyembul, Millendaru Dapat Nyinyiran dari Warganet
Baca: Sungguh Memilukan, Kisah Perjuangan Istri Dampingi Suami Idap Kanker Hingga Ajalnya Bikin Menangis
Baca: Kabar Mengejutkan, Ashanty Keguguran? Alasannya Sungguh Gak Diduga, Pergi ke Tempat Ini
Baca: Ashanty Telanjur Lakukan Hal Ini saat Hamil Muda, Begini Curhatnya di Instagram
Baca: Raffi Ahmad Beli Mobil Seharga Rp 63 Miliar, Dirjen Pajak Ngetwit Begini di Twitter
Baca: Benarkah dalam Hal Beginian pun Ayu Ting Ting Tiru Raffi dan Nagita?
Baca: BREAKINGNEWS - Semburan Dahsyat Erupsi Sinabung 3 km, Arah Barat Gelap-gulita Tertutup Awan Panas
Baca: VIDEO - Indra Sjafri Pulang Tiga Pemain Seleksi Timnas U-19, Inilah Nama-namanya
Baca: Pemain PSMS yang Tak Dibawa ke Ace Dapat PR Ini dari Pelatih
Baca: Arsenal Sandang Juara Community Shield usai Kandaskan Chelsea di Babak Adu Penalti
Subcribe YouTube Tribun Medan
Baca: Lama Derita Kanker Otak, Kenapa Penyakit dr Ryan Thamrin Baru Diketahui Minggu Lalu?
Baca: 24 Rahasia Pria dari Mendiang Dokter Ryan: Andai Wanita Tahu Hati Seorang Lelaki