Kisah Paskibra Menangis Usai Gagal Menaikkan Bendera, Warga Ikut Nangis dan Tepuk Tangan
Penyelenggara upacara Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI bisa bernafas lega karena kejadian setahun yang lalu tidak terulang.
TRIBUN-MEDAN.com, SIANTAR -Tahun ini pengibaran Bendera Merah Putih yang diselenggarakan Pemko Pematangsiantar berjalan lancar.
Ini membuat penyelenggara bisa bernafas lega karena kejadian setahun yang lalu tidak terulang.
Tepat setahun yang lalu, warga yang hadir di sekitar Lapangan Adam Malik menjadi saksi betapa pilunya tangisan Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) yang melakukan tugas untuk menaikkan bendera dalam upacara Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI yang ke-71.
Seharusnya mereka berhasil mengibarkan Bendera Merah Putih dalam upacara itu, namun sayangnya mereka gagal usai terkendala pada pengait bendera yang tidak berfungsi dengan semestinya.
(Baca: Menolak Kehidupan Mewah, Putri Tunggal Keluarga Bos Djarum Ini Jadi Biarawati)
Tiga orang yang bertugas menggerek bendera ini, yaitu Muhammad Bagus Pribadi dari Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Pematangsiantar.
Lalu Bima Addi Nugraha dari Sekolah Mandrasah Pematangsiantar dan Rexi Sinaga dari Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Pematangsiantar merasa paling bersalah atas hal ini.
Ketiganya menangis dan menutup wajah. Dan, ketika bertemu dengan sang pelatih mereka langsung memeluk pelatih tersebut.
Apa penyebab bendera tidak naik?
Asisten I Pemko Siantar waktu itu, Leo Simanjuntak dan Kadis Pendidikan Resman Panjaitan langsung menghampiri para anggota Paskibra yang menangis tersedu-sedu itu.
(Baca: 4 Insiden saat Upacara Bendera Hari Ini, Ada yang Paskibranya Belepotan Lumpur)
Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) tak bisa menaikkan bendera, meskipun lagu Indonesia Raya sudah selesai dikumandangkan.

Ketiga pelajar Paskibra pria yang bertugas menaikkan bendera tak bisa menahan tangis
Peristiwa tersebut terjadi saat upacara perayaan Hari Ulang Tahun Ke-71 Kemerdekaan Republik Indonesia di Lapangan Adam Malik, Pematangsiantar, Rabu (17/8).
Setelah lagu Indonesia Raya selesai dinyanyikan, anggota Paskibra pun kembali melipat bendera. Melihat hal tersebut, para pelatih Paskibraka mulai gusar.
Para pelatih Paskibra pun berlari menghampiri tiang bendera dan membantu anggota Paskibra.
Ribuan masyarakat Kota Pematangsiantar, yang menyaksikan upacara tersebut pun mengeluarkan kata-kata tanda tanda bingung.
"Kok enggak naik? Kenapa ini?" ujar warga, yang menyaksikan upacara dari pinggir Lapangan Adam Malik.
Di tiang bendera, pelatih Paskibra membuka pengait bendera. Beberapa menit kemudian para pelatih pun kembali menuntun Paskibraka untuk mengaitkan bendera.
Setelah bendera dikaitkan kembali, lagu Indonesia Raya kembali dinyayikan, dan bendera Merah Putih pun berhasil dinaikkan.
Paskibra Kota Pematangsiantar tampak sedih dan meneteskan air mata setelah menunaikan tugasnya menaikkan bendera, walaupun masih melangkah kakinya dengan bagus. Mereka tak bisa menyembunyikan isak tangis.
Melihat Paskibra menangis, masyarakat yang hadir di lapangan turut menangis dan memberi tepuk tangan.
Berdasarkan keterangan Ketua Purna Paskibra Siantar Davidson Tampubolon insiden tersebut terjadi, karena kendala pada pengait bendera.
Ia menuturkan, anggota Paskibra yang bertugas menggerek bendera enggan mengambil risiko yang lebih besar, jika dipaksakan menaikkan bendera dengan pengait yang rusak.
"Memang sudah berkali-kali kami keluhkan soal pengait bendera, dan ternyata benar kekhawatiran itu. Paskibra enggan mengambil risiko yang lebih besar, ketika bendera tersebut dinaikkan," ujarnya.
David mengatakan, jika bendera tetap dinaikkan bisa lepas atau tidak berkibar sempurna, karena satu pengkaitnya rusak. "Jadi tindakan dari adik-adik itu sudah benar," katanya.
Beberapa pejabat yang menjadi panitia dalam acara ini ketika dikonfirmasi, kompak menyampaikan hal tersebut adalah kesalahan teknis yang bisa terjadi pada siapapun.
Penjabat Wali Kota Pematangsiantar Jumsadi Damanik menyampaikan, insiden tersebut merupakan suatu hal yang tidak terduga.
Karena hal ini, Jumsadi menuturkan, sangat menghargai hal yang dilakukan Pakibraka Kota Pematangsiantar ini.
"Saya sangat menghargai anak-anak yang telah berusaha. Kita sudah berlatih keras dan berdoa. Tetapi itu ada hal-hal yang kecil dan saya pikir merupakan bagian dari pada dinamika," ucapnya
Jumsadi mengatakan, tetap bangga kepada Paskibra yang bertugas mengibarkan bendera tersebut hingga selesai walaupun terjadi insiden bendera tidak bisa naik. (*)