Breaking News

Jadi Teknisi Mesin Jahit Keliling 34 Tahun, Pria Ini Berhasil Antarkan Anak-anaknya ke Bangku Kuliah

Dengan kacamata dan topi yang selalu dipakainya menjadi ciri khas ayah dari empat anak ini. Demi untuk meyekolahkan anaknya hingga ke perguruan tinggi

Editor: Muhammad Tazli
Tribun Medan/Diana Annisyah
Iwan Efendi, seorang teknisi yang sukses 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Sepintas wajah Iwan Efendi menggambarkan sosok pekerja keras. Meski tak terbilang muda lagi, di usianya yang menginjak 57 tahun, ia masih berupaya mengaplikasikan keterampilannya untuk mencari nafkah.

Dengan kacamata dan topi yang selalu dipakainya menjadi ciri khas ayah dari empat anak ini. Demi untuk meyekolahkan anaknya hingga ke perguruan tinggi, ia berjuang menjadi teknisi mesin jahit di Jalan Perumahan Serdang Damai Pasar III Marindal Kecamatan Sigara-gara Patumbak.

Baca: OK Arya Bupati 2 Periode dari Jalur Independen Berakhir di Tangan KPK


Sikap sabar dan rendah hati yang dimilikinya mampu menumbuhkan rasa kepercayaan terhadap pelanggannya. Pekerjaannya sebagai penyedia jasa, harus bersedia dipanggil dari rumah ke rumah memaksanya harus mengeluarkan energi yang tidak sedikit, di usianya yang terbilang tak muda lagi ini.

Saat ditanya sudah berapa lama ia menjadi teknisi mesin jahit, ia menjelaskan bahwa sejak tahun 1983 sudah memulai pekerjaannya menjadi teknisi mesin jahit, lebih kurang 34 tahun. Sungguh bukan waktu yang sebentar.

Tapi, tak sedikitpun keluhan terlontar dari mulutnya. Ia selalu terlihat senang dan menikmati profesi yang ia jalani.

Selain faktor kepercayaan yang selalu ia terapkan, ia tidak pernah mematokkan berpapapun uang yang haru dibayar pelanggannya. Itu dilakukannya karena dia berprinsip ikhlas dalam membantu orang.

"Enggak perlu untung banyak. Biar untung sedikit, lama-lama menjadi bukit. Asalkan pelanggan masih pakai kita, kalau rezeki itu enggak kemana," ucapnya.

Baca: Foto Bocah Tertidur Bikin Seleb Cantik Menangis, Janji Akan Borong Sayuran Tiap Hari

Cerminan sosok yang bersahaja bukan hanya tergambar pada saat ia menghadapi pelanggan, di dalam keluarga ia juga merupakan sosok ayah yang tidak memaksakan kehendaknya terhadap empat anaknya, yang kini sudah dua orang berhasil ia tamatkan kuliahnya dan bekerja. Seorang anaknya bekerja di Jakarta di Medan. Dan dua orang lagi menjadi pengusaha kecil-kecilan.

Dia tidak memaksa anaknya untuk mengejar pendidikan setinggi mungkin. Meskipun, begitu dua anaknya berhasil lulus dari perguruan tinggi. Bahkan dia juga tidak membiasakan mengenalkan uang kepada anaknya dari kecil.

"Kalau dia mau kita siap untuk menguliahkannya, kita usahakan sesuai kemampuan. Intinya rangkul anak, sayangi dia di dalam hati saja dan hendaknya jangan pernah mengenalkan uang dari kecil, nanti dia banyak menuntut," ujarnya lagi.

Seiring berjalannya waktu, dari pendapatannya ia sisihkan untuk membuka usaha lain yang dipercayakannya kepada istri. Yakni usaha katering untuk warga di sekitar rumahnya. Dan saat ini, ia sudah berhasil membesarkan keempat anaknya hingga sukses dan memiliki empat rumah.

Ia mengatakan, kesuksesan yang ia raih bukanlah semudah membalikkan telapak tangan, semua melalui proses. Tapi intinya, apapun yang kita kerjakan, hendaknya selalu dijalani dengan ikhlas dan jangan pernah malu dengan pekerjaan kita, selagi itu merupakan pekerjaan yang halal dan mencukupi kehidupan kita.(cr4)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved