Alamak

Anak Buah Prabowo Wakil Ketua DPRD Bali Gembong Narkoba, padahal Baru Bantu Pengungsi

Penggerebekan rumah ini, hanya beberapa setelah Jero Swastika mengirimkan sumbangan pada pengungsi Gunung Agung.

Editor: Tariden Turnip
Tribun Bali/ I Dewa Made Satya Parama
Satreskoba Polresta Denpasar menetapkan enam tersangka dari 31 orang yang diamankan di rumah Wakil Ketua DPRD Bali, JGKS alias Mang Jangol, kader Partai Gerindra (kanan). Enam tersangka kasus narkoba saat digiring ke Mapolresta Denpasar, Bali Sabtu (4/11/2017). 

TRIBUN-MEDAN.COM - Satreskoba Polresta Denpasar mengamankan 31 Paket Sabu diamankan dari rumah Wakil Ketua DPRD Bali , JGKS.

Dalam situs Wikipedia, Wakil Ketua DPRD Bali yang inisialnya JGKS adalah Jero Gede Komang Swastika, politikus Gerindra Bali alias anak buah Prabowo Subianto.

Penggerebekan rumah ini, hanya beberapa setelah Jero Swastika mengirimkan sumbangan pada pengungsi Gunung Agung.

Baca: Setelah Panama Papers, Kini Muncul Paradise Paper, Prabowo, Tommy Soeharto, Trump Terseret

Baca: Belum Diluncurkan, Suzuki SX4 S-Cross Tebar Pesona, Segini Harganya

Baca: Ini Daftar Kekayaan Pangeran Alwaleed bin Talal yang Ditangkap Pemerintah Saudi

Baca: Pelari Meninggal saat Ikut Lomba Bromo Tengger Semeru Ultra 100, Diduga Jantung Berhenti Mendadak

Polisi mengamankan enam orang tersangka dari rumah yang terletak di Jalan Pulau Batanta tersebut. Kini enam orang tersangka digiring ke Mapolresta Denpasar.

Kasatnarkoba Polresta Denpasar, Kompol Wayan Arta Ariyawan menyatakan, awal mulanya pihaknya mengamankan seorang peluncur atau kurir sabu-sabu.

Usai itu, didapati informasi bahwa sabu itu didapat dari rumah di milik JGKS ini. Akhirnya, polisi melakukan penggerebekan atau pengembangan.

"Kami lakukan pemeriksaan terhadap 31 orang dan enam orang kami tetapkan tersangka," ucapnya Sabtu (4/11/2017).

Baca: Dipergoki Bareng Cewek ABG di Hotel, Vicky: Itu Fans Gue, karena Sudah Larut Malam Persilakan Masuk

Baca: Pemerintah Arab Saudi Tahan 11 Pangeran dan Empat Menteri, Termasuk Miliarder Penguasa Apple

Enam orang ini sendiri, sambung Arta, ialah sebagai yang menerima, memecah dan melayani atau menjual pada konsumen.

Yang memerintah masih didalami dan untuk pemilik rumah JGKS masih didalami keterangannya. Karena yang bersangkutan tidak ada di rumah.

"31 paket akan dilakukan penimbangan. Sementara cukup penggeledahan, nanti kalau ada kekurangan penyidikan akan dilakukan penambahan atau penggeledahan. Selain 31 paket barang-barang sajam dan shotgun senpi yang diambil. Sementara pemilik rumah (anggota dewan) masih dicari," bebernya. 

Baca: Wow, Adik Stefan William Ini Cantiknya Kebangetan, No 7 Enggak Tahan Lihat Kiss-nya di Leher

Baca: Kaesang Bongkar Kisah Cinta Kahiyang Ayu dengan Bobby Nasution, hingga Berlanjut ke Pelaminan

Rumah berlantai dua milik politikus Gerindra Bali ini  diduga sebagai tempat jual-beli narkoba.

Bahkan si pemilik rumah juga menyiapkan enam kamar khusus bagi pelanggan ataupun pengguna sabu.

Seorang Tersangka diborgol oleh anggota Satreskoba Polresta Denpasar, Sabtu (4/11/2017).
Seorang Tersangka diborgol oleh anggota Satreskoba Polresta Denpasar, Sabtu (4/11/2017). (tribunnews)

Kapolresta Denpasar, Kombes Pol Hadi Purnomo menjelaskan, si pemilik rumah saat ini masih dicari karena yang bersangkutan saat digerebek sedang tidak berada di tempat.

“Saat tempat ini digerebek dia (pemilik rumah) tidak ada di tempat,” tegasnya didampingi Kasat Resnarkoba Polresta Denpasar, Kompol I Wayan Arta.

Baca: Cara Unik Kopral Bagyo Ucapkan Selamat pada Pernikahan Kahiyang Ayu dengan Bobby Nasution

Dari informasi yang dihimpun, Wakil Ketua DPRD Bali dari Fraksi Partai Gerindra tersebut kabur lewat pintu belakang sesaat sebelum penggerebekan.

Saat ini JGKS dalam pencarian polisi untuk dimintai keterangan.

Hadi Purnomo menyebutkan, rumah milik anggota dewan terhormat tersebut diduga sudah lama dijadikan tempat menjalankan bisnis haram ini.

Rumah yang di depannya berdiri patung Gadjah Mada ini pun sempat menjadi incaran kepolisian.

Baca: Kapal Seberat 440 Ton Dihempaskan Ombak ke Darat Ini Foto-fotonya

Kapal ferry Pulau Pinang yang terhempas ke terminal Pelabuhan Pulau Penang, Minggu (5/11/2017)
Kapal ferry Pulau Pinang yang terhempas ke terminal Pelabuhan Pulau Penang, Minggu (5/11/2017) (siakapkeli.my)

Kapolresta Denpasar menerangkan setiap pembeli dilarang menggunakan barang haram tersebut di luar rumah milik Wakil Ketua DPRD itu.

Pengguna sabu harus memakai ataupun menghabiskan barang yang dibeli di rumah itu pula.

Tak main-main, sang pemilik rumah pun menyediakan enam kamar khusus bagi para pelanggannya yang datang. Kamar itulah yang jadi tempat make sabu sabu.

“Ada enam kamar khusus yang dipersiapkan untuk para pelanggan. Jadi setiap pembeli narkotika harus memakai di tempat mereka beli,” urai Hadi Purnomo.

Hingga tadi malam, ada 31 orang saksi (pengguna) yang sudah diperiksa. Mereka rata-rata adalah pengguna ataupun pelanggan rumah yang identik dengan patung Gadjah Mada tersebut.

Selain itu pula, polisi telah menetapkan enam tersangka yang diduga berperan mengoperasikan ‘rumah sabu’ di wilayah Denpasar Barat itu.

Rumah wakil ketua DPRD Bali yang digerebek Polresta Denpasar Bali
Rumah wakil ketua DPRD Bali yang digerebek Polresta Denpasar Bali (tribun bali)

Enam tersangka ini memiliki peran masing-masing. Mulai dari menerima tempelan sabu, memecah paket besar menjadi paket kecil, menjual sabu hingga melayani pelanggan yang datang ke rumah tersebut.

Hasil penggerebekan tersebut, polisi juga memperoleh 31 paket sabu siap edar.

“Barang buktinya berupa sabu sebanyak 31 paket, sementara masih kita lakukan penimbangan,” beber Hadi Purnomo.

Dari 31 saksi yang diperiksa, selanjutnya akan dilakukan pengembangan dan tidak menutup kemungkinan dari mereka bisa ditetapkan sebagai tersangka. Apalagi nanti mereka akan menjalani tes urine.

Polisi juga menemukan sejumlah barang bukti yang menguatkan bahwa rumah anggota dewan itu dijadikan tempat memakai sabu. Mulai dari bong, korek gas, plastik klip, sendok, dan pipet. Dipastikan rumah itu hanya menjual narkotika jenis sabu kepada para pelanggannya.

Polresta Denpasar masih membutuhkan waktu untuk mendalami kasus ini. Hadi Purnomo pun juga belum bisa memastikan apakah pemilik rumah itu yang memerintahkan enam tersangka ataupun sebagai otak dari bisnis rumah sabu tersebut.

Tapi dari keterangan saksi-saksi yang sudah diperiksa, barang haram tersebut merupakan milik sang anggota dewan.

“Dari saksi-saksi menerangkan barang tersebut didapat dari dia (pemilik rumah, red),” tegasnya.

Meskipun begitu, pihaknya masih menunggu 3x24 jam untuk menentukan apakah anggota dewan tersebut jadi tersangka atau tidak.

Selain itu, Hadi Purnomo memastikan bahwa si "wakil rakyat" itu adalah pengguna dan penjual barang tersebut jika mengacu pada keterangan saksi yang sudah diperiksa polisi.

Sebelumnya diketahui, JGKS sempat dinyatakan positif menggunakan sabu saat Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Bali menggelar tes urine di lingkungan DPRD Bali, 12 Mei 2017.

Namun, saat itu politikus Partai Gerindra tersebut hanya diminta menjalani rehabilitasi.

Penangkapan Peluncur

Kompol Wayan Arta menjelaskan penggerebekan ini berawal dari penangkapan seorang peluncur berinisial JA (21) di dekat Jembatan Jalan Pulau Batanta pada Jumat (3/11) sekitar pukul 23.00 Wita.

Penerima barang haram tersebut dikatakannya berasal dari rumah milik JGKS. Polisi kemudian melakukan pengembangan dan mengobok-obok rumah style Bali tersebut.

Barang bukti yang berhasil diamankan masih belum diketahui berasal dari mana, sehingga polisi perlu melakukan pemeriksaan secara mendalam terhadap 31 saksi dan enam tersangka.

Informasi lain menyebutkan, dari keenam tersangka itu ada satu orang wanita yang masih didalami keterlibatannya.

Wanita berinisial DW itu merupakan salah seorang istri dari JGKS yang ikut digiring ke Mapolresta Denpasar dalam penggerebekan ini.

Sejauh ini, rumah JGKS itu sudah dipasangi garis polisi pada pukul 17.21 Wita. Pantauan Tribun Bali, puluhan polisi berpakaian preman tampak masih memenuhi rumah tersebut.

Beberapa warga sekitar pun mengaku tidak tahu terkait aktivitas di dalam rumah yang diduga sebagai sarang narkoba itu.

“Wah enggak tahu saya, tiba-tiba sudah ramai saja polisi,” ujar seorang tetangga JGKS yang enggan menyebutkan namanya.

Sumbang pengungsi 

Wakil Ketua DPRD Bali dari Partai Gerindra, Jero Gede Komang Swastika, atau yang akrab disapa Jero Jangol sangat bersimpati kepada para warga dan masyarakat Karangasem yang harus mengungsi dari rumahnya karena naiknya status gunung agung ke level IV (awas).

Dengan menggandeng Revoluce Car Community (RCC) Bali dan Barberman Bali Community (BBC) Bali, ia mengirim bantuan logistik kepada pengungsi.

Diakui olehnya ia adalah orang lapangan dan banyak memiliki kerabat dari Karangasem, iapun sebenarnya sudah berupaya menghubungi kerabatnya untuk diajak mengungsi ditempat yang lebih aman yakni di Denpasar.

“Sebenarnya bantuan ini adalah bentuk simpati karena banyak yang sudah saya orang lapangan dan banyak kerabat dari Karangasem. Teman-teman saya yang ajak main kesana-kesini susah dihubungi. Saya mau ajak kesini apalagi saya sebagai wakil ketua DPRD Bali akan berusaha membantu saudara disana,” ujar Jero Jangol selepas memberikan bantuan di Karangasem dan Bangli saat ditemui di Denpasar, Kamis (28/9/2017)

Bantuan ini dikirim ke beberapa lokasi pengungsian dampak Gunung Agung yakni di Segah, Karangasem dan di Banjar Pande Bangli.

Ia berharap bantuan yang diberikan bisa meringankan warga Karangasem yang mengungsi karena adanya ancaman erupsi Gunung Agung.

“Walaupun jumlahnya tidak seberapa, tapi ini bentuk kepedulian kami untuk meringankan beban hidup para pengungsi Gunung Agung,” kata JeroSwastika.

Jero jangol juga berharap kesadaran warga luar Karangasem yang membantu para pengungsi terus mengalirkan bantuannya.

Sebagai wakil rakyat Bali, ia meminta pemerintah terus siaga dan tidak kenal lelah untuk memperhatikan keberadaan para pengungsi.

Baik menyangkut kebutuhan makanannya maupun kondisi kesehatan maupun kondisi kejiwaannya.

Sebab, para pengungsi rentan terserang penyakit dan rasa bosan serta jenuh.

“Kami berharap bantuan terus diberikan kepada para pengungsi. Apalagi ini belum dapat dipastikan sampai kapan warga Karangasem akan terus berada di lokasi pengungsian,” kata politisi Partai Gerindra kelahiran Kota Denpasar ini.

Walaupun begitu ia menghimbau kepada para pengungsi untuk tetap mematuhi arahan dari aparat terkait.

Para pengungsi diingatkan tidak kembali ke rumahnya dulu sebelum aktivitas Gunung Agung dinyatakan benar-benar aman.

“Kami tidak ingin peristiwa letusan Gunung Agung 1963 yang memakan ribuan korban jiwa terulang lagi. Jangan ada korban jiwa yang sampai ribuan lagi kalau Gunung Agung benar-benar akhirnya harus meletus saat ini,” tegasnya.

Rombongan RCC Bali dan dan BBC yang membawa bantuan kepada pengungsi berangkat pukul 15.00 Wita kemarin yang berjumlah 50 orang.

Ikut dalam rombongan tersebut Ketua RRC Bali, I Made Pathya Kasamawan dan Ketua BBC, Imam Rosyadi.

Bantuan diserahkan kepada para pengungsi dampak Gunung Agung di Segah, Karangasem dan di Banjar Pande Bangli.

Dikatakan Pathya, pihaknya memilih dua lokasi pengungsian tersebut karena belum banyak tersentuh. Bahkan, kata Pathya, untuk di Banjar Pande Bangli baru warga banjar yang memberikan bantuan.

“Warga harus sumbangan untuk membantu para pengungsi yang jumlahnya mencapai 400 orang. Karena itu, kami memilih memberikan bantuan ke sana,” jelasnya.

Rombongan RCC dan BBC membawa bantuan antara lain 20 karung beras, dua keranjang singkong, sayuran serta gula dan kopi. (*/ I Dewa Made Satya Parama) 

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved