Setelah Panama Papers, Kini Muncul Paradise Paper, Prabowo, Tommy Soeharto, Trump Terseret
Dalam data ICIJ disebutkan nama Tommy dan Mamiek Suharto serta Prabowo Subianto.
TRIBUN-MEDAN.COM - Bocoran dokumen keuangan skala besar mengungkapkan bagaimana orang super kaya. Mulai dari Ratu Elizabeth di Inggris sampai Prabowo, Tommy Suharto dan Mamiek Suharto secara diam-diam berinvestasi di luar negeri, di tempat surga pajak.
Nama-nama yang disebutkan juga termasuk menteri perdagangan pemerintahan Donald Trump yang disebut memiliki saham di perusahaan yang melakukan transaksi dengan Rusia yang dikenai sanksi oleh Amerika Serikat.
Bocoran dokumen yang disebut Paradise Papers (Dokumen Surga), mencakup 13,4 juta dokumen, sebagian besar dari satu perusahaan keuangan luar negeri.
Program televisi BBC Panorama termasuk bagian dari hampir 100 kelompok media yang menyelidiki dokumen ini.
Seperti halnya bocornya Panama Papers tahun lalu, dokumen diperoleh oleh surat kabar Jerman Süddeutsche Zeitung, yang kemudian meminta International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ) atau Konsorsium Jurnalis Investigatif untuk melakukan penyelidikan.
Laporan yang dikeluarkan Minggu (05/11) ini baru sebagian kecil dari laporan yang akan dikeluarkan dalam satu minggu dan akan mengungkap skandal pajak dan keuangan sebagian dari ratusan orang dan perusahaan yang namanya disebut dalam data.
Baca Juga:
Pemerintah Selidiki Warga Indonesia Terkait Panama Papers
250 Nama Pribadi dan Perusahaan Jepang Masuk Daftar Panama Papers
Pejabat yang Namanya Masuk Panama Papers Harus Segera Klarifikasi ke Publik
Banyak artikel terpusat pada bagaimana para politikus, perusahaan multinasional, selebriti dan orang kaya secara individu menggunakan struktur kompleks yayasan dan perusahaan-perusahaan tertutup untuk melindungi uang mereka dari para pejabat pajak atau menyembunyikan transaksi mereka.
Sebagian besar transaksi ini disebutkan tidak melanggar peraturan.
Dalam data ICIJ disebutkan nama Tommy dan Mamiek Suharto serta Prabowo Subianto.
Tommy, yang merupakan pimpinan Humpuss Group, pernah menjadi direktur dan bos dewan Asia Market Investment, perusahaan yang terdaftar di Bermuda pada 1997 dan ditutup pada tahun 2000.
ICIJ juga mencatat alamat yang sama untuk Asia Market dan V Power, perusahaan yang terdaftar di Bahama dan dimiliki Tommy Suharto dan memiliki saham di perusahaan mobil mewah Italia Lamborghini, menurut catatan Securities and Exchange Commision.