Breaking News

KGB Badan Intelijen Soviet Sudah Bubar, tapi Alumninya 'Chekits' Cengkeram Rusia, Ini Daftarnya

KGB bukanlah unit bersenjata di bawah Partai Komunis, melainkan ‘sebuah negara di dalam negara’, terangnya.

Editor: Tariden Turnip
Eugene Odinokov/RIA Novosti
Kantor pusat badan intelijen Uni Soviet, KGB yang kini dipakai sebagai Kantor Dewan Keamanan Rusia (FSB) 

Para pengawas bekerja di sana, kebanyakan perempuan, dengan gaji 300 rubel (lebih-kurang sekitar 300 dolar AS pada masa itu).

Gaji dengan nominal sebesar itu benar-benar besar pada masa itu, tidak seperti 300 dolar AS saat ini. Gaji insinyur saat itu bahkan hanya 120 rubel.

Perlu waktu satu tahun untuk meninjau profil personal calon anggota sebelum direkrut. Rekaman berdurasi delapan hingga sebelas jam dikumpulkan per hari dari satu ‘objek’, dengan tujuh pengawas mengawasi rekaman tersebut per jam.

Namun, sungguh mustahil untuk menyimak semua orang — departemen tersebut tak mampu melakukannya.

Secara umum, mereka hanya menyadap komunikasi internasional. “Sebelum Olimpiade Moskow, tak ada komunikasi otomatis. Percakapan dipesan sehingga lebih mudah untuk mengontrol mereka,” terang Petrov.

Orang-orang di jalanan bahkan bisa bergabung dengan KGB, tapi hanya sedikit dari mereka yang benar-benar melakukan itu.

Menurut Petrov, kebanyakan anggota KGB bergabung bukan karena inisiatif mereka, mereka adalah orang-orang yang memiliki berkas perkara tertentu, dengan kata lain mereka mau tak mau harus berkolaborasi dengan KGB.”

Berkas Milik Pribadi
Perlu dicatat, KGB tak pernah menyiksa siapa pun di ‘ruang bawah tanah’. Dan sesungguhnya tak ada ‘ruang bawah tanah’ yang dimaksud. Terdapat penjara internal di lantai tujuh gedung zaman pra-Revolusi yang terkenal di Lapangan Lubyanskaya. ‘Musuh’ rezim era pra-Revolusi diasingkan setidaknya 101 kilometer dari kota besar (bersama para kriminal dan pelaku prostitusi) dan diadili sesuai dengan dua pasal yang berlaku.

Petrov menyebutkan, terdapat 30 – 60 orang yang dipenjara tiap tahunnya karena melanggar pasal 70, ‘Penghasutan Anti-Soviet’, dan sekitar seratus orang dipenjara karena pasal 190, yakni ‘Penyerangan Terhadap Pemerintah’.

Namun, mulai dari akhir 1960-an, elite pemerintah Soviet juga mulai takut pada KGB. Yuri Andropov menjadi kepala KGB dan lembaga tersebut mendapat sumber daya dan kesempatan tiga kali lipat lebih banyak dibanding lembaga-lembaga lain.

KGB bahkan mengintai polisi biasa, yang membuat polisi merasa tidak nyaman.

Setelah menerima segalanya, dari pasukannya sendiri hingga hak-hak untuk melakukan pengintaian — lembaga kuat ini tak bisa bertahan saat terjadi pemberontakan pada Agustus 1991.

Dalam kudeta yang gagal tersebut, para chekist memainkan peran sebagai ‘telinga’ bagi para revolusioner. Beberapa ditangkap dan kemudian mendapat amnesti, dan akhirnya gedung Lubyanka diambil alih oleh Badan Keamanan Federal (FSB).

Lalu, ke mana para chekist pergi?

Ruang FSB tak cukup untuk menampung semua orang. Namun, terdapat ruangan di gedung-gedung Rusia lainnya: sebagai deputi, gubernur, jaksa, wakil menteri, dan kepala perusahaan milik negara. Masa lalu mereka sebagai chekist masih mempersatukan mereka.

Para chekist di tampuk Kekuasaan dan dunia bisnis Rusia

Ramil Sitdikov/RIA Novosti

Vladimir Putin

Bekerja untuk KGB: pada 1970-an dan 1980-an ia bekerja di unit kontraintelijen. Pasca-KGB: Direktur FSB, Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, saat ini menjabat sebagai Presiden Rusia.
Valery Sharifulin/TASS

Sergei Chemezov

Bekerja untuk KGB: ia bekerja di unit pengintaian teknis-ilmiah di Jerman Timur, berkomunikasi dengan Putin. Pasca-KGB: Direktur Jenderal Rostech dan anggota dewan tertinggi partai Rusia Bersatu yang saat ini berkuasa.
Sergey Guneev/RIA Novosti.

Sergei Ivanov

Bekerja di KGB: pada pertengahan 1970-an ia bekerja sebagai mata-mata asing. Pasca-KGB: Menteri Pertahanan Rusia dari 2001 hingga 2007; saat ini merupakan Kepala Administrasi Kepresidenan.
Yevgeny Kurskov/TASS

Vladimir Yakunin

Bekerja di KGB: 22 tahun mengabdi sebagai pengintai. Pasca-KGB: dari 2005 hingga 2015 ia menjadi kepala perusahaan monopoli Russian Railways; sat ini ia menjadi wakil kepala forum dunia Dialog Kemasyarakatan.
Sergey Kuznetsov/RIA Novosti

Alexander Lebedev

Bekerja di KGB: sebagai mata-mata asing pada 1980-an. Pasca-KGB: kepala administrasi Bank Cadangan Nasional (pemegang saham terbesarnya ialah Gazprom); deputi di Majelis Rendah Parlemen Rusia (Duma); mantan kepala New Media Holding dan surat kabar Inggris The Independent.
Sergei Fadeichev/TASS

Georgy Poltavchenko

Bekerja di KGB: dari 1979 hingga 1994 ia merupakan pegawai di divisi keamanan transportasi. Pasca-KGB: Gubernur Sankt Petersburg.
Michael Klimentyev/RIA Novosti

Rashid Nurgaliev

Bekerja di KGB: pada 1980-an ia merupakan petugas keamanan di KGB Republik Sosialis Soviet Otonom Karelia.Pasca-KGB: Menteri Dalam Negeri (2004 – 2012); saat ini menjabat sebagai wakil sekretaris Dewan Keamanan Rusia.
Maksim Blinov/RIA Novosti

Konstantin Romodanovsky

Bekerja di KGB: pada 1980-an ia merupakan bagian dari divisi ‘ideologis’ ke-5 KGB. Pasca-KGB: Kepala Badan Migrasi Federal, yang dibubarkan pada April 2016.
Alexey Filippov/RIA Novosti

Pavel Astakhov

Bekerja di KGB: lulus dari akademi tertinggi KGB, namun langsung meninggalkan lembaga tersebut. Pasca-KGB: saat ini ia memperjuangkan hak-hak anak di Rusia.
Kirill Kallinikov/RIA Novosti

Victor Zolotov

Bekerja di KGB: pada 1970-an ia bertugas di divisi ke-9 (keamanan bagi para pejabat tinggi). Pasca-KGB: komandan pasukan Kementerian Dalam Negeri; direktur Badan Keamanan Kepresidenan; saat ini menjabat Direktur Pengawal Nasional Rusia.
Mikhail Metzel/TASS

Igor Sechin

Bekerja di KGB: banyak sumber media massa yang yakin bahwa Sechin bekerja untuk pengintaian di luar negeri, meski ia menyangkal pernah bergabung dengan KGB. Pasca-KGB: Presiden Rosneft
Mikhail Metzel/TASS

Nikolai Tokarev

Bekerja di KGB: pengintaian teknis-ilmiah di Jerman Timur. Pasca-KGB: Presiden Transneft.

Artikel ini sudah tayang di russia beyond berjudul: Mr. Chekist: Mantan Intel KGB yang Menguasai Rusia hingga Kini

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved