Respons Cerdas Mahfud MD Soal Penganiaya Ustaz Buat Semua Narasumber ILC Terdiam
Ustaz Prawoto mengembuskan nafas terakhir pada petang harinya usai dirawat secara intensif di RS
Penulis: Randy P.F Hutagaol | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN-MEDAN.com - Dua kasus penganiayaan di Jawa Barat terhadap dua orang pendakwah membuat resah.
Apalagi salah satu korbannya ada yang berujung pada kematian.
Prawoto, seorang ustaz Warga Bandung, tewas dengan luka parah di kepala dan tangan kiri patah, Kamis (2/2/2018).
Ustaz Prawoto mengembuskan nafas terakhir pada petang harinya setelah dirawat secara intensif di rumah sakit.
Kakak Ipar Korban, Didin mengatakan jika tetangga perilakunya seperti orang normal, bedanya pelaku sering mengamuk.
"Biasa-biasa aja pak. Waktu salat ya salat. Ngaji ya ngaji, tapi seringnya ngamuk. Sampe pernah dibawa ke rumah sakit jiwa dan rumah jampe-jempe. Namun kabur dan kembali lagi ke sini", ujar Didin.
AKBP Yorrys Maulana mengatakan jika peristiwa ini menjadi atensi bagi masyarakat.
"Karena korbannya juga tokoh masyarakat, jadi kejadian ini menjadi atensi masyarakat. Sampai saat ini kita sudah melakukan penahanan terhadap tersangka. Nantinya kami akan berkoordinasi dengan rumah sakit jiwa. Diduga pelaku mengalami depresi", ujarnya.
Karni Ilyas selaku host memberi kesempatan kepada Mahfud MD dalam program acara Indonesia Lawyers Club.
Mahfud MD yang mengakhiri program acara tersebut, memaparkan 7 teori penyebab penganiayaan ustaz.
"Terimakasih Bang Karni. Tetapi begini, di luar itu memang kita punya kecurigaan. Selalu curiga gitu untuk mencari motif apa di balik peristiwa ini. Nah, kecurigaan itu menjadi niscaya dan selalu terjadi karena kita punya pengalaman tentang itu semua yang diciptakan. Yang diceritakan tadi itu sering terjadi di negara kita sehingga kalau terjadi sesusatu yang sama, muncul kecurigaan yang sama", ujar Mahfud membuka.
Mahfud juga mengatakan dirinya mencatat tujuh teori yang menjadi kesimpulan dari diskusi tersebut.
Mahfud mengatakan teori merupakan dugaan-dugaan yang masih masuk akal yang menjadi penyebab terjadinya suatu peristiwa.
Tujuh teori itu meliputi:
1. Ada Kaitannya dengan PKI
"Tahun 48, motifnya sama, dibunuh. Tahun 63-65 pembunuhan ulama dan santri-santri secara besar-besaran. Tapi saya agak ragu. Tahun 48 itu kaitannya jelas, ada PKI yang mendeklarasi. Itu kan jelas. Tahun 65 juga PKI itu jelas runtutannya. Yang sekarang ini mau ke PKI, mana ya arahnya gitu?", jawab Mahfud menanggapi pernyataan Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zen.
Mahfud juga menambahkan,"kalau dugaan seperti yang dikatakan pak Kivlan Zen, rasanya kurang tepat".
Mahfud juga mengatakan trauma seperti itu sudah diatasi di undang-undang.
Mantan Ketua MK itu mengatakan penyebaran ajaran komunisme, leninisme, dan marxisme masuk dalam pasal makar.
Baca: Telepon Genggam Disita, Siswa Membanting Gurunya
Baca: Pelayan Perempuan Hanya Tutupi Tubuh dengan Celemek, Kedai Kopi Ini Banjir Kritik
Baca: Kejadian Guru Tewas Dianiaya Muridnya Viral, Meme Sindiran Siswa Zaman Dulu Berikut Ngena Banget
Baca: Mulanya Mahasiswi Cantik Menolak Ajakan Ngamar, Selanjutnya Malah Pasang Tarif
Baca: Tawarkan Hal Tak Senonoh pada Turis Asing, Rekaman Kelakuan Karyawan Hotel di Bali Akhirnya Viral
Baca: Pramugari Cantik Rayu Andika Kangen Band Ala Dilan, Netizen: Neng Khilaf Ya?
2. Operasi Intelijen
"Operasi intelijen yang masuk dalam untuk masuk dalam kegiatan politik tertentu agar sekelompok masyarakat itu takut untuk melakukan sesuatu yang oposisi dengan pemerintah", ujarnya.
Mahfud juga memberi contoh yang diungkapkan Guntur Romli.
Dirinya memberi contoh pembunuhan-pembunuhan kiai yang diduga sebagai tukang santet.
"Jadi orang takut meneriakkan oposisi. Yang dituduh ternyata bukan tukang santet karena surat edaran bupati ini lah. Mungkin tidak benar, tapi teori ini lah yang muncul", ujarnya.
3. Adu Domba
"Adu domba antar umat", ujar Mahfud.
Mahfud juga memberikan gambaran orang gila yang bertelajang dada terdapat tulisan 212.
Dirinya menyampaikan dari gambar tersebut dapat memiliki dua persepsi.
Persepsi pertama, anggota 212 orangnya gila.
Sedangkan di persepsi kedua, 212 marah terhadap kelompok-kelompok yang terlalu moderat seperti pesantren.
4. Orang Pura-pura Gila untuk Sekedar Ingin Buat Kekacauan
"ya kan ada tuh orang yang berpura-pura gila, ya kan?," ujarnya.
Baca: Usai Beri Jokowi Kartu Kuning, Zaadit Taqwa Diberi Hadiah tapi Menolak secara Halus
Baca: Duh Ampun Teganya, Organ Vital Kekasih Jadi Sasaran Kebiri karena Cemburu Buta
Baca: Betapa Syoknya Suami Peni Lihat Kiriman Hot Zumi Zola pada Istrinya, Ada 30 Foto Panas
Baca: Pernah Bersama di Indonesian Idol, Firman Siagian Beberkan Sifat Asli Judika
Baca: Menilik Sosok Zaadit Taqwa, Mahasiswa Pemberi Kartu Kuning Buat Presiden Jokowi
Baca: Duh Ampun Teganya, Organ Vital Kekasih Jadi Sasaran Kebiri karena Cemburu Buta
5. Orang Gila Beneran
Dirinya menyinggung hasil penyedilikan polisi.
"yang satunya gila dari umur 25 tahun, yang satunya gilanya on-off", ujarnya yang dibalas dengan tawa sebagaian hadirin.
"Bahwa orang benar-benar gila membunuh kiai itu kan sudah pernah terjadi. Ada orang yang gila beneran, ada yang pura-pura gila", tegas Mahfud.
6. Perselingkuhan
Mahfud mencontohkan dengan fenomena perselingkuhan yang terjadi di kalangan kiai.
Dirinya memberi contoh peristiwa yang terjadi di Cibinong tahun 2015.
Kala itu seorang kiai dibunuh oleh seorang pria.
Usut punya usut, ternyata pria itu adalah selingkuhan istri kiai yang merasa cemburu.
7. Teori Pengamanan Pilkada
Teori ini disebut Mahfud sebagai teori mutakhir.
"Karena jawa barat ini diperlukan Pltnya Polisi, buat dulu kekacauan. Biar nanti kita punya alasan buat masukkan Plt Gubernur adalah dari polisi. Jawa barat ini yang paling rawan", ujar Mahfud.
Mahfud juga menyarankan untuk masyarakat menghilangkan politik identitas.
Mahfud juga mengajak untuk berbangsa dan berbegara secara lebih beradab.
Baca: Fahri Hamzah Balas Sindiran Yunarto: Pejabat Itu Hidup di Aquarium
Baca: Serasa Dapat Durian Runtuh, 3 Kisah Driver Ojek Online yang Nasib Mujurnya Bikin Iri
Baca: Mengulik 6 Fakta Mencengangkan Gugatan Cerai Ahok pada Veronica, Bermula Rayuan Maut
Baca: Miris, Beredar Video Siswa SMP Buka Baju dan Tantang Kepala Sekolah untuk Berkelahi
Baca: Tak Disangka, Ternyata Begini Perilaku Siswa SMA N 1 yang Aniaya dan Tewaskan Gurunya
Dirinya juga menyarankan untuk menyerahkan sepenuhnya kepada demokrasi yang berjalan.
Mahfud mengatakan demokrasi adalah tatanan yang terbaik.
Polisi juga ia beratkan untuk menegakkan hukum sebenar-benarnya.
"saya rasa belum punya alasan untuk menuding polisi main-main dan terlibat dalam kasus ini. Ini nampaknya masih pidana biasa. Tapi tujuh teori yang lahir dari diskusi ini saya kira harus diwaspadai. Sekian, Wasalamualaikum", ujar Mahfud.
Lihat videonya di bawah ini.
(TribunWow/Dian Naren/ YouTube/ Bangka Pos)