Edisi Cetak Tribun Medan

Abu Tours Tak Bisa Berangkatkan 27 Ribu Jemaah Umrah, dari Medan 400 Orang, Siapa Saja Korbannya?

Masih ingatkah kasus penipuan perusahaan penyelenggara umrah, First Travel, yang gagal memberangkatan lebih dari 50.000 jemaah?

Editor: Salomo Tarigan
TRIBUN MEDAN/Array A Argus
Nova dan Febri, korban penipuan perjalanan umroh travel Abutours saat menunjukkan dokumen pembayaran umroh milik mereka, Selasa (20/2/2018). Ada sekitar seribuan calon jamaah yang diduga menjadi korban penipuan yang sama. 

Hingga berita ini dimuat, belum diperoleh konfirmasi. Pimpinan Cabang Abu Tours Medan, Anwar berulangkali dihubungi Tribun melalui telepon seluler, namun tak merespons. Dari seberang telefon hanya terdengar nada sambung Talbiyah, Labbaikkallah humma labbaik. Ketika kantornya di Jalan Abdullah Lubis Medan, disambangi, pintu dalam kondisi tertutup.

"Saya juga sudah berupaya menelefon pimpinan Abutours (Medan), Pak Anwar. Tapi beberapa kali tidak diangkat. Bahkan sekarang nomornya sudah tidak aktif," ujar Kepala Bidang Haji dan Umroh Kanwil Kemenag Sumut, Bahrum Saleh.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Medan, Moh Hatta sempat terkejut mendengar kabar ini. Apalagi, korbannya disinyalir mencapai ribuan orang sebagaimana informasi yang didengar salah satu korban.

Menyikapi masalah ini, Hatta meminta pemerintah segera turun tangan. Ia meminta agar kasus ini tidak berlarut-larut.

"Tentunya, kita berharap pemerintah ataupun kepolisian bisa menjembatani antara Abutours dan para calon jamaah. Diupayakan sebisa mungkin, uang calon jamaah yang sudah disetorkan itu dikembalikan. Kan kasihan, orang yang sungguh-sungguh berniat ingin ibadah malah ditipu oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab," kata Hatta.

Ia mengatakan, bagi masyarakat lainnya yang ingin menunaikan umroh harap lebih berhati-hati saat memilih travel perjalanan. Biarlah kasus ini menjadi pelajaran bagi masyarakat.

Setor Rp 64 Juta
Nova, kakak kandung Febri mengatakan, ia dan keluarga mendaftar di Abutours pada Juni 2017 silam. Saat itu, ia tergiur atas promo yang ditawarkan Abutours. "Jumlah uang yang saya serahkan Rp 64 juta lebih. Jadi, kami kan ada empat orang. Tiap orang setor Rp 16 juta," kata Nova.
Setelah mendaftar Juni 2017 lalu, Nova dan keluarganya disarankan suntik vaksin meningitis pada Desember 2017 silam.

Penyakit meningitis, yaitu peradangan pada selaput otak dan saraf tulang belakang.

Penyakit ini dapat ditularkan melalui bersin, batuk, dan ciuman dari orang yang terinfeksi.

Vaksin meningitis mengandung antigen, yaitu substansi yang merangsang sistem kekebalan tubuh untuk membentuk antibodi melawan bakteri penyebab meningitis.

Oleh pentingnya masalah ini, maka pemerintahan Kerajaan Arab Saudi mewajibkan suntik vaksin meningitis sebagai persyaratan mutlak sebelum jamaah melakukan ibadah umroh atau haji.

Ketika itu, Nova sempat bertanya kapan koper keberangkatan akan diberi. "Pegawai travel bernama Sri Rahayu cuma janji-janji. Waktu kami tanya, katanya nanti akan dikasih. Tapi sampai bulan Januari 2018, koper keberangkatan enggak juga diberikan," kata wanita yang mengaku berprofesi sebagai wiraswasta.

Mulai kesal atas janji-jani, Nova dan adiknya kembali mendatangi travel Abutours di Jalan Abdullah Lubis pada pertengahan Januari 2018 lalu. Kala itu, pegawai Abutours bernama Sri Rahayu yang akrab disapa Ayu hanya memberikan pakaian ihram, dan beberapa suvenir.

Namun, Ayu tidak menjelaskan bagaiamana status keberangkatan Nova dan keluarganya. "Sudah kami tanya, katanya akan dikabari. Tapi sampai sekarang enggak ada juga informasinya," ungkap Nova, padahal jadwal keberangkatan tinggal H-2 dari jadwal.

Singkat cerita, korban mulai sadar tertipu ketika ayahnya menonton tayangan televisi yang memberitakan Abutours Cabang Palembang dan Semarang sudah tutup.

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved