Edisi Cetak Tribun Medan

Abu Tours Tak Bisa Berangkatkan 27 Ribu Jemaah Umrah, dari Medan 400 Orang, Siapa Saja Korbannya?

Masih ingatkah kasus penipuan perusahaan penyelenggara umrah, First Travel, yang gagal memberangkatan lebih dari 50.000 jemaah?

Editor: Salomo Tarigan
TRIBUN MEDAN/Array A Argus
Nova dan Febri, korban penipuan perjalanan umroh travel Abutours saat menunjukkan dokumen pembayaran umroh milik mereka, Selasa (20/2/2018). Ada sekitar seribuan calon jamaah yang diduga menjadi korban penipuan yang sama. 

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Masih ingatkah kasus penipuan perusahaan penyelenggara umrah, First Travel, yang gagal memberangkatan lebih dari 50.000 jemaah?

Kini, kasus serupa terulang. Sebanyak 27.000 calon jemaah tertipu, dan tidak jadi berangkat ke tanah suci.

Sekitar 400 orang jemaah berada di Kota Medan, termasuk Febri Harahap beserta keluarga.

"Inilah sedihnya. Sudahlah gagal berangkat umrah, saya pun kehilangan pekerjaan. Padahal saya dan keluarga sudah niat sekali untuk sama-sama ibadah umrah," kata Febri Harahap sembari menunjukkan lembaran bukti pembayaran umrah pada Abutours senilai Rp 64 juta lebih saat ditemui Harian Tribun Medan/online Tribun-Medan.com, Selasa (20/2/2018).

Ibarat pepatah, sudah jatuh tertimpa tangga pula. Perumpaan ini tepat bagi perempuan berusia 27 tahun ini. Febri gagal umroh karena ditipu agen travel Abutours yang beralamat di Jalan Abdullah Lubis, Medan.  

Mirisnya, Febri ikut kehilangan pekerjaannya. Warga Pasar VII Medan Tembung ini sebelumnya
bekerja sebagai perawat di Rumah Sakit Mitra Medika Tembung, Medan. Karena ingin umroh bersama kakak, ayah dan ibunya, Febri sempat mengajukan cuti di rumah sakit tempatnya bekerja.

Baca: Rizieq Shihab Pulang pun Masih Bertatus Tersangka, Amien Rais Minta Jokowi Berhati-hati

"Umroh itukan butuh waktu dua minggu. Karena bekerja, saya sempat ajukan cuti. Namun, karena dalam aturannya tidak boleh cuti lama, saya pun resign dari pekerjaan demi umroh," ujar Febri.

Perempuan 27 tahun ini berencana berangkat umrah bersama ayah dan ibu, serta kakaknya. Perempuan bertubuh sintal ini, menceritakan, sesuai jadwal perjanjian dengan travel Abutours, ia akan bertolak ke tanah suci besok, Kamis (22/2/2018).

Setelah keluar atau resign dari tempat bekerja, Febri mengurus segala sesuatunya untuk berangkat umrah. Namun belakangan, pihak Abutours lepas tanggung jawab. Kantor yang berada di Jalan Abdullah Lubis, Medan mendadak tutup. Febri dan Nova Harahap (28), kakaknya, sudah berulangkali datang ke kantor Abutours Cabang Medan. Sayangnya, tak satu pun pegawainya yang dapat ditemui.

Tahun lalu, kasus agen travel umrah First Travel, gagal memberangkatan lebih dari 50.000 jemaah. Penipuan itu pun menjadi perkara, yang sedang berproses di pengadilan.

Sidang perdana kasus dugaan penipuan dan penggelapan oleh agen perjalanan umrah First Travel digelar di Pengadilan Negeri Depok, Jawa Barat, Senin (19/2/2018).

Tiga pimpinan perusahaan itu duduk di kursi terdakwa yaitu Direktur Utama First Travel Andika Surachman, Direktur First Travel Anniesa Hasibuan, dan Direktur Keuangan First Travel Siti Nuraidah Hasibuan alias Kiki. Bareskrim Polri menetapkan PT First Travel merugikan jamaah senilai Rp 848 miliar.

Anggota Ombudsman, Ahmad Suaidi, menyebutkan, agen perjalanan Abu Tours belum bisa memberangkatkan lebih kurang 27.000 anggota jemaah umrah.

Dikutip Tribun Medan dari Kompas.com, dalam acara "Ngopi Bareng Ombudsman" dengan pimpinan dan anggota Ombudsman di gedung Ombudsman, Kuningan, Jakarta, Ahmad Suaidi mengatakan, selain FirstTravel dan Abu Tours, Ombudsman menyebut ada juga kasus perjalanan umrah yang gagal memberangkatkan sekitar 8.000 anggota jemaah.

Hingga berita ini dimuat, belum diperoleh konfirmasi. Pimpinan Cabang Abu Tours Medan, Anwar berulangkali dihubungi Tribun melalui telepon seluler, namun tak merespons. Dari seberang telefon hanya terdengar nada sambung Talbiyah, Labbaikkallah humma labbaik. Ketika kantornya di Jalan Abdullah Lubis Medan, disambangi, pintu dalam kondisi tertutup.

"Saya juga sudah berupaya menelefon pimpinan Abutours (Medan), Pak Anwar. Tapi beberapa kali tidak diangkat. Bahkan sekarang nomornya sudah tidak aktif," ujar Kepala Bidang Haji dan Umroh Kanwil Kemenag Sumut, Bahrum Saleh.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Medan, Moh Hatta sempat terkejut mendengar kabar ini. Apalagi, korbannya disinyalir mencapai ribuan orang sebagaimana informasi yang didengar salah satu korban.

Menyikapi masalah ini, Hatta meminta pemerintah segera turun tangan. Ia meminta agar kasus ini tidak berlarut-larut.

"Tentunya, kita berharap pemerintah ataupun kepolisian bisa menjembatani antara Abutours dan para calon jamaah. Diupayakan sebisa mungkin, uang calon jamaah yang sudah disetorkan itu dikembalikan. Kan kasihan, orang yang sungguh-sungguh berniat ingin ibadah malah ditipu oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab," kata Hatta.

Ia mengatakan, bagi masyarakat lainnya yang ingin menunaikan umroh harap lebih berhati-hati saat memilih travel perjalanan. Biarlah kasus ini menjadi pelajaran bagi masyarakat.

Setor Rp 64 Juta
Nova, kakak kandung Febri mengatakan, ia dan keluarga mendaftar di Abutours pada Juni 2017 silam. Saat itu, ia tergiur atas promo yang ditawarkan Abutours. "Jumlah uang yang saya serahkan Rp 64 juta lebih. Jadi, kami kan ada empat orang. Tiap orang setor Rp 16 juta," kata Nova.
Setelah mendaftar Juni 2017 lalu, Nova dan keluarganya disarankan suntik vaksin meningitis pada Desember 2017 silam.

Penyakit meningitis, yaitu peradangan pada selaput otak dan saraf tulang belakang.

Penyakit ini dapat ditularkan melalui bersin, batuk, dan ciuman dari orang yang terinfeksi.

Vaksin meningitis mengandung antigen, yaitu substansi yang merangsang sistem kekebalan tubuh untuk membentuk antibodi melawan bakteri penyebab meningitis.

Oleh pentingnya masalah ini, maka pemerintahan Kerajaan Arab Saudi mewajibkan suntik vaksin meningitis sebagai persyaratan mutlak sebelum jamaah melakukan ibadah umroh atau haji.

Ketika itu, Nova sempat bertanya kapan koper keberangkatan akan diberi. "Pegawai travel bernama Sri Rahayu cuma janji-janji. Waktu kami tanya, katanya nanti akan dikasih. Tapi sampai bulan Januari 2018, koper keberangkatan enggak juga diberikan," kata wanita yang mengaku berprofesi sebagai wiraswasta.

Mulai kesal atas janji-jani, Nova dan adiknya kembali mendatangi travel Abutours di Jalan Abdullah Lubis pada pertengahan Januari 2018 lalu. Kala itu, pegawai Abutours bernama Sri Rahayu yang akrab disapa Ayu hanya memberikan pakaian ihram, dan beberapa suvenir.

Namun, Ayu tidak menjelaskan bagaiamana status keberangkatan Nova dan keluarganya. "Sudah kami tanya, katanya akan dikabari. Tapi sampai sekarang enggak ada juga informasinya," ungkap Nova, padahal jadwal keberangkatan tinggal H-2 dari jadwal.

Singkat cerita, korban mulai sadar tertipu ketika ayahnya menonton tayangan televisi yang memberitakan Abutours Cabang Palembang dan Semarang sudah tutup.

Mereka yakin, Abu Tours Cabang Medan akan bernasib sama seperti kasus First Travel, perusahaan penyelenggara umroh yang saat ini menjalani persidangan kasus mirip penipuan ribuan jamaah.

"Ayah langsung minta saya ngecek ke Abutours. Saat kami cek, ya kantornya tutup seperti sekarang ini. Kami pun sudah coba hubungi pegawai namanya Ayu itu," kata Nova.

Saat dihubungi, Ayu mengatakan Pimpinan Cabang Abutours Medan, Anwar telah melarikan diri. Belakangan, tak satu pun dari pihak Abutours yang dapat dihubungi.

"Ada nomor handphone terpampang di depan kantor ini. Waktu kami hubungi, ya enggak ada juga kejelasannya," kata warga Pasar VII Medan Tembung ini sembari memperlihatkan pakaian ihram yang dibagikan Abutours. Karena merasa ditipu, korban berencana membuat laporan ke polisi. Namun, korban masih bingung apakah buat laporan ke Polsek Medan Baru atau ke Polda Sumut.

"Untuk bulan Februari 2018 ini, calon jamaah yang harusnya berangkat ada 400-an orang lebih. Informasi yang kami terima, yang sudah menyerahkan uang ke Abutours ini ada seribuan orang lebih," katanya. (ray)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved