Eksplore Hutan Naik Gajah, Main-mainlah ke Tangkahan

Bagi wisatawan yang ingin melakukan petualangan menyingkap rahasia hutan hujan tropis Sumatra denga

Tribun Medan / Silfa
Pengunjung Wisata Tangkahan di Kabupaten Langkat terlihat sedang menaiki gajah untuk berkeliling hutang di tepian gunung Lauser 

Sehingga wisatawan diharap lebih berhati-hati membawa mobil.Wisatawan juga disarankan membawa persediaan yang lengkap, seperti obat-obatan jika memiliki penyakit dan pakaian jika ingin menginap, karena Tangkahan jauh dari pusat kota.

Tapi wisatawan tak perlu bingung untuk penginapan.Di sana ada beberapa penginapan yang bisa menjadi pilihan beristirahat dengan budget biaya terjangkau, mulai Rp 200 hingga 600 ribu.

Untuk dapat berkunjung ke tempat wisata ini, wisatawan harus menempuh perjalanan sekitar 4 jam dari Medan atau Bandara Internasional Kuala Namu dengan menggunakan Bus Damri sampai Terminal Pinang Baris. Lalu, dilanjutkan dengan Bus Pembangunan Semesta dengan membayar Rp 25.000 untuk sampai di Tangkahan atau sekitar 3-4 jam mengendarai.

Untuk diketahui, kini akses menuju Tangkahan sudah tidak sesulit tahun lalu. Belakangan, jalan sepanjang 50 kilometer menuju TNGL yang sebelumnya banyal jalan rusak berlubang kini sudah diaspal. Hanya sekitar 7,5 kilometer jalan bebatuan untuk masuk ke kawasan Tangkahan yang belum diaspal.

Sesampainya di sana, traveler harus  registrasi di Visitor Centre. Setelah itu, barulah dapat melakukan check in untuk akomodasi.

Di Tangkahan terdapat beberapa penginapan yang ditawarkan kepada pengunjung seperti Tangkahan Inn, Bamboo River Lodge, Jungle Lodge, dan Green Lodge.

Eksclusif, kata itu cukup mendefinisikan sensasi yang dirasakan traveller saat berwisata di  Tangkahan, yang memiliki aliran sungai yang hijau dan air terjun Langkat yang diapit dua desa, yakni Desa Namo Sialang dan Desa Sei Serdang. Berada di tengah hutan yang rimbun, mencapainya pun harus menyeberangi sungai.

Wisatawan terlihat menyeberang di tengah arus yang kuat. Dengan saling berpegangan, air setengah pinggang sepanjang 10 meter itu pun dilewati dengan selangkah demi selangkah melawan arus.

Air sungainya terasa dingin, sedangkan air terjunnya lebih enak di badan karena sedikit bercampur dengan mata air panas yang di atas tebing.

Walaupun hanya setinggi 3 meter dan tidak memiliki aliran kolam atau sungai di bawahnya, tapi berguyur di balik air terjunnya menjadi kegiatan wajib wisatawan saat berada di air terjun tersebut.

(*)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved