Jatuh Bangun Cindy Angelina Meniti Usaha Hingga Jadi Pengusaha Sukses
Bisnis kuliner merupakan bisnis yang tidak pernah ada matinya. Pasalnya, tak ada satu manusia pun yang tidak membutuhkan makanan.
Laporan Wartawan Tribun Medan/Natalin
TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN- Bisnis kuliner merupakan bisnis yang tidak pernah ada matinya. Pasalnya, tak ada satu manusia pun yang tidak membutuhkan makanan.
Jenis dari makanan itu sendiri beraneka ragam. Mulai dari makanan yang ringan hingga makanan yang berat.
Salah satu jenis bisnis kuliner makanan ringan yang paling banyak diminati oleh pengusaha di Indonesia adalah kue. Bahkan tidak sedikit artis populer tanah air yang terjun menekuni usaha di bidang ini karena potensi dan peluang bisnisnya yang sangat menjanjikan.
Kesuksesan bisnis kue ini juga dimiliki oleh pengusaha kue di Medan yakni Owner Resep Nenek Moyang, Cindy Angelina.
"Saya memulai usaha ini tahun 2013, resep kue ini saya peroleh dari orangtua saya dan biasanya kami konsumsi sendiri, bukan untuk dijual. Saya selalu kangen dengan kue olahan mama, sebab orangtua saya saat itu berada di luar kota. Mau cari di Medan, belum ada rasa yang sama seperti buatan mama saya. Jadi saya minta mama mengajarkan saya buat kue ini dan hasilnya enak. Saya berpikir kenapa enggak coba dijual, dari situlah kemudian buka orderan," ujar Cindy, Jumat (4/5/2018)
Bukan tanpa kendala, ketika memutuskan untuk mengembangkan bisnis tersebut, Cindy justru menemui banyak tantangan antara lain modal terbatas, peralatan yang belum memadai, hingga konsumen yang belum mengenal produk kue miliknya.
"Modal bisnis ini, saya kumpulkan dari uang jajan saya dan saat itu saya belum punya alat-alat berupa oven dan mixer, kemudian saya pinjam dari tante saya. Dalam proses panggang kue cuma bisa untuk satu loyang saja dan itu prosesnya lama. Dari pagi sampai siang saya masak kue, selesai masak kue saya juga yang mengantar kue-kue pesanan tersebut hingga malam. Usai mengantar kue-kue itu saya persiapkan lagi bahan untuk pembuatan kue besok paginya," jelasnya.
Saat bisnis Resep Nenek Moyang dalam masa perintisan, Cindy pernah menitipkan kuenya guna dijual di salah satu market yang saat itu sedang ramai-ramainya. Ia titip untuk dijual 20 box dan di retur kembali 20 box keesokan harinya, yang artinya tidak ada satu pun yang terjual dan itu terjadi berkali-kali, kadang hanya dua box, lima box yang laku.
"Saat itu saya merasa sedih, dan kecewa, hampir putus asa, tapi saya tidak menyerah karena saya tahu apa yang saya jual sesuatu yang berkualitas, yang tidak bisa ditemukan di tempat lain, kalau saya menyerah hari itu, maka tidak akan ada hari ini. A successful woman is one who can build a firm foundation with the bricks others have thrown at her,"tutur perempuan kelahiran Jakarta, 26 agustus 1987 ini.
Sikap pantang menyerah yang ditunjukkan Cindy perlahan mengikis berbagai kendala yang ditemuinya. Seiring berjalannya waktu, usahanya menuai hasil, dan kini ia tidak berkerja seorang diri, ia sudah memiliki para pegawai.
"Awalnya rada takut untuk merekrut pegawai, sebab banyak orang bilang nanti tahu resepmu, nanti dia (pegawai) buka sendiri. Ya aku belajar, untuk kita jadi besar kita harus bisa mempercayai orang lain jadi tugas kita harus didelegasikan ke orang lain. Saya melatih mereka (pegawai) untuk baking, sementara untuk tugas mengantar kue, kini sudah ada Gojek yang membantu,"ungkapnya.
Akhir-akhir ini Cindy sering mendengar orang berkata kepadanya bahwa ia hebat, pengusaha yang sukses, mandiri dan lain-lain. Kesuksesan yang ada saat ini tidak lepas dari perjuangan bangkit dari kegagalan dan air mata. Saat duduk di bangku SMA ia sudah berbisnis MLM (Multi Level Marketing), online shop berupa baju, sepatu hingga tiket pesawat.
Di kesempatan yang sama Cindy juga berbagi cerita semasa kuliah dulu, ia pernah menjalin hubungan dengan seorang pria, namun hubungan itu harus kandas di tengah jalan karena perbedaan status sosial.
"Yang saya ingat dari perkataannya kepada saya, "kamu hanya anak tukang jual capcai, gimana orangtuamu bisa membiayai hidupmu? Gimana bisa hidup hanya jual capcai, setidaknya seorang wanita harus seperti mamaku, bekerja di perusahan besar dan bergaji tinggi," well akhirnya saya dicampakan karena dia bertemu dengan seorang perempuan anak orang kaya. Apa salah saya jadi anak tukang capcai? Awalnya perkataan itu menyakiti saya seperti dunia saya mau kiamat, setiap kali mengingatnya saya pasti menangis. Tapi perkataan itu bagaikan cambuk bagi saya untuk berlari lebih kencang. Sejak saat itu saya berjanji suatu hari saya akan membuktikan perkataannya salah dan dia akan menyesali ucapannya, karena anak si tukang capcai ini akan sukses karena usaha yang dibangun sendiri dari nol. Bukan seperti dirinya yang menikmati hasil kekayaan orangtua,"ungkapnya.
Cindy tidak pernah malu menjadi anak tukang capcai. "I have the best parents in the world, buktinya dari jualan capcai, orangtua saya bisa membesarkan saya dari kecil hingga dewasa dan bisa kuliah di Universitas Sumatera Utara (USU),"ujarnya.
Begitu banyak tantangan yang telah dilalui Cindy dan dalam kesempatan ini ia ingin memberi pesan kepada pembaca Tribun Medan. "Bagi teman-teman yang saat ini merasa gagal, jangan pernah menyerah dalam hidup ini karena segelap apa pun malam, besoknya pasti matahari terbit lagi. Jadi sama seperti hidup kita, mungkin saat ini kita berada di bawah atau di atas. Pada saat kita di atas tetap rendah hati dan saat kita di bawah jangan jadi rendah diri tetap berusaha. Ketika kita berada di bawah tetap lihat ke atas saja, lihat ke Tuhan,"ucapnya sambil tersenyum kecil.
Keluarga adalah Prioritas
Owner Resep Nenek Moyang, Cindy Angelina mengatakan nama Resep Nenek Moyang ia peroleh dari mimpi. Dalam mimpinya ia sedang duduk di cafe dan namanya Resep Nenek Moyang, ia pun berpikir ide tersebut bagus juga kalau dijadikan brand.
"Saya pun mendesain kotak Resep Nenek Moyang, beberapa orang menertawakan ide saya ini. Meskipun begitu, saya yakin akan ide ini. Memang resep ini saya peroleh dari mama saya, dan mama saya pun menerima resep ini dari nenek saya. Ya memang turun temurun dari generasi ke generasi, cocok juga disebut Resep Nenek Moyang,"ujarnya.
Kini Resep Nenek Moyang sudah maju, terlihat dari banyaknya permintaan konsumen dari dalam dan hingga luar Kota Medan antara lain Jakarta, Aceh, Surabaya, Siantar, Binjai, Tebing Tinggi dan sebagainya. Pengiriman dilakukan melalui JNE, Pos, dan pengangkutan lainnya.
Resep Nenek Moyang berlokasi di Komplek Wartawan Jalan Beringin, Sidorukun, Medan. Oleh-oleh kebanggaan Medan ini menawarkan bolu dengan bahan baku berkualitas dan berbagai pilihan rasa antara lain chocomaltine, nutela, ovaltine, chiken floss, blueberry dan cream lemon.
Charcoal Roll Cake merupakan salah satu bolu Resep Nenek Moyang yang terbuat dari Arang bambu atau biasa di sebut Charcoal. Kue bolu berbahan charcoal ini ternyata baik untuk kesehatan dengan takaran yang tepat.
"Manfaat charcoal untuk detoksifikasi atau membantu menghilangkan zat-zat berbahaya, seperti sianida, asam lemak, formalin, metaldehyde, racun tanaman, obat-obatan, botox, dan merkuri. Hal ini dikarenakan arang bambu aktif memiliki pori-pori yang dapat mengikat racun dan zat kimia tersebut. Dapat juga membantu proses diet karena mengandung serat, menghambat bakteri jahat, membantu menurunkan gas dalam saluran pencernaan (kembung) dan mengobati diare,"jelas Cindy.
Ia juga menambahkan agar konsumen jangan kaget ketika buang air besar, kotoran akan bewarna hitam. Ini terjadi karena natural activated charcoal tidak terserap oleh sistem pencernaan. Sehingga tidak meninggalkan residu dalam organ tubuh, seperti yang terjadi pada bahan pewarna sintetis.
Bukan hanya bahan charcoal saja, Cindy juga memanfaatkan pengetahuannya akan dunia psikologi dan kuliner sebagai peluang bisnis. Ia memadukan bolu dengan bahan dasar greentea dan coklat di dalamnya. Perpaduan kedua rasa ini sangat baik untuk meredakan stress dan depresi.
Ketika Tribun Medan bertanya apa keinginannya yang belum tercapai, Cindy menjawab ia ingin memiliki tempat animal shelter (penampungan hewan). Ia sangat menyukai binatang bahkan waktu kecil ia bercita-cita sebagai dokter hewan.
"Dulu waktu kecil cita-cita saya dokter hewan, karena memang sepertinya enggak bisa, saya ingin suatu hari nanti, saya punya tempat
animal shelter (penampungan hewan). Mereka (hewan) enggak bisa menolong hidup mereka sendiri, harus ada manusia yang membantu mereka,"katanya.
Dalam prinsip hidupnya, keluarga adalah prioritas. "Kita harus tahu prioritas kita, misalnya kita sukses dalam pekerjaan atau apa pun itu tetapi prioritas utama kita harus keluarga karena seorang wanita yang sukses enggak bisa dikatakan sukses jika keluarganya berantakan. Jadi kalau bisa sukseslah di pekerjaan dan sukses juga di keluarga,"tutupnya.
(Cr13)
Nama: Cindy Angelina
Pekerjaan: Pengusaha
Owner Resep Nenek Moyang
Tempat/Tanggal Lahir: Jakarta 26 agustus 1987
Orangtua: Eko suprapto dan Ang Monica
Pendidikan: Sarjana Psikologi USU
Hobi: Musik, traveling, Animal Lover.