Rp29 Triliun Uangnya Raib Dimakan Tikus, Kisah Pablo Escobar, Raja Kokain Tersohor di Dunia
Namanya begitu menggema ketika masa kejayaannya sebagai salah satu kartel narkoba Medelin.
Untuk mendapatkan simpatisan dari masyarakat hingga memperoleh kekuatan besar, Escobar mencalonkan diri untuk Kongres Kolombia pada tahun 1982 dan dirinya terpilih.
Namun, dua tahun kemudian seumber kekayaannya bocor dan dia dipaksa mengundurkan diri karena kedoknya mulai terbongkar, hingga Escobar membunuh menteri kehakiman yang membocorkan informasi itu.
Lalu pada tahun 1991 Escobar menyerahkan diri untuk ditangkap pihak berwenang namun, ia ingin kurung dalam penjara yang dibangunnya sendiri.
Para pejabat Kolombia bahkan setuju dan haasilnya adalah La Catedral yang mewah, dibangun untuk memgurung Escobar.
Namun didalamnya banyak fasilitas mewah termasuk klub malam, sauna, air terjun, dan lapangan sepak bola; itu juga memiliki telepon, komputer, dan mesin faks.
Namun, ketika didalam La Catedral setelah Escobar menyiksa dan menewaskan dua anggota kartel di La Catedral, para pejabat memutuskan untuk memindahkannya ke penjara yang kurang mengakomodasi. Sebelum dia bisa dipindahkan, Escobar melarikan diri, pada Juli 1992.
Setelah melarikan diri, pemerintah Kolombia dilaporkan dibantu oleh pejabat AS dan pedagang obat bius yang bersaing meluncurkan perburuan besar-besaran.
Pada 2 Desember 1993, Escobar merayakan ulang tahunnya yang ke-44, diduga menikmati kue, anggur, dan marijuana, di persembunyianya.
Keesokan harinya, tempat persembunyiannya di Medellín ditemukan, sementara pasukan Kolombia menyerbu gedung, Escobar dan seorang pengawal berhasil mencapai atap.
Pengejaran dan tembak-menembak pun terjadi, dan akhirnya Escobar ditembak mati, tepat saat dia dalam pelariannya. (*)