Lawan Teroris
Fakta 3 Keluarga Terlibat Rangkaian Bom Gereja di Surabaya, Ditembak dan yang Selamat
Sementara itu, sang suami, Dita melakukan aksinya di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya di Jalan Arjuno.
Dita menaiki mobil Avanza yang berisi bom dan menabrakkannya ke gereja, hingga terjadi ledakan.
Selanjutnya, ada bom di Gereja Santa Maria Tak Bercela Jalan Ngagel yang dilakukan oleh dua anak laki-laki Dita, yakni Yusuf Fadhil (18) dan Firman Halim (16).
Dua pemuda tersebut menaiki sepeda motor dan membawa bom serta melakukan penerobosan ke gereja dan meledakkan diri.
Baca: Sidang Isbat Tentukan 1 Ramadan Digelar di 39 Titik, Sore Ini di Kantor Gubernur Sumut
Kehidupan
Tetangga pelaku, Tanjung (50), menurutkan jika keluarga Dita merupakan orang-orang yang tertutup.
"Setengah tertutup, kalau ketemu ya nyapa," kata Tanjung padaTribunJatim.com, Minggu (13/5/2018).
Warga sekitar tak begitu mengenal mereka.
Pelaku tinggal di kediamannya sejak 2010-2011 lalu.
Mereka diketahui berasal dari Banyuwangi.
Sementara itu, pekerjaan sehari-hari pelaku diketahui sebagai penjual obat herbal.
Anak-anaknya sering bermain di depan rumah dan bersepeda di depan rumahnya.
Anggota JAD
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengungkapkan jika pelaku merupakan anggota jemaah JAD yang merupakan sel jaringan ISIS.
Dita adalah Ketua JAD (jaringan Ansarut Daulah) Surabaya.
Jaringan ini kaitannya dengan JAT (Jaringan Ansarut Tauhid). Keduanya terkait dengan ISIS," kata Tito, dikutip Kompas.com.