Pernah Bikin Heboh Siantar, Ikan Raksasa Arapaima Gigas Direbahkan di Ranjang

Ikan sempat dikubur, berselang lima belas menit setelah dikubur, keluarga Sinaga datang dan meminta ikan tersebut.

“Sungai sekecil itu kok bisa ada ikan sebesar ini?” kata Pansur Sinaga warga Tanjung Pinggir yang kamar mandi di belakang rumahnya dipakai untuk memajang ikan itu.

“Ada yang bilang ikan gabus. Tapi, kalau gabus kan punya gigi,” tambah Pansur.

Ikan ini pertama kali ditemukan Lela Siregar, murid SMUN 2 Pematangsiantar dan ketiga temannya sekitar pukul 11 siang. Melihat ikan besar berwarna dominan hitam dan semburat merah di bagian ekor itu, Lela langsung mengadu kepada orang dewasa yang ia kenal.

Menurut Pansur, saat ditemukan pertama kali, makhluk itu masih menggelepar di sekitar tangkahan batu tersebut. Namun, ketika dia dan rekan-rekan lain akan mengangkat, ikan sudah sekarat. Setelah diangkut dengan becak ke rumah Pansur, ikan itu pun mati.

Sampai dengan tulisan ini dibuat warga masih berdatangan ke tempat ikan dipamerkan. Padahal rencananya, Pansur dan kawan-kawan akan menguburkan ikan sekitar pukul 6 sore.

“Yah, mau bagaimanalah. Takutnya banyak yang kecewa,” katanya.

Setiap warga yang ingin melihat dipungut biaya Rp 1.000. “Seribu saja. Untuk biaya kebersihan,” kata seorang pria yang berdiri di pintu masuk.

Ketika ditanya apakah pihaknya akan melaporkan ikan temuannya ini ke Dinas Pertanian dan Peternakan Pematangsiantar untuk diidentifikasi dan diinventarisasi, Pansur mengaku mereka belum membahasnya.

“Ada bagusnya juga memang seperti itu. Tapi, saya kan tidak bisa mengambil keputusan sendiri tentang mau diapakan ikan ini,” katanya.

Ikan raksasa temuan Lela Siregar, warga Tanjung Pinggir, Siantar Martoba, ternyata belum habis. Sejak diangkut dari Sungai Sigulanggulang, Sabtu siang (11/6/2018) kemarin, ikan yang panjangnya sekitar 1,5 meter dan berbobot hampir 40 Kg ini terus dipajang sampai dini hari.

Ikan sempat dikubur, berselang lima belas menit setelah dikubur, keluarga Sinaga datang dan meminta ikan tersebut.

“Mereka bilang ikan itu namboru (bibi, red) mereka. Kami dikasih sirih sebagai tanda permintaan,” kata Pansur. Karena merasa sedang berurusan dengan kehormatan leluhur orang lain, ia pun merelakan kuburan ikan digali. Ikan raksasa pun berpindah ke rumah Maju Sinaga.

Bangkai ikan arapaima yang diletakkan di ranjang.
Bangkai ikan arapaima yang diletakkan di ranjang. (Tribun Medan/Liston Damanik)

Ikan diletakkan di sebuah ranjang yang rapi, dengan mangkok berisi beras, telur ayam, dan jeruk purut di sampingnya. Seorang perempuan tua melarang orang-orang yang ingin mengabadikan ikan tersebut.

“Tidak bisa lagi difoto. Sudah diadati,” katanya.

Warga berkerumun di depan rumah Maju Sinaga untuk melihat ikan arapaima yang dianggap leluhur mereka.
Warga berkerumun di depan rumah Maju Sinaga untuk melihat ikan arapaima yang dianggap leluhur mereka. (Tribun Medan/Liston Damanik)

Maju Sinaga mengatakan, Senin dini hari (12/6)  keluarganya akan membawa ikan tersebut ke kampung mereka di Kecamatan Mogang, Samosir. Nantinya ikan ini akan dilarungkan ke Danau Toba supaya bisa kembali ke hadapan namboru mereka. Di Mogang, katanya, sudah akan ada sanak saudara yang menyambut.

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved