Breaking News

Helikopter Angkut Emas 7 Kali Sehari, Warga Korowai Cuma Gigit Jari dan Kekurangan Gizi

Para bos emas bisa mengirimkan emas sebanyak tujuh kali dalam sehari untuk mengangkut emas dari daerah pedalaman.

Helikopter yang membawa emas dari pedalaman Papua. (kanan) Emas hasil tambang di Papua. 

Kelima, Penduduk setempat tidak mendapat kompensasi yang adil. Bos emas membebankan uang yang cukup banyak hanya untuk sedikit beras.

Menurut saksi satu sak beras 25 kg seharga Rp, 6.000.000. Satu sak beras 20 kg Rp. 5.000.000. Supermi perkarton Rp. 2.000.000.

Harga-harga ini meningkat dan merupakan bukti bahwa para penambang emas tidak tertarik untuk membantu orang Korowai dengan cara apa pun, tetapi orang Korowai menjadi semakin miskin dengan hanya mencoba untuk makan.

Mereka bahkan tidak dapat menyelam (molo) mencari ikan karena sungai (yang dulu bersih dan jernih) sekarang berwarna kuning dan kotor sehingga mereka tidak bisa lagi mendapatkan ikan.

Para penambang emas ini seperti lintah yang mengisap darah orang yang sakit.

Keenam, Orang Korowai masih merupakan orang-orang yang terabaikan yang menderita banyak penyakit dan kekurangan gizi. Saya sendiri mengalami kesulitan untuk menyewa sebuah helikopter untuk membantu anak-anak yang sakit dan sekarat disini karena biayanya sangat mahal.

Bapak dapat membayangkan bagaimana saya merasa marah sekali ketika saya mendengar bahwa ada lebih dari satu helikopter setiap hari yang bolak-balik dari Dekai ke lokasi emas, sebanyak 7 kali sehari, untuk mengambil emas dari tanah orang Korowai. Anak-anak yang sakit bahkan tidak bisa mendapatkan transportasi … tetapi selalu ada heli yang tersedia bagi para penambang emas!

Tujuh, Saya menduga ada “tangan tersembunyi” di balik ini. Sebagai hamba Tuhan, kita harus membersihkan korupsi yang masih ada di Papua. Banyak langkah ke depan telah diambil, tetapi ada banyak kasus penebangan liar dan penambangan ilegal yang masih terjadi di Papua.

Tuhan akan tersenyum melayani pelayanan Bapak jika Bapak membantu membersihkan korupsi ini dan akan memberkati waktu Bapak sebagai gubernur.

Akhirnya, saya akan meminta perlindungan Gubernur dari deportasi. Saya percaya ada orang yang tersinggung pada saya. Sebagai seorang Kristen dan seorang pendeta, saya harus menjaga domba-domba saya.

Gembala yang baik harus menjaga dombanya. Saya tidak bisa diam saat menyaksikan ketidakadilan. Saya bukan aktivis politik, tetapi ketidakadilan ini terjadi tepat di depan mata saya dan saya tidak bisa mengabaikannya.

Beberapa penambang emas bahkan berjalan melalui halaman depan saya dalam perjalanan ke perahu untuk pergi ke hulu ke lokasi emas.

Air sungai yang menjadi keruh bahkan di duga ada kandungan merkuri akibat aktifitas tambang di Korowai.
Air sungai yang menjadi keruh bahkan di duga ada kandungan merkuri akibat aktifitas tambang di Korowai. (FB Trevor )

Karena saya telah melaporkan penambangan emas, saya sedang diselidiki di Imigrasi. Saya juga ditanyai oleh Kepala Kodim dari Boven Digoel yang mengunjungi saya dan mengatakan bahwa saya melakukan “fitnah” karena saya menulis bahwa saksi melaporkan TNI dan Kopassus berada di lokasi emas.

Tapi itulah 6 saksi yang memberi tahu saya. Saya telah mendengar bahwa pekerja dari Intel ingin mendeportasi saya.

Saya siap dideportasi karena membela apa yang benar. Tetapi dengan bantuan Bapak, saya ingin bisa melayani lebih lama lagi di Papua.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved