Pilpres
Anies Bongkar Prabowo Siapkan Sandiaga bakal Cawapresnya sebelum Bertemu SBY
Anies Baswedan secara tidak langsung menguak intrik Prabowo Subianto dalam penetapan calon wakil presiden
Penulis: Randy P.F Hutagaol | Editor: Randy P.F Hutagaol
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon memberi pernyataan bertolak belakang bila menilik kejadian di belakang layar.
Saat, Prabowo sudah menyiapkan bakal cawapres utama dan cadangan, Anies dan Sandiaga Uno pada 28 Juli, Fadli Zon pada 1 Agustus melontarkan statemen sudah ada tiga nama yang secara intensif dibahas untuk diusung sebagai cawapres pendamping ketua umumnya, Prabowo Subianto.
Ketiga sosok itu yakni Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY), Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri, dan Ustaz Abdul Somad.
Sementara, di balik layar, sesuai penjelasan Anies, hanya dirinya lalu Sandiaga yang disiapkan.
Fadli menuturkan, AHY merupakan usulan dari Demokrat, sedangkan Salim merupakan usulan dari PKS serta rekomendasi Ijtima (pertemuan) ulama.
Demikian pula dengan Abdul Somad yang juga rekomendasi Ijtima ulama.
"Dari Demokrat itu Pak AHY, kemudian dari rekomendasi ijtima itu untuk cawapresnya kan ada Ustaz Abdul Somad dan Ustaz Salim Segaf. Berarti setidaknya ada tiga nama yang ada sekarang ini," kata Fadli saat ditemui di kediaman Prabowo, Kebayoran Baru, Jakarta, Rabu (1/8/2018) sebagaimana dikutip dari Kompas.com.
Ia menambahkan, PAN saat ini juga mengusulkan Abdul Somad sebagai cawapres sehingga tak ada tambahan nama baru.
Menurut Fadli, ketiganya memiliki kapasitas sebagai cawapres.
Karena itu, kata Fadli, tak butuh waktu lama bagi koalisi Prabowo untuk segera menentukan sosok cawapres.
"Setahu saya tiga nama itu yang mengerucut menjadi pembicaraan di dalam partai. Sekarang jadi jauh lebih mudahlah untuk memutuskan itu," lanjut Fadli.
Sebelumnya, politisi Partai Demokrat Andi Arief juga meyakini bakal ada ganjalan serius bagi Anies dan Sandiaga Uni bila ingin dimajukan.
Andi Arief mengatakan kendala tersebut ialah izin dari presiden.
"Pada Tahun 2014 tepatnya 13 Mei Jokowi ajukan izin nyapres ke Presiden SBY.
Pada hari itu juga secara lisan SBY memberi izin, Secara tertulis dikeluarkan 14 Mei.