Viral Medsos
Terungkap Dalang Pemicunya Hingga Oknum TNI Tendang Anggi Dwi Octhami Operator SPBU
Anggi Dwi Octhami Gultom (24) menceritakan oknum TNI yang melakukan penganiayaan terhadapnya sempat menyalip antrean kendaraan.
Penulis: Indra Gunawan | Editor: AbdiTumanggor
Korban adalah bernama Anggi Dwi Octhami Gultom (24), operator SPBU 14. 203.155 Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjungmorawa, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, yang ditendang Kopda Dodi Samudra Efendi setelah ditegur akibat menyerobot antrean jalur mobil, akhirnya buka-bukaan.
Ia pun membeberkan saat Tribun-Medan.com mewawancarainya via telepon selulernya.
Awalnya Tribun sempat mencarinya di lokasi kerjanya, namun Anggi sedang sakit.
Saat ditanyai soal kondisinya Anggi pun membenarkan kalau dirinya sedang sakit.
"Ya, aku enggak enak badan hari ini. Kalau besok (Selasa) sudah masuk kerja. Baru satu hari saja tidak masuk,"kata Anggi, warga Gang Rasmi Desa Bangun Sari.
Anak kedua dari enam bersaudara ini menyebut, karena usulan keluarganya yang tidak terima makanya selanjutnya kasus ini ia laporkan ke POM Medan.
Anggi Dwi Octhami Gultom (24) menceritakan oknum TNI yang melakukan penganiayaan terhadapnya sempat menyalip antrean kendaraan.
Sebelum terjadi penganiayaan, terlebih dahulu oknum TNI itu datang dengan menaiki sepeda motor dan saat itu sedang ada tiga mobil yang antre.
Disebut baru saja satu mobil selesai diisi bahan bakar dan melaju tiba-tiba oknum TNI itu datang dan memotong antrean.
Karena hal itu, selanjutnya ia pun merespons dengan menyebutkan agar dapat antre.
"Kami juga kan kerja ada aturan kerja. Bisa saja dia kuisikan dulu tapi yang di mobil kan jadi marah sama aku. Kusuruh antre mereka. Sebenarnya itupun bukan jalur untuk sepeda motornya tapi untuk mobil. Aku cuma bilang bang ikut antrean ya. Enggaknya dia, kusuruh pergi,"kata Anggi Senin, (27/8/2018).
Saat itu lanjut Anggi, perempuan yang ada di belakang oknum TNI itu langsung berucap sombong padanya.
"Dibilang yang perempuan itu sama aku, kau gak liat aku naik sepeda motor apa?"kata Anggi menirukan suara perempuan itu.
Ucapan itu kata Anggi, ditanggapinya dengan diam karena ia juga paham sepeda motor yang dinaiki adalah sepeda motor dinas, seperti yang dikenderai ayahnya dahulu kala.
Namun saat dirinya diam, perempuan itu terus-terusan mengoceh.