Miris, Hanya Berjarak 5 KM dari Kantor Bupati, Tapi Sejak Indonesia Merdeka Kampung Ini Gelap Gulita

Kompleks kantor pemerintahan daerah yang disebut-sebut termegah di Sumut ini menelan biaya ratusan miliar rupiah.

Penulis: Tulus IT |
Tribun Medan/Nanda F Batubara
Anak-anak Unte Rudang di Desa Pargarutan Dolok, Kecamatan Angkola Timur, Tapanuli Selatan. 

Proses belajar anak-anak menjadi terbatas. Saat malam, mereka hanya mendapat penerangan cahaya lampu teplok untuk membaca buku pelajaran.

Aldo Pratama Harahap, satu di antara anak-anak Unte Rudang yang masih duduk di bangku sekolah dasar, terbiasa hanya diterangi lampu telong-telong ketika belajar dan membaca buku saat malam.

Aldo berharap ketiadaan listrik di kampungnya ini dapat segera berakhir. Paling tidak, mereka tak lagi sulit ketika hendak mengaji (membaca Alquran) dan salat pada malam hari.

"Payah kalau belajar dan ngaji," ujar Aldo sembari tetap tersenyum saat berbincang di depan rumahnya, Minggu (2/9/2018).

Aldo dan teman-temannya memang tak akrab dengan film-film animasi terbaru asal Amerika atau Jepang yang tayang di tv. Apalagi game-game online yang sedang digandrungi generasi muda saat ini.

Sepulang sekolah, Aldo dan teman-temannya hanya terbiasa bermain mainan lawas seperti umpet-umpetan. Paling mewah bermain kartu gambar ataupun kelereng. Meski begitu, senyum dan tawa selalu menghiasi hari anak-anak di Unte Rudang.

"Kami juga pengin ada listrik di rumah, jadi gak gelap-gelap lagi. Kalau bisa," harap Aldo.

Tak jauh dari rumah Aldo, seorang pria tampak sedang berdiri di depan rumahnya.

Namanya Mahin Harahap. Mahin lahir di kampung ini. Sambil menuangkan kopi, Mahin mulai menceritakan sejarah Unte Rudang.

Menurut Mahin, Unte Rudang telah dihuni sejak tiga generasi di atasnya. Artinya, kampung ini sudah ada sebelum Indonesia merdeka.

"Opung (kakek) dari bapak saya sudah di sini," kata lelaki berumur 49 tahun ini.

Mahin mengatakan, Unte Rudang artinya jeruk nipis. Dulu, Unte Rudang dikenal banyak tumbuhan tersebut.

Saat ini, mayoritas warga Unte Rudang berprofesi sebagai petani. Baik karet, kopi maupun sawah.

Selama ini, Mahin belum pernah melihat Bupati Tapanuli Selatan Syahrul Pasaribu berkunjung ke kampung tersebut.

"Di kampung ini semuanya masih saudara. Sebenarnya kampung ini banyak warganya. Tapi karena tidak ada listrik, banyak yang pindah atau keluar merantau," kata Mahin.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved