Jatuh Bangun Pengusaha Kuliner Crunchy Banana Medan, Sempat Jualan Pakaian Namun Tutup
Sumpah Pemuda menjadi salah satu tonggak sejarah dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia.
Laporan Wartawan Tribun Medan / Natalin
TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Sumpah Pemuda menjadi salah satu tonggak sejarah dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia.
Dilaksanakan pada 28 Oktober 1928, para pemuda pun mengikrarkan harapan dan cita-citanya mengenai bangsa Indonesia.
Dalam memperingatinya saat ini, banyak cara yang dapat kita lakukan untuk memaknai Sumpah Pemuda, salah satunya adalah mengukir kesuksesan.
Semangat dalam Sumpah Pemuda selalu menginspirasi para pemuda-pemudi yang ingin maju dan berkarya. Usia muda memang bukan penghalang bagi muda-mudi untuk berkarya.
Namun, tidak sedikit orang beranggapan wanita sulit sukses berkarier sebagai pengusaha, apalagi di usia muda.
Pendapat itu sepertinya dapat ditepis oleh Pengusaha Crunchy Banana Medan, Sarah Agnestika Sihotang. Ia seorang anak muda yang sudah bisa menghasilkan ratusan juta di usianya yang belum genap 25 tahun dan Sarah layak disebut pengusaha muda.
Pengusaha muda ini merintis usahanya dari nol dan ia terus berjuang demi menghasilkan sesuatu yang berguna bagi orang lain.
Sarah mengatakan saat ini, ia sudah memiliki tiga outlet Crunchy Banana yang terletak di Jalan Kapten Muslim, Jalan Setia Budi dan Marelan.
Sebelum membuka usaha kuliner ini, ia terlebih dahulu membuka usaha jualan pakaian dari Bangkok, Thailand. Namun, sulitnya prosedur yang harus dijalani belakang hari, membuatnya memutuskan untuk berhenti dari usaha baju.
"Dulu saya jual baju Bangkok, sudah agak lama 1,5 tahun, makin lama, aturan makin ketat dan baju saya seharusnya saya jual ditahan, lebih kurang 200 baju. Itu awalnya yang membuat saya jatuh dan sedih. Meskipun begitu, saya terus berpikir, apa yang harus saya lakukan? Saya suka bisnis," ucap Sarah.
Ia menambahkan bahwa ia pun kemudian mencari usaha yang cocok untuk dijual dan ia memilih pisang sebagai bahan baku utama bisnisnya.
"Saya lihat olahan pisang di Jakarta lagi booming, jadi saya buatlah olahan pisang itu di Medan. Jujur saya tidak pandai memasak tapi saya mau belajar. Saya belajar resep dari YouTube, tapi ketika olahan pisang yang sudah saya buat, saya makan teryata hasilnya enggak enak. Segala jenis pisang dan berbagai kematangan pisang pun saya olah hingga akhirnya selama dua bulan lamanya, saya berhasil membuat olahan pisang yang enak," ujarnya.
Mahasiswa Fakultas Hukum USU ini menjelaskan sebagai pelengkap olahan pisangnya, ia pun menyajikan Crunchy Banana milikinya dengan tambahan topping antara lain chocomaltine, tiramisu oreo, greentea, dan choco cheese.
"Saya memutuskan jualan olahan pisang ini di kampus, awalnya teman-teman saya yang beli, saya promosikan dari sosial media juga. Dan dulu masih H-1 dipesan, teryata teman-teman fakultas lain juga beli," ungkapnya.