Detik-detik Petinju Belia 13 Tahun Tewas setelah KO di Atas Ring, Ini Videonya
Anucha sudah bertarung dalam 170 laga sejak usia delapan tahun, demi mengumpulkan uang untuk keluarganya.
Ini bertentangan dengan undang-undang tinju yang dikeluarkan pada 1999 karena regulasi memerintahkan periode istirahat sebelum kembali bertanding adalah 21 hari.
UU yang menyebutkan, jika seorang petinju kalah, ia harus menunggu 30 hari sebelum naik ring lagi.
Sedangkan petinju yang mengalami cedera kepala dua kali harus beristirahat selama 90 hari dan harus mendapatkan izin dokter.
Ingin Menghemat Kuota Internetmu? Lakukan 5 Cara Berikut Ini
Ragam Zodiak yang Bisa Jadi Teman Bermuka Dua, Diam-diam Menusukmu dari Belakang
Kisah Ustaz Abdul Somad Kerja Nyambi kala Kuliah di Mesir, Emak: Berapa Utang Kau di Kairo?
Kini Kaya Raya dan Punya Rumah Mewah, Beginilah Penampakan Kontrakan Sederhana Denny Cagur Dulu
7 Kebiasaan Sepele dalam Kehidupan Sehari-hari yang Membuat Smartphone Mudah Rusak
Menilik Kerajaan Bisnis Keluarga Artis The Sungkar, Menyaingi Ketajiran Raffi Ahmad
Hotman Paris Ungkap Ritual Khusus Istri Tiap Pagi yang Bikin Dirinya Susah Berpaling
"Benar bahwa kami memiliki undang-undang, namun persoalannya adalah penegakkan undang-undang tersebut," kata promotor tinju Natthadech Wachiraratanawong.
Ia juga mengungkapkan asosiasi tinju kekurangan pengurus yang bisa membantu memastikan aturan diikuti oleh para penyelenggara pertandingan.
"Tak cukup satu orang mengurusi pertandingan di seluruh provinsi," katanya.
Ini membuat para promotor menggelar pertandingan begitu saja, tanpa mengurus izin ke asosiasi tinju.
Pegiat ingin pemerintah melarang anak-anak bertarung/WASAWAT LUKHARANG/BBC THAI.
Para pakar yang meneliti dampak tinju bagi anak-anak mengatakan bahwa olahraga ini berpengaruh buruk terhadap otak.
Tinju juga merusak otak mereka, kata peneliti.
Dalam satu kasus, dokter menemukan bahwa usia petinju dalam pertandingan yang tidak resmi adalah empat tahun.
Sering kali, dalam satu pertarungan, anak-anak mengalami pukulan di kepala 20 kali dan mereka tidak mengenakan perlengkapan pelindung.
Pelarangan total sulit diterapkan karena orang tua tergiur dengan uang hadiah.
Tewasnya Thasako sendiri mendorong Badan PBB, UNICEF, menyerukan pemerintah Thailand untuk melindungi anak-anak dari olahraga ini.
"Kita harus melihat mereka sebagai anak-anak, bukan sebagai petinju," kata UNICEF Thailand melalui Twitter.
"Kepada pihak keluarga, UNICEF berbela sungkawa atas kepergiannya. Kami mendesak pihak berwenang untuk menyusun regulasi yang bisa memberikan perlindungan maksimal kepada anak-anak," kata UNICEF.
Berdasarkan data tahun lalu yang dirilis otorita olah raga Thailand, ada lebih dari 10.000 petinju terdaftar berusia di bawah 15 tahun.