Sergio Ramos - Terkuak Skandal Doping Sergio Ramos, Bocoran Der Spiegel Bikin Heboh, UEFA Kecolongan
Skandal sepak bola terkuak. Kapten Real Madrid Sergio Ramos diduga menggunakan doping zat dexamethasone
Substansi berada di daftar zat World Anti-Doping Agency (Wada), yang dilarang, tapi hanya penggunaan selama kompetisi - dan bukan dilarang sebelum kompetisi.
Itu berarti jika dexamethasone terdeteksi di sebelum musim digelar atau sebelum kompetisi, penggunaannya tidak akan dianggap melanggar hukum.

Dalam sepakbola, pemakaian doping jenis ini masih bisa diizinkan sebelum pertandingan, tapi hanya jika tim dokter kemudian melaporkan penggunaannya,
selama tes dopingdilakukan.
Jika dokter tidak melakukannya - dan seharusnya jejak deksametason kemudian ditemukan di tubuh pesepakbola - itu dianggap sebagai dugaan kasus doping.
Kisah kebocoran skandal sepakbola terbaru diungkap Der Spiegel yang mengungkap, Sergio Ramos memakai zat terlarang dexamethasone sebelum melakoni laga final Liga Champions melawan Liverpool.
Bocoran ini menjelaskan bahwa Wada telah menetapkan aturan yang jelas untuk penggunaan deksametason. Administrasi aturannya hanya diizinkan digunakan sebelum melakoni musim dan dilarang saat pertandingan.
Namun, tim dokter Real Madrid tidak memasukkan konsumsi Sergio Ramos dari obat dalam laporan timnya itu melanggar aturan UEFA.
UEFA, sejak itu bocor, menyatakan, tim dokter gagal melakukannya karena kesalahan administrasi.
Ini bukan kali pertama dexamethasone membuat headline dalam dunia olahraga internasional.
Pada tahun 2014, pemain bulutangkis Malaysia dan mantan pemain Dunia No, 1 Lee Chong Wei dilarang main setelah dia diuji positif memakai jenis obat ini.
Setahun kemudian, diumumkan bahwa Lee telah melakukan larangan delapan bulan tampil, yang sudah ketinggalan zaman karena pelanggaran aturan anti-dopingnya diterapkan kemudian.
Dia juga dilucuti medali peraknya dari Kejuaraan Dunia 2014.
Tidak untuk Sergio Ramos dan Real Madrid.
Karena itu, sejumlah kalangan mengeritiknya.