Tips Hidup Hemat Ala Mahasiswa Cantik Tetap Kenyang dengan Uang Pas-pasan

Ia menceritakan kepada netizen kisah hidup dan kesengsaraan temannya, Nur Liyana Sukhaimi, dan trik menarik untuk bisa berhemat sedemikian rupa

FMT &: mStar
Nur Liyana Sukhaimi (kanan). 

TRIBUN-MEDAN.com - Kisah ini akan mengajarkan kita untuk belajar hidup hemat, terlebih bagi mahasiswa yang keuangannya sangat pas-pasan.

Mengonsumsi mi dan jenis makanan instan lainnya, adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan seorang pelajar. Terutama bagi mereka yang memiliki budget hidup yang terbatas.

Tetapi tidak semua dari kita mampu hidup hanya dengan 5 Ringgit atau Rp 17 ribu sehari. Sebuah kisah yang baru-baru ini muncul di twitter oleh seorang pengguna bernama @hemadrym.

Ia menceritakan kepada netizen kisah hidup dan kesengsaraan temannya, Nur Liyana Sukhaimi, dan trik menarik untuk bisa berhemat sedemikian rupa.

Seperti yang diwartakan dalam mStar online, Nur Liyana Sukhaimi berbagi kisahnya yang bisa hidup dengan uang yang tergolong sangat sedikit.  Yang menurutnya adalah salah satu cara untuk menekan pengeluaran sekolah.

“Saya tidak keberatan disebut pelit karena, pada kenyataannya, saya tidak. Inilah cara saya mengendalikan pengeluaran saya," tulisnya.

"Saya menetapkan target pengeluaran kurang dari Rp 17 ribu per hari, dan jika melebihi batas yang ditetapkan, saya akan mengambilnya dari anggaran di hari berikutnya. "

"Berbeda orang maka berbeda pula strategi yang digunakan. Aku tahu situasiku ini terjadi karena aku berasal dari keluarga berpenghasilan rendah dan merencanakan sesuai dengan apa yang paling cocok untukku. ”

 “Bagiku, jenis makanan tidaklah terlalu penting, selama makanan itu masih bisa membuatku kenyang. Tetapi jika saya ingin memanjakan diri, saya akan menundanya untuk hari lain. ”

Jika dipikir-pikir, biaya tersebut sangat sedikit. Bahkan untuk sekali makan saja bisa melebihi anggaran sebesar 5 Ringgit. Tapi tidak bagi gadis 20 tahun ini. Karena dengan uang segitu, semuanya cukup.

Bahkan dengan uang yang sangat sedikit, dirinya tidak melupakan sekalipun jam makan paginya. Karena menurutnya, sarapan adalah suatu keharusan untuk meningkatkan produktivitas.

“Pagi-pagi sekali aku bangun pagi dan sarapan di kantin kampus,” tulisnya.

“Aku selalu makan nasi goreng, tidak peduli seberapa sedikit, harganya masih RM1.50 (Rp 5.200).”

“Terkadang kelas diperpanjang hingga sore hari, jadi saya tidak memiliki keinginan untuk makan saat itu. Begitulah cara saya menghemat. ”

Liyana mengatakan, jika dirinya merasa benar-benar lapar, ia akan memakan nasi dengan sambal tempe dan kentang, seharga 3.5 Ringgit.

Menurut mahasiswi perempuan USIM ini,keinginannya untuk menabung dimulai ketika melihat secara langsung kesulitan ibunya saat membesarkan lima saudara kandung setelah kematian ayahnya.

“Ketika ayah saya hidup, saya akan memintanya untuk mencuci pakaian saya setiap kali saya kembali dari sekolah berasrama. Saya begitu dimanjakan, dulu."

"Saya tidak peduli tentang uang dan dihabiskan sebagaimana saya senang. "

Setelah kematian ayahnya ketika dia berubah menjadi seorang yang berbeda. Lebih dewasa dan bertanggung jawab. Ia belajar  untuk bisa hidup mandiri, hemat dan mengontrol pengeluaran selama musim libur sekolah.

Dengan gaji ibunya sebesar RM1.300, Liyana mengatakan bahwa tidak banyak yang tersisa, sehingga ia berhenti meminta uang saku dari ibunya. Ia juga berusaha membantu dengan menjadi pekerja di sebuah percetakan asrama.

Liyana menekankan bahwa ceritanya sama sekali bukan untuk mengumpulkan simpati, tetapi lebih kepada caranya mengatur pengeluaran hariannya sebagai seorang mahasiswa. 

(cr12/tribun-medan.com)

Artikel ini sudah terbit di worldofbuzz dengan judul  Undergraduate Survives on Only RM5 a Day Since Father Passed Away

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved