Prabowo Pidato Soal Korupsi di Indonesia, Hasto Sindir Prabowo Tidak Berani Coret Caleg Eks Koruptor

Di luar negeri Beliau bicara seperti itu. Tapi me-manage Gerindra, Pak Prabowo tidak berani mencoret mereka yang punya masalah hukum

Kompas.com
Hasto dan Prabowo 

Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Ahmad Basarah menyebut maraknya korupsi di Indonesia dimulai sejak era Presiden Soeharto.

(kiri-kanan) Bakal capres PDI Perjuangan Joko Widodo bersama Wasekjen PDI Perjuangan Ahmad Basarah menemui Ketua Majelis Syariah PPP Maimun Zubair di Pondok Pesantren Al Anwar, Rembang, Jawa Tengah, Minggu (4/5/2014).
(kiri-kanan) Bakal capres PDI Perjuangan Joko Widodo bersama Wasekjen PDI Perjuangan Ahmad Basarah menemui Ketua Majelis Syariah PPP Maimun Zubair di Pondok Pesantren Al Anwar, Rembang, Jawa Tengah, Minggu (4/5/2014). (Kompas.com)

Karena itu ia menyebut Soeharto sebagai guru dari korupsi di Indonesia.

Hal itu disampaikan Basarah menanggapi pernyataan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto yang menyatakan korupsi di Indonesia seperti kanker stadium empat.

"Jadi, guru dari korupsi indonesia sesuai TAP MPR Nomor 11 tahun 1998 itu mantan Presiden Soeharto dan itu adalah mantan mertuanya Pak Prabowo," kata Basarah usai menghadiri diskusi di Megawati Institute, Menteng, Jakarta, Rabu (28/11/2018).

Karena itu, kata Basarah, dengan menyinggung permasalahan korupsi, Prabowo seperti memercik air di dulang terpercik muka sendiri.

Sebab menurut Basarah, Prabowo menjadi bagian dari kekuasaan Orde Baru.

Basarah menambahkan saat ini pemberantasan korupsi menjadi pekerjaan rumah bersama bagi bangsa Indonesia.

"Karena itu negara kita telah menjadikan korupsi sebagai extra ordinary crime maka mari kita tangani penberantasan korupsi ini dengan cara-cara luar biasa," ujarnya.

"Bukan hanya dengan menyalahkan satu pihak dan lain pihak, ini PR kita bersama," lanjut politisi PDI-P itu. 

Terbaru elite Gerindra menanggapi pernyataan Hasto.

Melansir kompas.com, Ketua DPP Partai Gerindra Sodik Mudjahid menilai, tidak masalah dengan keputusan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto meloloskan eks koruptor sebagai calon legislatif. Pasalnya, orang tersebut sudah menjalankan hukuman dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatan itu lagi.

"Orang yang sudah dihukum, sudah mendapat sanksi, sudah kapok, sudah bertaubat, sudah berjanji tidak akan mengulangi dan janji jadi orang baik. Lalu siap diawasi dan dibina, siap diberi sanksi yang paling berat dari masyarakat dalam hal ini dari partai, maka perlu mendapat haknya lagi untuk jadi caleg," ujar Sodik ketika dihubungi, Jumat (30/11/2018).

Sodik mengatakan, pidato Prabowo tersebut tidak bisa dikaitkan dengan daftar caleg Gerindra.

Menurut dia, Prabowo sedang menegaskan perlunya pemberantasan yang efektif terhadap budaya korupsi ini. Strategi pemberantasan korupsi itu harus efektif dan memberikan efek jera.

"Yang dimaksud Prabowo adalah peningkatan keseriusan dan kesungguhan dalam pemberantasan, pencegahan, pengawasan, penindakan dan penghukuman yang efektif dan berat yang membuat kapok," kata Sodik.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved