Marah Lihat Murid Yang Buat Keributan, Guru Tutup Mulut Murid Pakai Selotip

Orang tua mengeluh tentang tindakan guru pada pihak manajemen sekolah, namun mereka hanya bisa menangguhkan cerita itu.

Shutterstock
Ilustrasi pembungkaman mulut. (Shutterstock) 

TRIBUN-MEDAN.com - Seorang guru telah diskors setelah dia tertangkap di CCTV menutup mulut dua siswa dengan selotip, agar membuat mereka diam.

Mereka adalah anak laki-laki dan perempuan, masing masing berusia empat tahun.

Keduanya berada di tahun pertama mereka di sekolah di Gurgaon, di India utara.

Dalam video tersebut, dapat dilihat guru mendatangi anak-anak dan mengajak mereka bicara, sebelum akhirnya memasangkan selotip di mulutnya.

Dia kemudian berjalan mengitari meja dan melakukan hal yang sama kepada seorang gadis kecil, yang segera mencoba merobek pita itu.

Cuplikan video ini kemudian diunggah ke media sosal, yang menimbulkan kecaman.

Orang tua mengeluh tentang tindakan guru pada pihak manajemen sekolah, namun mereka hanya bisa  menangguhkan cerita itu.

"Atas keluhan orang tua siswa, kami telah mengambil tindakan tegas dan menskors sang guru," ucap Kepala Sekolah Gururaj kepada kantor berita PTI.

Sementara itu, guru mengklaim bahwa tindakan itu dilakukannya, karena dua siswa mengganggu siswa lain di kelas.

Dia menuduh bahwa anak usia empat tahun menggunakan "bahasa kotor" kadang-kadang.

Tindak pemaksaan pada anak-anak tidak hanya terjadi sekali saja. Baru-baru ini ada tiga pegawai pusat penitipan anak di China yang dituntut karena memaksa anak-anak untuk memakan bubuk wasabi.

Insiden ini terjadi pada November 2017 lalu. Di mana, sebuah video tindak kekerasan terhadap balita beredar di media sosial. Dan itu tentu memicu kecaman publik.

Pusat penitipan anak, yang dibentuk oleh biro perjalanan online Ctrip itu terletak di kantor pusat agen Ctrip di Shanghai, dan dioperasikan oleh penyedia pihak ketiga.

Dan sejak kejadian ini, dikabarkan pusat penitipan anak itu tak lagi dibuka.

Karyawan diduga membeli wasabi dan memaksa anak-anak untuk mengonsumsi pasta hijau pedas itu.

Mereka bahkan mengoleskan bahan berasa bedas itu di kulit tangan mereka, atau memaksa mereka menghirup bumbu pedas itu.

Pengadilan menuduh para karyawan itu menggunakan wasabi sebagai bentuk ntimidasi terhadap anak-anak, yang diyakini berusia di bawah tiga tahun.

Tak hanya itu saja, mereka bahkan dituduh melakukan tindak kekerasan lain. Termasuk mendorong, mendorong, memukul atau menyemprot mereka dengan cairan yang tidak tidak diketahui.

Dalam sebuah satu video yang beredar, seorang anggota staf wanita bahkan terlihat memeluk tas sekolah dari seorang gadis sebelum mendorongnya.

Balita terlihat tersandung ke belakang, dan membuat kepalanya terbentur pada kursi yang berada di dekatnya.

Dalam cuplikan video kedua, seorang anak laki-laki terlihat menangis setelah diberi pasta dari sebuah kaleng, yang kemudian diketahui oleh orang tua adalah wasabi.

Enam dari karyawan ditangkap oleh polisi pada bulan November setelah orang tua melihat rekaman pengawasan.

Dua dari mereka menyerahkan diri sesudahnya.

Para karyawan itu kemudian mengadakan konferensi pers. Salah seorang orang tua yang marah menyerang salah satu pekerja perempuan,  berusaha membalas dendam atas apa yang dilakukan para staf pada anak mereka.

Ctrip sendiri merupakan salah satu situs penjualan tiket terbesar di Cina. Mereka menyediakan jasa pemesanan tiket pesawat, kereta api dan ragam perjalanan lainnya.

(cr12/tribun-medan.com)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved