Ipda Syamsul Bahri, Duluan Lulus Tes Masuk Polisi, Baru Lulus SMA
Wajahnya jauh dari kesan sangar. Nada bicaranya pun rendah dan tidak meledak-ledak.
Karirnya kemudian berlanjut menjadi Kanit Reskrim Polsek Pantai Cermin selama sembilan bulan, kemudian Kanit Reskrim Polsek Kutarih selama sebulan, selanjutnya Panit I Sabhara Polrestabes Medan selama tiga bulan, dan terakhir menjadi Panit I Reskrim Polsek Medan Area.
Syamsul mengaku, pengalaman saat berdinas di Nias lah yang paling berkesan. Banyak pengalaman berkesan didapat bersama para kawan se-leting, karena masih baru menjadi polisi.
"Di sana panorama alamnya indah. Kuakui itu. Namun sayang, terpencil. Tak banyak hiburan. Tiap sore dulu aku dan teman-teman nongkrong di pelabuhan, menonton kapal Feri yang mau berangkat," ungkapnya sambil tertawa.
Selain itu, saat di Nias, ia turut menjadi saksi peristiwa gempa dahsyat berkekuatan 8,7 SR pada tahun 2005. Saat itu, ia berada di asrama polres dan sedang tidur.
"Yang paling mengerikan, ya saat gempa itulah. 8,7 SR, gempa terkuat ke tujuh di dunia. Tak bisa berdiri kita. Guncangannya luar biasa. Semua luluh lantak, kayak habis kena bom atom," tandasnya.
(cr16/tribun-medan.com)