Perlu Usaha Ekstra Bikin Tempat Nongkrong yang Pas di Hati Menarik Pasar Anak Muda

Membuka usaha warung kopi di tengah masyarakat yang belum mengenal budaya ngopi, membutuhkan usaha yang ekstra

Tribun Medan / Nanda Rizka Nasution
Pengunjung berfoto di bawah tulisan Beno Coffee. Berada di Jalan RA Kartini No 87, Kisaran Barat, dengan konsep sederhana, Beno Coffee selalu mendapatkan tempat bagi para pencinta kopi dan selalu ramai dikunjungi. 

Laporan Wartawan Tribun Medan / Nanda Rizka S Nasution

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Membuka usaha warung kopi di tengah masyarakat yang belum mengenal budaya ngopi, membutuhkan usaha yang ekstra. 

Seperti halnya di Kota Kisaran, saat Tribun berkunjung belum lama ini. Di sini, pemilik harus berfikir bagaimana bisa mendirikan tempat yang pas di hati untuk menggaet pasar. Yaitu, para anak muda agar mau nongkrong di coffee shop.

Hal tersebut diungkapkan oleh Owner Beno Coffee Azkia Ahda. Beranjak dari kegemarannya minum kopi, ia membuka kedai miliknya sendiri pada kondisi belum adanya coffee shop di ibukota Asahan tersebut.

"Saya orang Banda Aceh yang kental dengan budaya ngopi. Namun, saya tidak menemukan ada tempat yang enak untuk ngopi di sini. Saya mencoba di sana sini tetapi enggak ada yang kena," tuturnya yang pindah ke Kota Kisaran sejak tahun 1998.

Beranjak dari bekas garasi rumahnya di sebuah kompleks, ia mulai membuka kedainya sendiri pada 2015, membangun tempat ngopi yang cocok dan pas bersama teman dan keluarga.

"Awal buka, selama satu minggu masih free. Enggak enak saya karena teman, kan, yang datang. Saya juga karena belum ada jiwa pedagang. Respon kawan-kawan alhamdulillah cukup bagus," terangnya.

Setelah tiga tahun, pada Juli 2018, laki-laki yang akrab disapa Kia ini kemudian membuka kafenya ke tempat yang lebih besar lagi. Tepatnya di Jalan RA Kartini No 87, Kisaran Barat. Dengan konsep sederhana, Beno Coffee selalu mendapatkan tempat bagi para pencinta kopi dan selalu ramai dikunjungi.

"Kami beranjak dari kebutuhan konsumen. Setelah seharian bekerja, mereka butuh tempat yang nyaman. Semakin sulit ekonomi, bekerja semakin sulit. Ketika bisa meluangkan waktu ngopi, mereka pasti mencari yang pas di hati," terang Kia.

Nama Beno sendiri berasal dari nama panggilan adik sepupunya. Entah kenapa, bagi Kia, saat menyebut nama Beno, memori masa terulang saat ia dan temannya dulu sering berkumpul. Kia sendiri berharap dengan penamaan Beno, ia bisa terus mengingat masa lalu saat bertemu dengan para sejawat.

Kekhasan kafe berkapasitas 100 onrang ini terletak dari kopi yang didatangkan langsung dari petani di Takengon, Gayo.
Menyediakan wifi, buku, ruangan indoor dan outdoor, Beno, sesekali juga mendatangkan kopi dari Sidikalang, Mandailing, dan Toraja.

"Tantangannya ke depan ingin buka lebih pagi dari pukul 6 pagi. Di sini bukan daerah yang suka ngopi di pagi hari. Kita ingin mengajak kalau ngopi pagi itu enak. Ngopi dulu segelas sebelum ngantor," terangnya.

Bagi masyarakat Kota Kisaran yang ingin menikmati sanger expresso dan caramel frappucino silakan datang ke Beno Coffee mulai dari pukul 09.00 WIB hingga 24.00 WIB.

Kopi itu Sehat

Owner Beno Coffee Azkia Ahda ingin meluaskan segmen pasar. Karena menurutnya Kota Kisaran belum mengenal budaya ngopi. Kopi itu sehat menurutnya. Ia ingin membuat tempat ngopi keluaga serta menyediakan menu yang lebih variatif agar anak muda lebih akrab ngopi.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved