Janda Muda Irma Tewas Dibunuh Pria yang Cintanya Ditolak, Dibantai Bersama Bayi 1 Tahun
Janda Muda Irma Tewas Dibunuh Pria yang Cintanya Ditolak, Dibantai Bersama Bayi 1 Tahun
“Saat itu ibu FN hanya bisa diam, sementara beberapa orang anaknya langsung lari dari rumah tersebut,” katanya.
Terungkap juga ternyata NN mem bunuh FN, bayi berusia 1 tahun karena sakit hati pada orang tua korban yang merupakan kakak kandung dari tersangka.
Dede Syamsi Rifai, mengatakan tersangka kecewa dengan orang tua korban FN lantaran NN menilai kakak kandungnya itu berkeinginan agar tersangka pisah dengan istrinya.
“Motif tersangka melakukan pembunuhan terhadap FN, dikarenakan keluarga tersangka termasuk saudara AN menginginkan agar tersangka berpisah dengan istri tersangka,”ujarnya kepada Kompas.com, Senin (4/2/2019).
Dia menerangkan, dari keterangan yang didapat, NN sakit hati karena istrinya dituduh memiliki ilmu hitam dan pernah menyantet tersangka hingga sakit.
“Jadi tersangka dulu pernah sakit, dan kakak tersangka AN mengatakan kalau tersangka sakit karena perbuatan istri tersangka,”sebutnya.
Karena masalah tersebut, istri tersangka kemudian lari dari tersangka dan pergi ke rumah orang tuanya di Leksula.
Dari situlah, tersangka NN mulai menaruh dendam hingga akhirnya membunuh FN yang merupakan keponakannya sendiri.
Diberitakan sebelumnya, tiga warga Desa Wailikut, Kecamatan Waisama, Kabupaten Buru Selatan yaitu Irma Saleky (18), Fauzan Ponotoreng (7) dan FN, seorang bayi berusia satu tahun, tewas dibunuh pada Sabtu malam.
Ketiga korban ditemukan tewas dibunuh dengan kondisi penuh luka di bagian kepala dan sekujur tubuh di rumah yang berbeda, Sabtu malam.
Seorang petugas dari Polres Pulau Buru menyebutkan, salah seorang saksi yang juga tetangga para korban sempat melihat seorang lelaki tidak dikenal menyerang korban Fauzan dengan sebilah parang saat duduk di teras rumahnya sekitar pukul 18.30 WIT.
“Ada warga yang melihat kejadian itu, korban diserang sebanyak dua kali, tapi saksi tidak mengenali wajah pria itu. Saat itu saksi langsung berteriak tutup pintu dan dia langsung masuk ke rumahnya sambil menutup pintu rapat-rapat,” kata polisi tersebut kepada Kompas.com, Minggu (3/2/2019).
Menurut dia, saat itu salah seorang saksi lain kemudian keluar dan melihat tubuh korban sudah bersimbah darah lalu memberitahukan kejadian itu kepada keluarganya.
“Setelah mengetahui kejadian itu, saksi atas nama Yusuf langsung bergegas untuk melaporkan kejadian itu ke Sekretaris Desa. Namun dalam perjalanan dia bertemu salah satu keluarga korban dan dia memberitahukan kejadian itu kepadanya,” tambahnya.
Beberapa saat kemudian, warga yang telah mengetahui kejadian itu kemudian berkumpul di depan rumah seorang warga almarhum Alim Nurlatu dan melempari rumah tersebut.