Kisah Petinju Lawan Muhammad Ali di Jakarta, Kini Hidup Menggelandang Bersama Anjing
Rudi Lubbers pernah mewakili negaranya pada Olimpiade 1964 dan 1968. Ia kemudian terjun ke arena profesional pada 1970.
Marco berencana membuat tempat penampungan buat anjing-anjing liar yang selama ini dirawat ayahnya.
Rudi Lubbers dilahirkan di Heerhugowaard, Bel;anda pada 17 Agustus 1945. Ia pernah menghadapi nama-nama besar saat itu seperti Ali, Joe Bugner (Inggris), jean Pierre Coopman (Belgia) serta ALferdo Evangelista (Spanyol),
Pensiun dari dunia tinju, Lubbers sempat bekerja bersama Ria sebelum pensiun.
Namun keduanya kemudian jatuh miskin setelah Ria dinyatakan bangkrut pada 1999 dan mereka kemudian menggelandang hidup berpindah ke Lebanon, Maroko, Mesir, Uni Emirat Arab dan Portugal sebelum tiba di Bulgaria.
Lubbers pernah ditahan polisi Portugal karena perdagangan narkotika.
Menurut Lubbers, setelah pertarungan di Jakarta, ia kerap berhubungan dengan Ali.
"Dia pernah datang ke Balanda. Saat itu ia bilang kepada saya, Rudi kamu satu-satunya orang kulit putih di mana saya bisa belajar sesuatu," kenang Lubbers.
Lubbers tak pernah kalah dari petinju Belanda lainnya sepanjang karirnya. Ia mengaku masih senang menonton tinju, meski menurutnya olahraga ini sudah sangat berubah.
"Saya senang menonton tinju, namun tinju sudah sangat berubah," kata Lubbers. "Tinju sekarang lebih mirip dengan perkelahian."(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Lawan Muhammad Ali di Jakarta Kini Hidup Sebagai Gelandangan"