Viral Medsos

TERNYATA Ini yang Bikin Harga Tiket Pesawat Mahal, Reaksi Jokowi Hingga Garuda Turunkan Harga Tiket

Harga tiket pesawat yang Mahal menjadi keluhan beberapa hari terakhir.Hal itu pun mengusik Presiden Joko Widodo.

Editor: AbdiTumanggor
TRIBUN MEDAN/INDRA SIPAHUTAR
Suasana counter check in Lion Air di Bandara Kualanamu tampak sepi dampak masih mahalnya harga tiket pesawat Sabtu, (9/2/2019). 

Dynamic pricing adalah harga produk dan jasa akan bervariasi untuk satu produk dan jasa yang sejenis berdasarkan penentuan harga pada kondisi tertentu.

"Sebetulnya bukan harga naik, tapi memainkan (harga). Namanya dynamic pricing," ungkap Arista ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (12/2/2019).

Arista mengatakan, langkah ini pertama kali diterapkan oleh Garuda Indonesia sebagai maskapai dengan status price leader yang memiliki fasitas full service.

Mereka bisa menentukan sendiri kenaikan harga tiket.

"Dia (Garuda Indonesia) bisa mengutip 100 persen dari harga ketentuan yang ditentukan oleh pemerintah, berdasarkan Permenhub Nomor 14 Tahun 2016," ujarnya.

Dia menuturkan, langkah maskapai pelat merah itu juga diikuti Lion Air Grup ihwal dyanic pricing.

Sebagai maskapai kelas Low Cost Carrier (LCC), selain kenaikan harga tiket juga ada pengenaan bagasi berbayar.

Penerapan skema maskapai ini hampir secara bersamaan, sehingga terkesan sepekat dan mendadak hingga akhirnya jadi sorotan.

"Rupa-rupanya diikuti Lion Air Grup, jadi kesannya semua naik. Selain itu, Lion Air Grup tambah berani mengenakan bagasi berbayar, hampir berbarengan dengan perubahan dynamic pricing," jelasnya.

Ia menyatakan, apa yang dilakukan perusahaan penerbangan itu memang masih dalam koridor wajar dan tidak menyalahi aturan yakni termaktub dalam Permenhub Nomor 14 Tahun 2016.

Namun, langkah yang dipilih maskapai ini menimbulkan efek domino dan berkepanjangan. Hingga kini terkait harga tiket pesawat yang dinilai masih mahal dibahasan.

"Lion Air Grup selain memainkan dynamic pricing, juga memainkan bagasi berbayar. Itu yang jadi runyam, jadi seolah-olah masyarakat kena dua "rudal", rudal tarif dan rudal bagasi. Jadi rame karena beban masyarakat ada dua," bebernya.

Menurutnya, manajemen maskapai penerbangan mengambil keputusan itu karena karena alasan keuangan. Sebab, sejak dua sampai tiga tahun terakhir kinerja mereka terbilang buruk.

Salah satu cara memperbaikinya ialah menerapkan pola dynamic pricing tersebut.

"Memang rapot keuangan maskapai itu jeblok. Supaya bisnis maskapai ini tidak perang harga, jadi mempertahankan bisnis secara sustainable," tambahnya.

Besarnya market share kedua maskapai ini memberikan dampak besar ke dunia penerbangan Tanah Air, atas kebijakan yang diambil.

Hingga akhirnya polemik soal tarif atau harfa tiket masih hangat dibicarakan.

"Lion Air Group menguasai 55 persen market share di Indonesia. Garuda Indonesia market share-nya 40 persen. Jadi hampir 95 persen naik. Jadi kesannya seperti janjian naik, itu berdampak kepada masyarakat," lanjutnya.

"Pilihannya tinggal maskapai kecil-kecil, seperti AirAsia, XpressAir, TriganaAir, dan lainnya," sebut dia.

Garuda Turunkan Harga Tiket 20 Persen

Garuda Indonesia Group menurunkan harga tiket di seluruh rute penerbangan sebesar 20 persen mulai hari ini, Kamis (14/2/2019).

Garuda Indonesia Group terdiri dari Garuda Indonesia sebagai penerbangan full service dan lini low cost carrier (LCC), yakni Citilink Indonesia dan Sriwijaya Air-NAM Air.

Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara mengatakan, penurunan tarif tiket pesawat ini merupakan tindak lanjut dari inisiasi awal Indonesia National Air Carrier Association (INACA) yang sebelumnya baru berlaku di beberapa rute penerbangan.

"Hal tersebut sejalan dengan aspirasi masyarakat dan sejumlah asosiasi industri nasional serta arahan Bapak Presiden RI mengenai penurunan tarif tiket penerbangan dalam mendukung upaya peningkatan sektor perekonomian nasional, khususnya untuk menunjang pertumbuhan sektor pariwisata, UMKM, hingga industri nasional lain, mengingat layanan transportasi udara memegang peranan penting dalam menunjang pertumbuhan perekonomian," ujar Ari dalam keterangan tertulisnya, Kamis.

Ari menambahkan, keputusan ini diambil sejalan dengan sinergi positif seluruh sektor penunjang layanan penerbangan dalam memastikan tata kelola industri penerbangan yang tepat guna, baik dari aspek aksesibilitas masyarakat terhadap layanan transportasi udara maupun business sustainability maskapai penerbangan di Indonesia.

Dengan penurunan tarif tiket penerbangan ini, diharapkan akses masyarakat terhadap layanan transportasi udara dapat semakin terbuka luas sehingga Garuda Indonesia Group dapat mengakomodasi aspirasi masyarakat dalam memberikan pelayanan berkualitas yang dapat menjangkau seluruh elemen masyarakat.

"Penurunan harga tiket tersebut kami pastikan akan menjadi komitmen berkelanjutan Garuda Indonesia Group dalam memberikan layanan penerbangan yang berkualitas dengan tarif tiket penerbangan yang kompetitif," kata Ari. 

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta Garuda Indonesia menetapkan harga tiket pesawat yang masuk akal.

Hal tersebut diungkapkan Budi menyusul banyak keluhan dari masyarakat yang mengeluhkan mahalnya harga tiket pesawat.

"Kita minta semacam policy-lah dari Garuda untuk menaikkan (tarif) dalam jumlah yang reasonable," ujar Budi di kantornya, Jakarta, Rabu (13/2/2019).

Budi meminta kenaikan harga tiket pesawat harus mempertimbangkan daya beli masyarakat sehingga kenaikan tarif tak akan membebani masyarakat.

"(Harus) sesuai dengan affordability masyarakat," kata Budi.

Sebelumnya diberitakan, masyarakat Aceh lebih memilih berangkat ke Jakarta via Kuala Lumpur karena harga tiket langsung Aceh-Jakarta terbilang mahal.

Kompas.com mencoba membandingkan harga tiket, seperti pada Minggu (13/1/2019),  penerbangan dari Banda Aceh menggunakan maskapai AirAsia pukul 11.10 via Kuala Lumpur dan tiba di Bandara Soekarno-Hatta pukul 19.30 hanya Rp 716.800.

Bandingkan penerbangan dengan jam yang sama menggunakan maskapai Lion Air dari Banda Aceh pukul 06.00 via Bandara Kualanamu, Medan, dan seterusnya menggunakan maskapai Batik Air dan tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, pukul 12.20 dengan harga Rp 3.012.800. (Akhdi Martin Pratama)

Baca: Garuda Indonesia Mulai Hari Ini Menurunkan Harga Tiket 20 Persen di Seluruh Rute Penerbangan

Baca: Hore! Garuda Indonesia Akhirnya Turunkan Harga Tiket Penerbangan hingga 20 Persen

Baca: Harga Tiket Pesawat Garuda Indonesia Group Turun 20 Persen

Artikel ini dikompilasi dari Kompas.com dengan judul "Panggil Menteri-menteri, Jokowi Minta Harga Avtur Dievaluasi", dan "Gaduh Tiket Pesawat Mahal, Ternyata Maskapai Terapkan "Dynamic Pricing""

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved